DUA BELAS (penolakan)

232 14 4
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak!

Happy Reading Readers❤
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Kamu itu bagaikan senja. Yang indah namun sesaat. Yang menenangkan namun sesaat. Kamu datang dan pergi sesukamu meninggalkan kesan yang indah tapi susah untuk dilupakan"
-Bulan Pratama-

Bagaimana rasanya ditolak? Pasti sakit kan? Begitulah yang dirasakan Bulan saat ini. Bulan sudah tau kalau Juan akan menolaknya tapi bisakah Bulan berharap lebih? Pupus sudah harapannya. Memikirkannya saja membuat penyakit Bulan kambuh, saraf. Bulan tidak boleh berpikir terlalu banyak karena itu sangatlah berpengaruh bagi penyakitnya apalagi baginya sendiri.

Saat ini Bulan berada di rooftop sekolah di iringi derai airmata yang terus saja mengalir melewati pipinya yang putih nan mulus itu.

Saat ini Bulan berada di rooftop sekolah di iringi derai airmata yang terus saja mengalir melewati pipinya yang putih nan mulus itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Boleh gue duduk disini?"

Bulan mengangkat kepalanya dan terlihatlah wajah cowok itu yang sedang menatapnya hangat. Egan.

"Boleh, duduk aja," jawab Bulan

Egan duduk di samping Bulan. "Jangan sedih"

"Kenapa?"

"Gue sedih. Lo sedih gue juga sedih"

Bulan menatap Egan sendu. "Egan jangan berharap terlalu banyak"

"Gak, gue akan selalu tunggu lo. Terus kenapa nangis tadi?"

"Juan. Dia nolak gue"

"Apa gue sampah Egan? Disaat gue udah sayang tapi orangnya pergi. Apa gue_"

"Lo gak sampah dia yang sampah. Bagi gue lo itu segalanya"

Bulan melebarkan kedua bola matanya. Kenapa Egan begitu baik padanya? Padahal Bulan menolaknya namun Egan selalu berada di sampingnya.

"Egan"

"Hm"

"Maaf, gue gak bisa balas perasaan lo"

Egan menarik Bulan ke dalam pelukannya. Mendekap tubuh gadis itu erat. Sangat erat. Seolah-olah menyalurkan perasaannya pada gadis itu.

"Lo gak perlu balas perasaan gue, cukup berada di samping gue itu udah buat gue senang. Gue sayang sama lo"

Detik itu juga tangis Bulan pecah. Bulan sakit hati karena Juan menolaknya disisi lain Bulan merasa bersalah karena tidak bisa membalas perasaan Egan.

Buagh

"Lo buat adek gue nangis sialan!" Marah Alan

Alan menarik kerah Juan lalu memukul Juan lebih kuat membuat Juan terhuyung ke belakang dan jatuh.

Juan and Bulan (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang