4. Vidio Mesum

24.9K 847 7
                                    

Setelah kejadian malam panas itu gue fikir Rama bakalan nerima gue, seperti yang orang-orang bilang bahwa akan sulit melupakan malam pertama yang indah, dia akan terus memikirkan gue setiap waktu. Tapi apa yang terjadi sama gue? Bahkan dia tetap menjadi pria es yang meyebalkan, saat berpapasan saja dia tidak menoleh sama sekali. Dia sudah menganggapku mahkluk halus yang keberadaannya tidak dihiraukan. Dengan tingkahnya seperti itu gue ragu dia mikirin gue walau sedetik saja.

Beberapa bulan lamanya gue stres mendapat penolakan terus dari Rama, apa gue harus nyerah? Apa gue harus siap melepaskan harta, tahta, maupun kedudukan seperti yang dibilang Monic meskipun agak lebay sih. Hingga puncaknya gue mendapatkan kartu As. Gue hamil, janin yang gue kandung ini adalah benih Rama. Dengan anak ini gue yakin Rama nggak akan nolak gue. Dia pria baik, gue yakin dia akan bertanggung jawab.

Gue ngajak Rama bertemu di sebuah cafe meskipun awalnya dia nolak, gue berhasil maksa dia meskipun sedikit ada ancaman.

"Gue hamil." Gue memperlihatkan tespack bergaris 2. Dia terlihat terkejut dengan pernyataan gue, tapi detik kemudian dia kembali bersikap tenang.

"Anak siapa?"

"Anak kingkong, jelas-jelas lo bapaknya. Pekek nanya lagi!" Gue berani bertaruh jika ini anak beneran anak kingkong, gue akan nyuruh nih anak makan lo hidup-hidup jika sudah lahir.

"Maksutnya?" Oh, tuhan. Gue fikir gue udah menggunakan bhs.indonesia dengan baik dan benar ketika berbicara, tapi kenapa manusia ini tidak mengerti juga hingga dia terus menanyakannya berulang kali. Apa gue harus menggunakan bhs.isyarat agar dia mengerti atau jika perlu gue akan menggunakan bhs.monyet. Mungkin itu akan berguna, kalau tidak gue pasti akan terlihat bodoh di depan semua orang.

"Gue hamil anak lo Rama. Masak lo lupa dengan kejadian malam itu? Kitakan sudah me-la-ku-kan-nya." Gue sengaja lebih menekankan kalimat terakhir.

"Gue nggak percaya, bisa aja itu anak dari hubungan lo sama laki-laki lain. Lo kan udah main sama banyak lelaki bukan hanya sama gue aja. Ralat, lebih tepatnya lo yang udah permainkan gue dengan jebakan lo." Memang sulit meyakinkan pria keras kepala seperti dia.

"Lo yang makan nangka, gue yang dapet getahnya. Lo jangan mau enaknya aja dong, nggak mau tanggung jawab."

"Denger ya, gue tahu cewek macam apa lo. Lo itu cewek nggak bener dan penipu, cuma orang bodoh yang percaya sama omongan lo."

"Sial..." Bahkan menggunakan kartu As ini nggak berhasil, mungkin aku akan menggunakan kartu joker nantinya. Entah dengan cara apa yang pasti cara terakhir ini nantinya yang merubah segalannya termasuk lo Ram, akan menuruti semua perintah gue. Hmm.

🍁🍁🍁🍁🍁🍁

"Gue gagal minta pertanggung jawaban Rama."

"APAA!!" Doni berteriak keras sampai gendang telinga gue rasannya mau pecah mendengarnya. Untung saja kita berada ditaman belakang sekolah yang sepi kalau tidak mulut Doni pasti akan kena tabokan sepatu oleh anak-anak lain. "Anak manja itu harus gue kasih pelajaran Ris."

"Udah gak usah." ucap gue sambil menyesap rokok gratis hasil gue malak Doni.

"Ris, ehmm emang lo beneran hamil? Gue kok ragu ya, jangan-jangan lo nipu Rama biar lo bisa mepet Rama terus."

"Gue beneran bunting goblok, gue nggak bohong. Diperut gue ini ada bayinya." Gue sengaja mengelus memperlihatkan perut rata gue ke Doni.

"Kok nggak blendung sih Ris, yang gue tau orang bunting itu perutnya gedhe. Lah perut lo tepes kayak gitu."

"Pe'a ya lu. Namanya juga masih beberapa minggu belum kelihatanlah. Emang gue bunting anak setan apa bisa langsung gedhe 9 bulan." Gue kesel ngomong sama orang goblok kayak Doni.

MY BABYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang