ENAM (aku merindukanmu...Bulan, Kania?)

260 23 11
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak!

Happy Reading Readers❤
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Salahkah aku merindukan kedua orang sekaligus?"
-Juan Aditya-

Juan PoV

Lagi dan lagi aku tidak menemukan Bulan. Sudah tiga minggu,tapi aku tidak menemukan Bulan. Sebenarnya mereka dimana? Pria tua itu sangat hebat dalam hal persembunyian.

Aku membuka ponselku dan terdiam sesaat. Kania. Aku menjadikan foto Kania sebagai wallpaper di ponselku. Aku merindukannya. Sangat, tapi aku juga merindukan Bulan. Sebenarnya apa yang terjadi dengan diriku ini? Kenapa aku merindukan Bulan? Tidak. Aku tidak merindukannya. Aku tidak boleh mencintai Bulan aku hanya mencintai Kania.

Aku menyebutkan nama Kania berkali-kali agar bayang-bayang wajah Bulan hilang dalam benakku. Sungguh, hal ini membuatku tersiksa. Apa aku mulai mencintai Bulan?

Juan End PoV

Juan keluar dari ruangan meeting disertai wajahnya yang dingin nan datar. Juan memasuki ruangan kerjanya dan mulai meneruskan pekerjaannya, namun pekerjaannya terpaksa tertunda akibat kedatangan seseorang.

"Juankuuuuu"

"Pergi ke neraka sana!" Ucap Juan dingin

Egel berdecak kesal. "Jahat amat lo kan gue cuma canda doang"

"Hm"

"Salah satu anak buah gue liat Ryan yang baru saja keluar dari bar"

"Dimana rumahnya?"

"Gue belum tau, saat anak buah gue mengikuti mobil yang dipakai Ryan tiba-tiba mobil itu hilang begitu saja. Sepertinya Ryan mengetahui rencana kita"

"Shit," umpat Juan sambil mengacak-acak rambutnya

"Lo tenang aja nanti gue lacak rumahnya apalagi anak buah gue hafal plat mobilnya"

"Hm"

"Kalo gitu gue istirahat dulu disini. Sumpah gue lelah banget ditambah pak tua itu cepat banget hilangnya"

"Sekalian tutup usia sana!"

"Lo aja yang tutup usia! Udah tua juga tapi belum nikah," sindir Egel

"Diem lo setan"

"Iya-iya"

Ditempat lain terdapat Ryan yang sedang menelfon salah satu anak buahnya untuk menyiapkan pesawat pribadi untuknya.

"Pokoknya malam ini pesawat itu sudah siap!"

Ryan mengakhiri percakapan lewat telfon secara sepihak. Ryan meremas ponselnya erat, mereka telah mengetahuinya padahal Ryan sudah berusaha keras menyembunyikan Bulan tapi tetap saja ketahuan.

"Kita lihat siapa yang bakal menang," gumam Ryan

JUAN AND BULAN

Bulan membuka kedua matanya dan menatap sekelilingnya yang sepi. Tidak biasanya seperti ini, biasanya ada anak buah yang menjaganya tapi kali ini tidak. Sebenarnya apa yang terjadi di luar sana?.

Tidak mau memikirkan terlalu panjang, Bulan mematahkan pergelangan tangannya sebelah kanan lalu mengeluarkan pergelangan tangannya dari rantai itu Bulan melakukan hal yang sama di sebelah kirinya.

Bulan menggigit lidahnya agar tidak mengeluarkan suara. Tubuhnya terkena pecahan beling dan mulai mengeluarkan darah dengan susah payah Bulan berdiri sambil menahan rasa sakitnya di kedua pergelangan tangannya yang patah disertai kedua kakinya yang mengeluarkan darah akibat pecahan beling tersebut.

Juan and Bulan (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang