ENAM BELAS (pertemuan terakhir)

247 15 1
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak!

Happy Reading Readers❤
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Disaat aku sudah menyerah lalu kamu kembali lagi. Kamu pikir perasaan itu mainan?"
-Bulan Pratama-

Bulan menatap langit yang cerah lewat jendela yang terbuka. Gadis itu yang memakai baju pasien menghela napas lelah. Entah sampai kapan Bulan akan seperti ini, masuk-keluar rumah sakit membuatnya frustasi. Kali ini Bulan masuk rumah sakit bukan karena penyakit saraf tapi gejala asma.

Sebenarnya, Bulan sering merasakan sesak napas setiap kali Bulan joging saat pagi hari. Dan setelah di cek ternyata Bulan mengalami gejala asma, membuat Bulan harus dirawat dengan baik.

Hidup Bulan semakin terasa hampa semenjak merenggangnya hubungannya dengan Juan dan Bulan dengar dari Egel kalau Juan sedang sibuk dengan perusahaannya. Jujur, Bulan rindu akan keberadaan Juan dalam hidupnya namun rasa kecewanya telah membuatnya harus menjauhi Juan.

CEKLEK

"Bulan," panggil Ridel

"Pi, aku gak bakal mati kan? Aku pasti hidup?" Tanya Bulan tanpa membalikkan badannya

"Jangan bicara seperti itu Bulan!" Jawab Ridel

Bulan membalikkan badannya dan menatap Ridel sendu.

"Aku penyakitan Papi. Hidupku gak bakal lama lagi. Aku takut," lirih Bulan

Ridel berjalan ke arah Bulan dan memeluk anaknya itu dengan erat. Detik itu juga tangisan Bulan pecah. Gadis itu terlihat begitu rapuh.

"Aku lelah, bisakah aku pergi Papi?" Ucap Bulan disela-sela tangisannya

Ridel tidak menjawab. Ridel menepuk-nepuk punggung Bulan lembut. Ridel harap Bulan tidak akan melakukan hal 'itu' yang pernah dilakukan Veisya dan Kania.

Egel memijit pelipisnya. Sungguh perilaku Egan di sekolah tadi membuatnya marah besar. Ya, Egan baru saja berkelahi dengan sahabatnya karena sahabatnya itu menghina Bulan dengan sebutan 'gadis penyakitan' dengan amarah yang semakin besar Egan menghajarnya dengan sekuat tenaga tidak peduli akan keadaan orang itu sekarang.

"Lo ini sebenarnya kenapa? Satu minggu lo gak pulang-pulang terus lo bikin kasus. Lo ini kenapa Egan?" Tanya Egel

"Bulan...Kak gue cinta Bulan. Sangat mencintainya," lirih Egan

DEG

Baru kali ini Egel melihat keadaan Egan yang benar-benar rapu. Bulan, membuat hidup Egan berubah.

Egan tidak peduli dengan dahinya yang berdarah yang pasti dalam pikiran Egan hanya Bulan tidak ada yang lain.

Kemeja sekolah yang berantakan, wajah dipenuhi dengan lebam, dasi yang tadinya terlihat rapi justru sobek, celananya penuh bercak-bercak darah. Satu kata, kacau.

Egel tidak tau lagi harus berbuat apa. Egel menatap Egan sendu, adiknya ini yang terkenal dingin bisa menangis juga. Menangis hanya karena cintanya bertepuk sebelah tangan. Egan merupakan sosok yang kuat, dia dapat mengatasi masalahnya sendiri tanpa membutuhkan pertolongan dari orang lain, namun kali ini berbeda.

Juan and Bulan (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang