DUA (Bulan Flower Pratama)

368 29 4
                                    

Yuhuuuuu

I'm Back😂

Jangan lupa tinggalkan jejak!

Happy Reading Readers❤
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Bulan PoV

Karena Kak Bunga hamil jadi dibuat acara kecil yang dihadiri hanya orang-orang terdekat saja. Orang terdekat? Mendengar kata itu membuatku enggan untuk mengikuti acara itu, aku dilahirkan dalam sebuah ikatan yang buruk.

Ya, aku anak haram. Yang kutau kalau Papaku pergi ke bar dan bertemu dengan Mamaku yang sebagai PSK dan disitulah terjadi sebuah hal yang tidak di inginkan. Aku lahir dalam waktu yang tidak tepat, Mamaku meninggal setelah melahirkanku lalu Papaku membuangku hingga aku dirawat di panti asuhan setelahnya aku bertemu dengan Om Ridel dan Kak Alan.

Mereka berdua merawatku dengan baik bahkan mereka mengangkat aku sebagai anak angkat. Om Ridel kenal dengan Papaku karena mereka berdua kakak-beradik. Papaku yang mengetahui hal ini marah besar sampai-sampai tidak menganggap Om Ridel sebagai adiknya lagi. Disitu, aku merasa bersalah. Sangat. Aku merasa bahwa aku hanyalah beban bagi orang lain, namun Om Ridel dan Kak Alan tidak mempermasalahkan hal itu justru mereka merawatku seolah-olah aku adalah bagian dalam hidup mereka.

Terlahir dalam rahim yang tidak di inginkan membuat siapa saja tertekan, bukan? Begitu juga denganku. Aku benar-benar tertekan dengan segala kenyataan yang terjadi dalam hidupku sampai-sampai aku mengalami depresi berat. Membuat Kak Alan dan Kak Bunga menjadi protektif padaku.

Aku kuat.

Bulan End PoV

"Papi"

"Ada apa?"

"Aku..aku tidak ingin ikut dalam acara itu"

Ridel menghela napas kasar. Ridel tau maksud dari ponakan yang sudah menjadi anak angkatnya ini.

"Papi sudah tau alasannya jadi ijinkan aku," murung Bulan

Bulan tidak berani menatap Ridel. Bulan tau jika Ridel tidak akan setuju dengan ucapannya tapi mau bagaimana lagi, Bulan belum siap bertemu dengan Papa kandungnya.

"Mereka tidak ada sayang," ucap Ridel lembut

"Benarkah?"

Ridel mengangguk. "iya, aku menyuruh Alan untuk tidak mengundang mereka lagipula mereka sudah memutuskan ikatan keluarga dengan kita"

Mendengar ucapan Ridel membuat Bulan menangis. Ya, gadis mungil ini menangis di hadapan Ridel.

"Ma-af...kalau selama ini aku mempersulit kehidupan Papi, Kak Alan dan Kak Bunga...hiksss"

Ridel memeluk Bulan erat dibalas Bulan tak kalah erat.

"Bulan, Papi sangat menyanyangimu jadi berhentilah merasa bersalah seperti itu. Papi tidak ingin putri kecil Papi menangis," ucap Ridel

Tangisan Bulan makin lama makin kencang setelah mendengar ucapan Ridel. Bulan sangatlah menyanyangi Ridel tapi bisakah Bulan berharap kalau Papanya akan menyanyanginya seperti ini? Tidak mungkin. Itu hanya sebatas angan saja dan tidak akan pernah terjadi.

JUAN AND BULAN

"Alan sialan," umpat Juan

Juan menatap dirinya lewat pantulan cermin. Wajahnya terlihat begitu lelah akibat pekerjaannya yang makin saja bertambah, apalagi perkataan Alan yang terus terngiang dalam benaknya membuat dirinya seperti orang gila.

Juan and Bulan (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang