28. Rasa Bersalah

27.4K 1.3K 242
                                    

Apakah jika aku pergi akan membuatmu tenang?

Jika tuhan mengizinkan, aku ingin diberi kesempatan. Setidaknya untuk mengucapkan selamat tinggal.

________________________

Rama membuka kedua matanya, dia hanya merasakan sedikit perih pada bagian lengannya karena tergores aspal. Tadi ada seseorang yang mendorongnya keras sambil berteriak lantang memanggil namanya. Suaranya seperti--

Deg

Rama segera mengalihkan pandangannya, dia melihat ditengah jalan banyak kerumunan orang, seolah-olah disana ada sebuah tontonan menarik. Rama segera beranjak, dia menelan ludahnya dengan susah payah.

Pikirannya tidak karuan, entah apa yang terjadi disana membuatnya ikut penasaran. Segera dia berjalan membelah kerumunan berharap bahwa ini bukanlah hal buruk yang akan membutnya bersalah.

Tatapan Rama melebar karena terkejut, suaranya seketika tercekat.

"R-risa."

Dia bersimpuh didepan perempuan itu yang tergeletak tak berdaya dengan bersimbah darah.

"Mas, wanita ini yang meyelamatkan mas. Tapi naas dia malah tertabrak dan terpental beberapa meter."

"Saya sudah menelpon ambulan untuk datang kesini."

"Iya, semoga nyawanya bisa terselamatkan."

Rama hanya bisa tertegun mendengarkan penjelasan warga sekitar yang melihat kejadian tabrak lari ini.

Rama mengangkat kepala Risa agar bertumpu pada pahanya. "R-ris bangun." dengan tangan gemetar Rama membelai wajah istrinya. Air mata Rama menetes jatuh mengenai kelopak mata Risa yang tertutup.

"Kumohon bukalah matamu Ris." Rama tergugu melihat keadaan Risa penuh luka, tubuhnya bahkan tidak bergerak sama sekali. Membuat Rama takut.

Sakit.

Seluruh tubuhnya remuk redam tidak bisa digerakkan, kebas pada organ sendinya. Dalam kesakitannya dia merasakan tetesan hujan yang memercik di wajahnya sedikit menyegarkan.

Dia ingin membuka matanya, tapi sungguh sulit. Berusaha keras mengintip, menyipitkan matanya terlihat buram tapi dia masih bisa mengenali bahwa lelaki yang merengkuhnya itu adalah Rama. Risa bersyukur Rama selamat.

"Ris-Risa. Ris."

Risa tahu Rama sedang memanggil namanya, tapi dia tuli tidak bisa mendengar sama sekali.

"Sa-sakit." gumam Risa lemah.

"Sebelah mana Ris. Tunjukkan Ris." Rama gelagapan

Perlahan dengan tangan gemetar Risa menyentuh perutnya. Sakit sekali, sampai Risa meneteskan air matanya. Rama merutuki para tim medis lama sekali belum kunjung datang. Rama melihat air bening mengalir melewati paha Risa. Dia tahu betul bahwa itu adalah air ketuban, biasannya itu terjadi ketika wanita hamil akan melahirkan.

Risa dengan kuat menggenggam tangan Rama. "Arrghhh." Risa memuntahkan darah cukup banyak dari mulutnya, dia merasakan tubuhnya gemetar hebat dengan rasa mual dan pusing menderanya.

Hingga pandangan matanya menggelap. Apakah aku akan mati? Tak apa, asalkan anakku selamat.

🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Perawat dengan langkah cepat mendorong brankar melewati lorong rumah sakit. Mereka memasukkan pasien wanita kecelakan itu ke dalam ruang Instalasi Gawat Darurat.

"Maaf, anda sebaiknya menunggu di luar." Tahan salah satu orang berbaju putih ketika Rama ingin masuk berniat menemani Risa.

Rama mengusap kasar wajahnya, penampilannya sungguh mengenaskan dengan rambut acak-acakan dan baju penuh dengan bercak darah Risa. Dia duduk diruang tunggu dengan perasaan gelisah.

MY BABYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang