24. Perasaan Rama

14.4K 908 96
                                    

Sesuai janji, gue up buat kalian semua. Pelan-pelan aja bacanya, jangan buru-buru ;)

Happy reading♥
___________________

"Ngapain lo kesini clingukan kayak maling ayam?!" Sentak Risa ketika melihat Nafisya didepan rumahnya.

Nafisya hanya bisa menundukkan kepalanya. Risa mencelos tidak suka dengan kedatangan Fisya yang akan mengganggu kedamaian rumah ini.

"Lo cantik-cantik budeg. Jawab gue goblok!!"

"Ma-ma-mau cariin Rama." ucapnya tergagap.

Sudah Risa duga perempuan ular ini mencari suaminya. Dasar setan! Pagi-pagi gini udah mau ngajakin Rama apel.

"Lo emang perempuan kadal ya, heran gue nggak ada malu-malunya sama sekali. Udah tau Rama punya istri, apalagi sebentar lagi anaknya mau brojol, sedangkan lo masih aja tetep gencar mepetin laki gue. Dimana harga diri lo?!"

Jujur Nafisya ngilu mendengar hinaan Risa barusan. Dia tidak pernah punya niat untuk menjadi pelakor di masa hidupnya. Tapi-- Rama adalah lelaki yang amat dia cintai dan meyakini bahwa Risa adalah wanita licik yang ingin menjebak Rama. Nafisya tidak akan rela melihat Rama menderita hidup bersama Risa, wanita yang lelaki itu benci. Rama hanya mencinta Fisya, dan akan berusaha memperjuangkan hubungan mereka meskipun perempuan iblis seperti Risa terus saja ingin memisahkan.

Jadi disini aku tidak salah, aku hanya ingin mendapatkan apa yang seharusnya menjadi milikku. Membebaskan milikku dari belenggu perempuan jahat sepertimu Ris. Nafisya hanya bisa membatin tanpa berani mengeluarkan unek-uneknya.

"Udah lo pergi sana!" Usir Risa

"Aku nggak mau pergi sebelum ketemu Rama, aku udah bilang sama dia mau kesini."

"Emang gue pikirin! Bebal banget sih lo jadi cewek." Perempuan ular ini keras kepala juga ternyata. Batin Risa

"Tolong Ris sebentar aja kok, nggak lama."

Risa tidak bisa lagi menahan emosinya berjalan mendekati Fisya, lalu mencengkram rahang gadis itu dengan kuat. "Gue bener-bener eneg liat muka lo, sumpah. Denger ya, jangan pernah lo deketin Rama lagi. Gue sama sekali nggak peduli meskipun lo udah tunangan sama laki gue sekalipun. Gue nggak akan segan-segan nyakitin lo untuk mempertahankan Rama disisi gue. Ngerti lo!!"

Kini Risa beralih menjambak rambut gadis itu sampai merintih kesakitan. "Lo dengerin gue nggak sih?! Kalau ditanya itu jawab, gue doain lo gagu beneran baru tau rasa lo. Dasar wanita uler!"

"Pergi sana lo!!" Risa mendorong kasar Nafisya hingga jatuh terjungkal menghantam lantai.

"Siapa sih Ris yang datang kesini?" Teriak Rama berjalan mendekati pintu depan karena mendengar kegaduhan.

Sontak saja Risa yang mendengarnya langsung membantu Nafisya untuk berdiri dan merapikan rambut gadis itu yang acak-acakan karena ulahnya.

"Kamu kenapa Sya?" Tanya Rama melihat keadaan Nafisya yang tengah menangis.

Risa menatap gadis disampingnya. "Ih kok lo nangis sih, cengeng banget. Jadi gini Ram, Fisya tadi kepleset karena lantainya licin. Untung ada gue yang nolongin dia." Ucap Risa dengan bangga. Padahal dia sendiri yang ingin mencelakai kekasih kesayangan suaminya itu.

"Kamu nggak kenapa-napa kan sya? Ada yang luka nggak?" Ucap Rama khawatir.

Risa menyenggol lengan Fisya, dengan takut-takut gadis itu melirik Risa yang sedang menatap tajam dirinya, berusaha mengkodenya agar dia tidak berbicara macam-macam.

"Ak-aku nggak apa-apa Ram."

"Yaudah kalau begitu ayo sya silahkan masuk kerumah, gue tau kalau kedatangan lo kesini pasti mau belajar bareng Rama. Ayo kita masuk." Ucap Risa tersenyum ramah.

MY BABYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang