Pengumuman kelulusan sudah diumumkan, hasil UN sudah dipajang. Semua siswa-siswi berbondong-bondong melihat nilai mereka di kertas yang ditempelkan pada mading sekolah. Nilai terbaik diraih oleh Ramayana Mahesa dan posisi kedua oleh Nafisya Bratawijaya. Teman-temannya memberikan selamat kepada sepasang kekasih tersebut, ya semuanya tahu bahwa mereka berdua sudah bertunangan.
"Ram kamu nggak ikut konvoi sama anak-anak yang lain?" Tanya Nafisya dengan heran.
Tadi setelah dia memberikan tanda tangan di baju seragam cewek-cewek di sekolahnya untuk tanda perpisahan dia bergegas mengajak Nafisya pergi menuju cafe. Baginya mereka sangatlah mengganggu dan menyebalkan.
"Ramaaa." Segrombolan para gadis berjalan mendekati Rama dengan senyum girangnya memberikan coklat dan bunga.
"Rama tanda tangani baju seragamku dong." Mintanya dengan centil.
"Iya." Jawabnya cuek.
"Dibagian sini Ram." Gadis centil itu menunjukkan jari telunjuknya pada area dada. Rama berdecih sinis mengambil pulpen lalu segera memberikan tanda tangannya.
"Lohhh, kok dilengan baju gue sih Ram." Gadis itu berdecak kesal karena Rama tidak menuruti arahannya.
"Ck, masih mending gue mau kasih tanda tangan gue." Jawabnya ketus. Mendapat perlakuan dingin Rama gadis itu langsung pergi dengan perasaan kesal.
"Rama giliran gue dong minta tanda tangan."
"Gue juga Ram sekalian."
"Iya sabar." Ucap Rama dengan sedikit dongkol melihat antrian para gadis yang meminta tanda tangannya. Padahal Rama bukanlah artis terkenal yang sering muncul di tv, tapi memang Ramayana adalah seorang mostwanted di sekolah, jadi tak heran kalau dia menjadi incaran.
Mengingat kejadian tadi dia jadi rindu dengan istrinya, kelakuan centilnya sama persis dengan Risa. Mungkin jika Risa masih sekolah dia akan murka melihat Rama yang dikerumuni gadis-gadis kegatelan tadi. Dia pasti tidak segan untuk melabrak perempuan itu hingga membuat kegaduhan disana karena adegan jambak-jambakan. Hahahaha, Rama tanpa sadar tersenyum lebar.
"Ram, kamu kenapa kok senyam senyum sendiri?" Pertanyaan Nafisya seketika menyadarkan Rama. Dia menjadi salah tingkah.
"Eh, anu aku lagi ketawain pelayan itu kumisnya lucu." Kilahnya.
Nafisya seketika menatap pelayan yang ditunjuk Rama. Nafisya nampak bingung, apanya yang lucu sih? Perasaan kumisnya biasa aja, nggak ada unik-uniknya. Aneh...
"Eh, ngomong-ngomong kamu tadi nanya apa?" Tanyanya mengalihkan pembicaraan karena melihat ekspresi Nafisya yang mulai curiga dengan tingkah konyolnya.
Nafisya menghela nafas pendek karena harus mengulangi pertanyaannya. "Tadi Zakky ngajak kamu konvoi sama anak-anak, kok kamu nggak ikutan?" Zakky adalah ketua kelas yang ikut melopori acara konvoi.
"Nggak." jawabnya tegas. "Hanya orang bodoh yang ikutan konvoi, bikin polusi udara dan macet dijalan aja. Apalagi corat-coret baju seragam, mubadzir. Banyak orang diluar sana yang nggak mampu beli seragam sekolah, mending disumbangin. Masih ada kegiatan lain yang lebih positif untuk memperingati hari kelulusan."
Nafisya mengangguk seraya tersenyum, dia sependapat dengan Rama. Nggak ada gunanya juga ikut konvoi yang pada akhirnya berujung dengan trek-trekan dijalan, itu malah membahayakan diri sendiri dan orang lain. Sifat tegas dan bijak Ramalah yang membuat Nafisya begitu mengaguminya. Dia bersyukur bisa menjadi kekasihnya Rama. Nafisya sangat mencintai Rama begitupun sebaliknya, itu yang Nafisya tahu.
Dilain tempat yaitu di rumah, Risa sedang Vidio Call dengan Doni memberikan selamat atas kelulusan sahabatnya itu. Tidak disangka seorang Doni yang kerap kali bolos pelajaran bisa lulus juga dengan nilai yang pas-pasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY BABY
Romance🚫Dilarang plagiat cerita ini dalam bentuk apapun!! Sinopsis : Awalnya kehidupan Ramayana baik-baik saja sebelum mengenal cewek gila seperti Larisa yang terus mengincarnya untuk dijadikan pacar. Jelas Rama merasa risih, karena dia sudah mempunyai ke...