Hamil di saat dirinya masih menginjak bangku sekolah. Di campakkan oleh kedua orang tuanya sendiri. Siapa yang mau menemani seorang perempuan tak suci lagi sepertinya?
'Ini semua sudah menjadi takdir ku. Salah ku tak mendengarkan kata mereka hingga...
Huaaaa😯 Ini cerita aku yang ketiga. Hem, awalnya sih aku masih ragu buat ngepublish cerita ini sebelum Bad Girl VS Guru Killer selesai.
Tiba-tiba kepikiran buat ngepublish nya supaya kalian bisa baca dan menunggu sampai cerita Bad Girl VS Guru Killer diup lagi:)
Jangan lupa dilike, coment and follow ya semuanya:)
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🤍🖤🤍🖤
Sinar mentari samar-samar menyelinap melalui lubang ventilasi kamar seorang gadis. Sedangkan penghuninya masih saja setia memeluk guling kesayangannya.
“Agatha…Bangun, kamu tidak sekolah.” Bahkan teriakan dari bundanya tidak mempan membangunkan gadis itu.
Agatha hanya meringkuk di tempat tidurnya dan menyelimuti seluruh tubuhnya.
Pintu kamar gadis itu terbuka dengan lebar dan memperlihatkan seorang perempuan berumur namun masih tetap awet muda bersama sebuah korek api ditangannya.
“Kamu bangun atau bunda bakar semua novel kamu ini,” ancam Bunda Evi. Tubuh Agatha langsung tegap, ia berlari menuju lemari yang berisi seluruh novel dan memeluknya.
“Makanya, Bunda udah sering bilang sama kamu kalau malam-malam itu jangan bergadang cuman baca novel. Bunda nggak ngelarang kamu buat punya hobi baca tapi kamu harus bijak dalam melaksanakannya,” oceh Bunda Evi sedangkan Agatha hanya cengengesan melihat bunda cerewetnya itu.
“Bunda… Agatha hari ini nggak usah sekolah ya, soalnya kan ini hari pertama pasti nanti cuman dijemur di lapangan atau nggak ngelihat adik kelas yang lagi MOS,” pinta Agatha sambil tersenyum.
Bunda Evi melihatnya dengan tajam, ia menyalakan korek api. “Kamu boleh gak sekolah tapi bunda akan bakar semua novel kamu,” sinis Bunda Evi.
“Ampun deh, Bun. Agatha lebih baik sekolah aja deh,” ucap Agatha dan segera berlari memasuki kamar mandi.
Agatha sudah siap dengan persiapannya. Ini hari pertamanya memasuki kelas XII di sekolahnya. Ia menguncir dua rambutnya dengan sedikit poni yang tergerai membuat kesan imut pada wajah chubby-nya itu.
“Selamat pagi semuanya,” sapa Agatha lalu mencium pipi Ayah, Bunda dan kedua abangnya itu.
Singkat penjelasan, Agatha adalah anak bungsu dari Albar Saditha dengan Evisyah Marwah. Ia memiliki dua abang yang sangat menjengkelkan baginya, yaitu Frans Saditha yang sudah bekerja dan membantu Ayahnya di perusahaan dan ada Alexandro Saditha yang kebetulan satu tahun lebih tua di atasnya.
