SEPULUH (rindu)

202 16 3
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak!

Happy Reading Readers❤
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Dua bulan sudah semenjak kejadian itu membuat Alan menjadi protektif pada Bulan. Alan terpaksa melakukan home schooling pada Bulan setelah mengetahui masalah yang terjadi pada Bulan dan selama dua bulan ini, Bulan tidak bertemu dengan Juan akibat pekerjaan Juan yang menumpuk.

Kedekatan antara Bulan dan Egan membuat Juan cemburu sampai-sampai berkelahi hanya karena Bulan.

Bulan PoV

Aku merindukannya. Tuan tampan apa kamu sudah makan? Jangan sakit ya. Aku disini akan selalu menunggumu datang, rasa rinduku semakin membuncah. Sangat merindukanmu.

Aku menatap tanganku yang terdapat bekas luka goresan. Aku memejamkan kedua mataku dan membukanya kembali, kejadian itu masih melekat dalam ingatanku. Entah datang darimana keberanianku hingga aku melakukan hal senekat itu.

Kata Kak Alan aku mengidap penyakit saraf dan aku tidak boleh terlalu banyak pikiran karena berpengaruh di penyakitku. Sungguh miris, bukan? Sudah betul aku mati sejak kandungan. Tidak ada yang menginginkanku. Aku...hanyalah beban. Hidupku ini dipenuhi dengan segala drama membuatku depresi berat.

Pada akhirnya orang yang kusayangi akan pergi satu-persatu dan aku benci. Orang lain diluar sana bilang bahwa aku beruntung mempunyai Papi Ridel, Kak Alan dan Kak Bunga namun mereka tidak tau kalau aku disini tersiksa. Ya, aku menginginkan sebuah keluarga.

Mempunyai Papa kandung dan Mama kandung yang mencium dahiku saat aku pergi sekolah lalu memelukku erat dan memberikan kasih sayang. Itu semua hanyalah angan saja dan tidak akan pernah terjadi. Mamaku meninggal setelah melahirkanku lalu Papaku tidak menganggapku justru berharap aku mati saja, soal Papaku sekarang dia berada di penjara karena statusnya sebagai buronan di Spanyol membuat polisi dan tentara mengincarnya.

Senang? Tentu saja tapi aku sedih melihat Papaku dipenjara seumur hidup. Hatiku hampa begitu juga hidupku. Tidak ada yang spesial. Semuanya tampak biasa saja.

Bulan End PoV

Juan mengusap pelipisnya lembut. Kepalanya sakit karena tidak tidur semalaman ditambah membahas masalah cabang perusahaannya yang berada di Los Angeles.

Juan menghela napas lelah. Juan membuka jasnya lalu membuka kedua kancing atas kemejanya, dia butuh istirahat. Ini melelahkan.

Juan mengambil ponselnya dan membuka galeri, seketika beban Juan terasa diangkat setelah melihat foto Bulan. Gadis cantik namun bar-bar.

 Gadis cantik namun bar-bar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Flashback

"Mana ponsel lo?"

"Mau ngapain?"

Juan and Bulan (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang