TIGA (hidup ini...menyeramkan)

317 26 12
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak!

Happy Reading Readers❤
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Hidup ini terlalu menyeramkan bagiku"
-Bulan Pratama-

Bulan mengusap airmatanya kasar dan bangkit berdiri lalu membalikkan badannya, kedua matanya yang tadi dipenuhi dengan airmata tergantikan dengan pandangan ceria?.

"Astaga naga! Demi kebotakan sapri, Gila...tampan banget! Sekali-kali cuci mata dulu," batin Bulan

Juan menatap Bulan aneh karena sedari tadi gadis itu memandangnya intens membuat Juan kesal.

"Lo kenapa?" Tanya Juan

"Eh? Gak kok...gak apa-apa," balas Bulan

Juan menatap Bulan dari ujung kepala sampai ujung kaki.

"Ternyata bocil," batin Juan

"Lo siapa?"

"Manusia yang memiliki jantung, hati dan dua ginjal"

Bulan berdecak kesal. "Maksud gue nama lo"

"Juan. Juan Aditya"

Bulan menganggukan kepalanya. "Hei tampan"

Juan melebarkan bola matanya, Juan pikir kalau Bulan seperti Veisya atau Kania namun ternyata sangatlah berbeda.

Juan menggelengkan kepalanya. Kenapa dia jadi membandingkan Bulan dengan kedua gadis yang dicintainya itu? Sadar Juan.

"Ck, lo sama aja kek gadis diluar sana"

Seketika pandangan Bulan berubah menjadi datar dan hal itu membuat Juan terkekeh pelan lalu merubah rautnya menjadi dingin kembali.

"Nyesel gue manggil lo tampan. Lo itu kek buaya darat tau!"

"Apa? Lo gak tau apa-apa bocil"

"Argh! Gak Kak Alan dan Kak Bunga selalu aja manggil gue bocil dan lo buaya darat tapi tampan, nikah sana! Udah ketuaan juga"

"Ya udah kita nikah besok"

"Apa? Nikah sama lo? Ogahh," tolak Bulan mentah-mentah

Juan tersenyum miring. "Kenapa lo gak mau nikah sama gue?" Pancing Juan

"Karena lo udah tua! Dan gue gak suka nikah sama orang yang udah bau kuburan!"

Juan menghembuskan napasnya kasar. Perkataan Bulan membuatnya emosi. Juan pikir jawaban Bulan sama seperti jawaban gadis di luar sana namun ini sangatlah berbeda.

"Dia...berbeda," batin Juan

JUAN AND BULAN

"Alan, jangan terlalu keras pada Bulan," ucap Bunga lembut

"Maaf. Karena aku Bulan tidak mengikuti acara ini," balas Alan tanpa melepaskan pandangan pada istri mungilnya ini

Bunga menggeleng. "Jangan merasa bersalah, aku tau kamu hanya ingin merubah sifat Bulan"

"Iya"

Tiba-tiba terdengar suara tembakan membuat orang-orang yang berada di taman berlarian mencari tempat perlindungan.

"Kei bawa Bunga ke dalam. Sekarang!" Ucap Alan dingin

"Alannn," lirih Bunga

Alan menatap Bunga lembut lalu memeluk erat, Alan dapat merasakan kemejanya basah akan airmata Bunga.

Juan and Bulan (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang