Yamato duduk di kursi yang terletak di depan pintu kamar Tenn. Matanya masih tertuju pada smartphone miliknya. Tak lama kemudian, Iori keluar dari kamar Tenn lalu duduk di kursi sebelah Yamato.
Menyadari hal itu, Yamato mematikan layar smartphonenya dan memulai topik pembicaraan, “Bagaimana?”
Iori menatap Yamato bingung, “Bagaimana... Gimana...?”
“Ku dengar kau memiliki kemampuan membaca kepribadian seseorang jadi... Bagaimana menurutmu Kujo Tenn itu?”
“Kenapa kau menanyakan hal itu padaku?”
“Aku hanya ingin mengetahuinya dari seorang calon psikolog.”
Iori menghela nafas, “Maa... Bagaimana, ya... Dia... menderita...”
“Menurutku juga begitu. Bocah berumur 18 tahun memasuki dunia entertainment dengan konflik keluarga... Pasti ia sangat menderita...”
“Nikaido-san kau orangnya perhatian, ya.”
“Kenapa kau bilang begitu, Ichi?”
“I...chi...?”
“Panggilan untukmu. Kenapa? Perlu kah aku menambahkan akhiran '-chan'?”
“E-Enggak perlu...”
“Kau kenapa kaku sekali denganku?”
“Maa, kita saja tidak pernah bertemu tapi tahu-tahu kau sudah sok akrab denganku.”
Yamato tertawa, “Ah, gomen, gomen... Kebiasaan... Lagipula, aku sering mendengar tentangmu dari Riku dan Mitsu.”
“N-Nii-san?”
“Kenapa kau begitu heran?”
“Setahuku, Nii-san tidak pernah memberitahu namaku pada teman-temannya di organisasi itu... Kalau Nanase-san aku tidak heran...”
“Sebenarnya Mitsu sering curhat padaku dan Nagi tentangmu tanpa menyebut namamu, dia hanya memakai istilah ‘adikku’, ‘adik cantikku’, ‘adik imutku’ atau semacam itulah. Aku baru tahu namamu setelah Mitsu bertemu denganmu kembali,” Yamato menatap Iori lamat-lamat, “Kenapa wajahmu memerah?”
“A-Ah, tidak... Itu karena udaranya panas...”
“Tapi, ini kan ruangan ber-AC...”
“E-Etto...”
Di saat yang tidak terduga, seorang dokter menghampiri mereka. Melihat hal itu, Iori dan Yamato pun segera berdiri. “Apakah kalian adalah keluarga Kujo Tenn?”
Bukan Iori atau pun Yamato yang menjawab, melainkan seseorang yang tiba-tiba muncul di belakang mereka, “Saya.”
Iori dan Yamato menengok ke sumber suara, mereka membelalakan mata mereka. “R-Riku?!” “Nanase-san?!”
Tanpa memedulikan reaksi Iori dan Yamato, Riku menghampiri sang dokter. Setelah melihat beberapa lembar kertas dengan papan jalan di bawahnya dan pulpen yang dipegang dokter, ia bertanya, “Saya adik kembar dari Kujo Tenn. Saya perlu menandatangani ini, kan?”
Dokter sempat terkejut mendengar apa yang dikatakan Riku tapi kemudian ia menunjukkan senyuman ramahnya lagi, “Hai. Kami membutuhkan persetujuan dari keluarga agar kami dapat melakukan operasi pada tubuh Kujo Tenn-kun. Tapi, sebelum itu, Saya akan memberitahu sebuah peringatan pada Anda bahwa Kujo Tenn-kun tidak akan segera sadar setelah operasi selesai. Mungkin... Butuh sebulanan lebih hingga ia sadar...”
“Tidak masalah. Ah, saat operasi berlangsung, bolehkah Saya menemaninya?”
“Anda hanya dapat menunggu di luar ruangan operasi. Ah, perlukah Saya memberitahu apa saja yang akan dioperasi?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Song of Desperation [IDOLiSH7 Fanfic] || ✔️
FanfictionThis book has it 2nd Season titled: 暗いの光/DARKLIGHT "Tenn-nii, kau ingin aku mati, kan?" Remaja laki-laki berambut merah itu perlahan kehilangan jati dirinya. Entahlah, apakah ada sebuah nyanyian yang dapat menyelamatkan orang yang telah tenggelam te...