Jangan lupa tinggalkan jejak!
Happy Reading Readers❤
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Ikatan yang tersambung kembali tidak akan pernah putus"
"Ini makamnya Kania?" Tanya Bulan
"Hm," jawab Juan
Juan mengajak Bulan untuk berziarah ke makam Veisya dan Kania. Setelah berziarah ke makam Veisya kedua insan ini menuju ke makam Kania.
"Gue nunggu di depan ya? Mungkin lo ingin privasi gitu"
"Gak. Lo tetap disini"
Juan merangkul Bulan membuat gadis mungil itu kaget setengah mati.
"Kania. Ini pacar gue sekaligus calon istri. Gue cuma mau bilang terima kasih udah hadir dalam hidup gue dan sekarang gue udah bahagia sama Bulan"
DEG
"Ca-lon istri?" Batin Bulan
"Bulan"
"Ah...iya?"
Juan menarik tubuh Bulan ke dalam dekapannya. Bulan membalas pelukan Juan.
"Jangan pergi Bulan. Jangan pergi kemana-mana. Gue takut," lirih Juan
"Gue gak akan pergi," ucap Bulan
Juan melepaskan dekapannya menatap gadis itu intens.
"Lo milik gue Bulan jadi jangan harap gue bakal lepasin lo dan perkataan gue ini gak main-main"
"Iya Tuan Tampan"
Ridel mengusap bingkai foto itu disertai tatapan yang penuh akan erasa bersalah. Veisya. Anak kandungnya meninggal akibat kesalahannya sendiri. Gadis yang begitu polos itu mati tanpa ada rasa benci padanya dan Alan.
"Ayah merindukanmu, Nak. Maafkan Ayah yang sudah membuatmu menderita selama kamu hidup. Ayah menyanyangimu Veisya," ucap Ridel
Setetes airmata jatuh membuat Ridel semakin larut dalam perasaan bersalahanya. Seandainya, Ridel tidak melakukan itu pasti Veisya bahagia dengan Juan. Sayangnya Veisya memilih mengakhiri hidupnya daripada bertahan atas segala penderitaan yang dia alami.
Semuanya telah terjadi dan tidak bisa lagi diubah. Begitu juga dengan kematian seseorang. Penyesalan itu di belakang bukan di depan.
JUAN AND BULAN
Bulan menggigit bibir bawahnya saat Rudi, Papanya Juan menatapnya dingin.
"Jangan menatap calon istriku seperti itu," ucap Juan dingin
Rudi menghela napas lalu mengalihkan pandangannya pada Juan.
"Papa restuin hubungan kalian berdua kalau kalian mau menikah sekarang boleh supaya Papa bisa mendapat cucu"
Kedua pipi Bulan memerah setelah mendengar ucapan Rudi. Bulan tidak menyangka jika Rudi merestui hubungan mereka dengan semudah ini.
"Bulan"
"Y-ya?"
"Kamar gue di atas. Ada sesuatu yang harus gue bicarain sama Papa," ucap Juan
"Iya," jawab Bulan. Bulan beranjak dari duduknya dan menuju ke kamar Juan
Setelah melihat Bulan masuk ke kamarnya, Juan menatap Rudi serius.
KAMU SEDANG MEMBACA
Juan and Bulan (COMPLETED)
General FictionKARYA KEENAM🎉 SEQUEL DARI KANIA [PARA PLAGIAT MENJAUHLAH!!!] "bisakah aku mengobati relung hatimu?" tanya Bulan "maaf, tapi aku tidak membutuhkannya" balas Juan datar Bulan tersenyum miris kemudian menatap ke atas dan melihat bulan yang begitu inda...