10. Ciuman Manis

15.6K 880 30
                                    

Curahan hati author : Sedih gue yang baca nggak sebanding sama yang vote😓 padahal votement dari kalian itu menentukan kualitas cerita ini. Please Dont be silent readers, cerita ini tanpa dukungan dari kalian nggak akan ada apa-apanya. Satu vote dari kalian sangatlah berarti, tekan bintang gratis nggak bayar. Berikan author absurd ini dukungan kalian readers biar semangat terus lanjutin kisah Larisa.

Happy reading!!

______________________



Masa penjajahan Belanda telah usai, tapi gue masih aja disuruh kerja rodi di rumah mertua. Lagi asyik-asyiknya gue ngepel lantai rumah gedongan ini, nek lampir bersama grandong malah enak-enakan ngrumpi, bukannya bantuin gue. Seharusnya gue sebagai menantu yang lagi bunting gedhe gini dimanja-manja. Gue malah jadi pembantu dadakan tanpa dibayar. Apes gue!

"Mama udah nggak betah pengen segera usir perempuan sundal itu dari rumah ini."

"Sabar ma, setelah Risa lahiran Rama bakalan ceraikan dia."

Kampret emang! Mereka kasak-kusuk lagi bicarain gue dari tadi. Karena gue penasaran, gue nguping pengen tau mereka berdua lagi berdiskusi apa.

"Ingat Rama, pesta pertunangan kamu sebentar lagi, tinggal menghitung hari." Apa? Rama mau tunangan sama siapa? Kan gue istrinya.

"Nafisya nggak boleh tau kamu udah nikah sama perempuan sundal itu. Dia pasti nggak akan terima dan pertunangan kamu dengan Nafisya bisa batal." Wah parah! Baru sebentar gue nikah, gue udah mau dipoligami. Apalagi wanita kedua itu siluman ular kadut.

"Acara pertunangan Rama dengan Nafisya harus berjalan lancar bagaimanapun caranya. Rama nggak mau kehilangan Nafisya karena Rama sangat mencintainya ma."

"Mama akan usahakan apapun demi kebahagiaan kamu nak. Setelah wanita sundal itu melahirkan, kamu harus segera menceraikannya lalu menikah dengan Nafisya." Sialan! Mereka bersekutu rupanya. Nggak akan bisa nek lampir pisahin gue dengan Rama, gue akan bertindak.

"Mengenai bayi haram itu setelah lahir, Mama akan menyerahkannya ke panti asuhan yang dikelola papamu. Ingatkan cita-cita kamu dengan Nafisya ingin melanjutkan kuliah di London dan membina keluarga bahagia disana."

Deg! Rasanya hati gue seperti ditusuk beribu-ribu paku ketika Mama mengatakan anak didalam kandungan gue adalah anak haram. Semenjak hamil gedhe gue jadi lebih sensitive. Sering sakit hati merasa sedih jika Rama membicarakan wanita lain didepan gue, entah itu cemburu apa ketakutan gue kehilangan posisi di rumah besar ini. Masalah anak, gue menyayangi bayi ini tetapi mengapa mereka malah tega ingin membuangnya ke panti asuhan. Aku memang wanita yang buruk, tapi aku ingin mencoba menjadi ibu yang baik untuk anak ini.

"Iya Ma. Lagipula belum tentu anak yang dikandung Risa anak Rama." Mendengar pernyataan Rama tanpa terasa gue meneteskan air mata. Kamu memang baik dalam segala hal Ram, tapi kenapa kamu bisa sejahat ini menyangkut tentang istri dan anak lo sendiri.

Gue mengelus lembut perut gue. Tenanglah nak, ada Bunda disini yang akan menjagamu dari semua orang yang ingin menyingkirkanmu. Kita memang tidak bisa memaksa orang untuk menyukai kita, tapi mungkin kita bisa belajar berbuat baik didepan mereka. Tolong ajari Bundamu ini ya, agar bunda bisa menjadi wanita impian Papamu seperti sosok Nafisya.

Gue mengusap air mata yang tanpa permisi membasahi pipi. Kartu As ini akan menjadi penguat dalam perjalanan hidup rumah tangga gue bersama Rama.

🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Dua hari kemudian Rama memutuskan pindah ke rumah lama Oma. Gue seneng banget akhirnya gue bisa minggat dari rumah terkutuk itu bersama Rama. Tapi gue merasa aneh kenapa tiba-tiba begini? Trus nek lampir juga mendukungnya, padahal gue tau betul dia nggak akan tenang kalau Rama jauh dari pengawasannya. Rumah Oma ternyata lebih gedhe dan lebih bagus dari rumah nek lampir, dan yang pasti gue cuma tinggal berdua aja dirumah ini tanpa ada yang ngrecokin rumah tangga kami apalagi nyinyiran pedas mertua gue.

MY BABYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang