LIMA BELAS (pergi)

278 16 8
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak!

Happy Reading Readers❤
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Aku pergi"
-Bulan Pratama-

"Plisss...jangan pergi dariku"
-Juan Aditya-

Egel menepuk bahu Juan membuat Juan terlonjak kaget.

"Melamun gak akan bisa balikin Bulan lagi," ucap Egel

Juan menepis tangan Egel kasar menatap cowok itu dingin. "Diam lo"

Egel duduk di sofa dan menatap Juan yang sibuk dengan pekerjaannya.

"Ini semua salah lo. Sekarang lo nyesel kan? Gimana rasanya ditinggalin? Pasti sakit, bukan? Begitulah yang dirasakan Bulan saat lo tinggalin dia Juan," ucap Egel tidak peduli akan perasaan Juan yang tersakiti akan ucapannya

"Sialan," umpat Juan

"Cepat ubah semuanya sebelum dia benar-benar pergi dari hidup lo"

BLAM

Juan menatap pintu yang tertutup. Sepertinya Egel sudah pergi. Juan berdecak kesal saat mengingat kejadian itu. Kejadian yang tak akan pernah dia lupakan, dimana Bulan pergi dari kehidupannya membuat hidup Juan menjadi berantakan.

Bulan menatap buku pelajarannya bosan. Sudah satu bulan semenjak dia keluar dari rumah sakit lalu Alan menyuruhnya untuk home schooling. Sebenarnya Bulan tidak ingin home schooling namun Bunga memaksanya membuat Bulan menerimanya dengan paksaan.

"Bocil mana gurunya?" Tanya Alan

"Udah pulang," balas Bulan

"Setelah lulus SMA kamu ikut Ayah di London. Kamu kuliah disana"

Bulan menggelengkan kepalanya. "Enggak. Aku gak mau kuliah di London"

"Kenapa? Bukannya urusanmu dengan Juan sudah selesai? Kan kamu yang memilih pergi sebelum Juan memperjuangkanmu"

Bulan terdiam membisu. Memang benar yang dikatakan Alan. Kejadian itu masih melekat dalam benaknya.

"Pikir baik-baik Bulan"

Bulan menghela napas. Kenapa semuanya jadi begini? Semenjak kejadian itu, hubungannya dengan Juan merenggang bahkan tidak pernah lagi bertemu justru hubungannya dengan Egan makin dekat saja.

Siapa yang harus Bulan pilih. Juan atau Egan?.

JUAN AND BULAN

Flashback

Juan memasuki ruang perawatan dan terlihatlah sosok gadis yang terbaring di atas brankar. Juan meremas kemejanya. Hatinya sakit melihat orang yang dicintainya terbaring lemah disitu.

Juan duduk dan menatap wajah Bulan dengan intens.

"Cantik," batin Juan

Juan mengulurkan tangannya kemudian mengusap wajah itu dengan lembut.

"Gue...cinta sama lo"

Kata itu. Kata yang sangat ingin didengar oleh Bulan sayangnya Bulan tidak bisa mendengarnya. Gadis itu masih asik tertidur, menyelami mimpi yang senantiasa menemaninya.

Juan and Bulan (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang