"Kita sama-sama terluka jadi biarkan aku mengobati lukamu begitu pun sebaliknya"
-Bulan Pratama-"Maaf, aku sudah terbiasa terluka jadi percuma untuk diobati tidak akan sembuh"
-Juan Aditya-Bulan menguap sambil mendengarkan penjelasan dari guru biologi. Pelajaran yang membosankan, padahal Bulan sudah kelas 12 dalam artian harus fokus dalam pembelajaran namun Bulan santai justru gadis itu bermalas-malasan.
Kring...kring...kring
Bel istirahat berbunyi membuat semua orang yang ada di kelas berteriak senang. Bel penyelamat. Semua murid-murid berdiri dan memberi salam pada guru, setelah guru itu keluar semua murid-murid keluar dari kelas menuju kantin.
"Nis yuk ke kantin," ajak Bulan
"Tapi ke toilet dulu ya. Gue kebelet nih, temenin"
"Iya-iya"
Kedua orang itu pergi ke toilet sambil bercanda ria membuat siapa saja yang melihatnya terpesona akan kecantikan kedua orang ini.
"Nisa, kenapa gak masuk? Katanya lo kebelet," bingung Bulan
"Ma-af Bulan"
BLAM
Dengan cepat Bulan menggedor-gedor pintu yang dikunci Nisa.
"Nisa! Buka pintunya! Lo ini kenapa sih? Nisaaa! Buka pintunya!" Teriak Bulan
Bulan terduduk lemas di lantai marmer kemudian menenggelamkan kepalanya di antara kedua tangannya yang dilipat. Kenapa semuanya seperti ini? Orang yang terdekat dengannya membencinya juga? Padahal mereka bersahabat sejak smp tapi kenapa seperti ini? Apa dirinya pernah buat salah? Setaunya tidak.
"Akh," ringis Bulan
Bulan memegang perutnya erat. Bulan punya maag akut, jika terlambat makan Bulan akan kesakitan seperti sekarang ini. Bulan menggigit lidahnya agar tidak mengeluarkan suara, kepalanya terasa pusing dan kedua matanya mulai mengabur.
"Tolong...siapapun itu tolong gue," lirih Bulan
Bulan berdiri sambil memukul-mukul pintu tidak peduli akan tangannya yang memerah. Bulan harus keluar dari sini, dia tidak boleh pingsan disini.
Bulan tidak dapat menahannya lagi.Bruk
Pingsan. Bulan pingsan dan itu semua karena sahabatnya sendiri, Nisa.
Sedekat apapun kita dengan orang itu jika dia membenci kita, dia akan melakukan segala cara agar kita tersiksa.
JUAN AND BULAN
Juan membersihkan kedua tangannya setelah membersihkan makam Veisya.
Juan menatap nisan itu sendu. Gadis pertama yang membuatnya merasakan apa arti cinta yang sebenarnya dan apa arti pergi yang sebenarnya. Veisya cinta pertamanya. Sosok gadis yang begitu kuat dan polos dalam menghadapi segala masalah yang terjadi dalam hidupnya.
"Veisya, Kakakmu sudah menikah dengan sahabatmu sendiri dan Bunga sedang hamil sekarang"
"Kamu...akan memiliki ponakan, pasti dia begitu imut setelah lahir"
"Seandainya...seandainya kamu masih hidup mungkin aku tidak akan seperti ini"
"Setelah kamu pergi, Kania juga pergi dan sekarang aku sendirian"
"Kamu tau begitu susah menahan rasa sakit ini selama bertahun-tahun"
"Aku merindukanmu tapi perasaanku padamu sudah berubah. Aku telah mencintai seseorang namanya Kania, aku telah merelakanmu Veisya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Juan and Bulan (COMPLETED)
General FictionKARYA KEENAM🎉 SEQUEL DARI KANIA [PARA PLAGIAT MENJAUHLAH!!!] "bisakah aku mengobati relung hatimu?" tanya Bulan "maaf, tapi aku tidak membutuhkannya" balas Juan datar Bulan tersenyum miris kemudian menatap ke atas dan melihat bulan yang begitu inda...