Tinggal beberapa hari dirumah Oma menurutku cukup nyaman, mengingat rumah ini kosong beberapa tahun yang lalu. Rumah ini adalah rumah masa kecilku, dengan berada disini aku bisa bernostalgia. Entah sampai kapan kenyamanan ini akan ku dapat, tapi yang pasti saat wanita iblis itu mulai bertingkah, kenyamananku seketika lenyap.
Tapi...Setidaknya berkat wanita iblis itu mampu mengurus rumah besar ini tanpa perlu aku menyewa pembantu. Dia membangunkan aku setiap pagi, menyetrika dan mencuci baju, mengepel lantai, dan memasak makanan yang membuatku muntah. Pekerjaannya sebenarnya sangatlah buruk, jauh sekali dengan kriteria istri idamanku. Tapi aku menghargai usahanya yang tak seberapa itu.
Sebagai suami yang baik aku menafkahinya seratus ribu untuk seminggu, bagiku itu cukup untuknya. Tapi dia malah tidak terima dan mengataiku pelit. Aku memang sengaja biar dia tidak boros, mengingat di rumah Mama dia seenak jidatnya nguras uang Oma dengan belanja ini itu yang tidak penting, mentang-mentang Oma sayang kepadanya. Tak akan aku biarkan dia menguras habis kekayaan keluargaku, mengingat bokap brandalannya itu juga meminta jatah 20juta setiap bulan membuat Mamaku geram.
Wanita itu tak akan membuat hidupku tenang, bahkan disaat aku libur sekolah aku harus memakai seragam sekolah pura-pura berangkat seperti biasanya untuk mengelabuhi Risa. Padahal nyatanya aku ada janji dengan Fisya jalan-jalan untuk memberinya kejutan. Kalau dia tau aku pergi dia pasti akan menanyaiku macam-macam, karena itu aku lebih memilih berbohong.
Sialnya kebohonganku ketahuan olehnya. Gue tau ketika aku berada di restoran bersama Fisya dia memata-mataiku bersama cecunguk Doni. Dia fikir dengan menyembunyikan wajahnya di balik kertas menu itu tidak akan ketahuan. Lucu sekali dia.
Jadi selama dimall dia menguntitku, lalu bagaimana kalau dia tau aku membelikan Fisya tas branded? Mungkin dia akan memakiku dengan mulut pedasnya. Entahlah, biarkan saja toh itu pake uangku bukan uangnya. Aku sengaja ingin membuat Risa kesal dengan bermesraan bersama Fisya. Aku menggenggam tangannya dan memeluknya mesra. Sungguh aku ingin sekali melihat raut kesal Risa yang biasa menggerutu. Berharap dia akan cemburu.
🍁🍁🍁🍁🍁🍁
Hari dimana Nafisya ulangtahun di berengi dengan pesta pertunanganku diadakan di rumah. Harusnya aku merasa bahagia, tapi entah mengapa ada rasa mengganjal dihatiku, apa karena Risa? Kenapa gue jadi simpati gini sama dia. Nggak boleh, pertunangan ini sangatlah penting dihidupku. Harusnya gue benci sama dia, karena Risa Omaku masuk rumah sakit. Oma tau rencana pertunganku, dan Oma marah besar mendengarnya.
Oma menyuruhku untuk membatalkan pertunangan ini karena statusku yang telah menjadi suami Risa. Aku rasa otak Oma telah dicuci oleh Risa, sampai Oma membelanya habis-habisan. Bahkan dia tidak lagi mempedulikan kesehatannya hingga penyakit jantungnya kambuh. Maafkan cucumu Oma, aku tidak bisa menuruti kata Oma. Aku terlalu mencintai Fisya. Apapun akan aku lakukan demi memiliki Nafisya.
Demi kelancaran pesta pertunanganku, aku harus membuat alasan agar aku bisa pergi. Aku pamit kerja kelompok, dan Risa aku menyuruhnya untuk menjaga Oma di Rumah sakit. Untungnya saja Risa percaya dengan ucapanku.
Pesta pertunanganku dan Nafisya berjalan dengan meriah dan lancar. Semua keluarga dan teman-teman kami undang. Fisya, kekasihku itu nampak bahagia terus menyunggingkan senyumnya. Tapi kebahagian itu juga diliputi dengan kehebohan ketika selesai acara. Wanita iblis itu datang tanpa diundang marah-marah, sasaran amukannya adalah Fisya.
"RISA!!!" Bentakku geram, melihat Risa menganiyaya Fisya dengan brutal. Aku baru saja kekamar untuk mengambil hpku, balik-balik sudah terjadi kehebohan ini. Dan pelakunya tidak lain adalah wanita iblis.
Aku mendekati Risa lalu mencengkram lengannya dengan kuat seolah-olah ingin meremukkannya agar tangannya tidak bisa lagi digunakan untuk menyakiti tunanganku. Dia tidak gentar sama sekali, malah membalas tatapanku dengan tatapan tajam miliknya. Perempuan angkuh ini benar-benar membuatku geram.
"Apa lo nggak punya urat malu hah?!" Bentakku.
"Apa?" dia berdecih sinis. "Yang ada itu lo yang malu-maluin, pamitnya kerja kelompok tapi nyatanya malah enak-enakan berpesta pora disini dengan wanita ular keket ini." Beraninya dia mengatai Fisya uler keket. Apa dia tidak pernah ngaca!
"Rama, kamu harus jelasin semuanya sama Om." Om Wijaya nampak bingung dan marah. Risa sialan, dia benar-benar membuatku malu didepan semua orang. Untung saja para tamu undangan sudah pada pulang, yang tersisa hanyalah anggota keluargaku dan keluarga Fisya di rumah ini.
"Memang benar saya menikahinya secara sah." Risa mampak tersenyum bangga mendengar pengakuanku. "Tapi saya akan segera menceraikannya setelah bayinya lahir, karena saya yakin itu bukan benih saya." Mulutku rasanya kelu mengucapkan kalimat itu.
Berkali-kali aku meminta maaf kepada calon anakku. Aku melakukan ini karena aku tidak ingin kehilangan wanita yang aku cintai. Cukup banyak kesalahanku kepada Fisya, aku telah menyakiti hatinya yang lembut itu. Padahal aku berjanji untuk melindunginya dan setia hanya untuknya. Tapi kenyataannya pecundang ini tidak mampu.
"Fisya percaya sama Rama pa. Fisya sangatlah mengenal Rama, dia pria yang baik. Tidak mungkin Rama menghamilinya, cuma Fisya satu-satunya yang Rama cintai. Rama pasti dijebak pa." Fisya begitu percaya kepadaku, tapi aku malah meghianatinya. Maafkan aku Fisya.
"Tutup mulut lo jalang! Sini biar gue robek-robek mulut lo biar diem."
PLAK
Aku menampar pipi Risa hingga sudut bibirnya berdarah. Cukup! Kali ini kesabaranku sudah habis. Ada rasa tidak tega sebenarnya, karena aku belum pernah memukul perempuan. Biarlah, Risa memang pantas mendapatkannya agar mulut kotornya itu dapat pelajaran. Semua orang terkejut, tapi aku tau mereka semua sebenarnya mendukungku untuk memberi pelajaran perempuan iblis ini. Mulutnya memang sudah keterlaluan.
"Dasar pelacur, mending sekarang lo pergi dari rumah gue." desisku tepat didekat telinganya, dia yang mendengarnya langsung mendorong dadaku dengan kuat hingga aku terdorong ke belakang, hampir jatuh kalau saja aku tidak menjaga keseimbangan. Wanita ini kuat juga tenaganya.
Tindakan bar-bar Risa baru berheti ketika mama tirinya Fisya datang. Anehnya dia menatap Mamanya Fisya dengan sendu, bahkan tatapannya tidak teralihkan sedikitpun. Dia meneteskan air mata, aku baru melihat dia serapuh ini. Apakah karena aku menamparnya tadi hingga membuatnya sedih seperti ini.
"Satpam, seret wanita sundal ini keluar dari rumahku!"
Bahkan ketika diseret paksa oleh beberapa satpam Risa hanya bisa pasrah. Kemana sifat angkuh dan bar-barnya itu? Megapa dalam sekejap dia menjadi wanita cengeng yang rapuh dan tatapannya sarat akan kesedihan yang mendalam. Kenapa aku juga jadi kasian kepadanya?
Risa, selamat kamu berhasil membuatku bingung dengan perasaanku sendiri.
________________
Note : Terungkap perasaan Rama selama ini. Aku harap kalian nggak jadi pembaca gelap ya, please author butuh dukungan kalian dengan vote dan komentar biar semangat :)Masih mau lanjut? Jangan lupa tekan bintangnya ya. Love you❤
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BABY
Romance🚫Dilarang plagiat cerita ini dalam bentuk apapun!! Sinopsis : Awalnya kehidupan Ramayana baik-baik saja sebelum mengenal cewek gila seperti Larisa yang terus mengincarnya untuk dijadikan pacar. Jelas Rama merasa risih, karena dia sudah mempunyai ke...