TIGA BELAS (kesempatan kedua?)

197 14 7
                                    

Yuhuuuu....

I'm back😄😄

Sorry ya baru up Readers✌😅

Jangan lupa tinggalkan jejak!

Happy Reading Readers❤
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Ragamu ada padaku tapi hatimu padanya"
-Egan Dermansyah-

"Bulan akan membencimu jika kamu melakukannya," ucap Bunga

"Tidak ada cara lain Bunga. Sudah cukup aku kehilangan Veisya, aku tidak mau harus kehilangan Bulan," jawab Alan

"Kamu jahat Alan! Aku tidak menyetujuinya!"

Alan menatap Bunga sendu. "Bunga mengertilah. Ini demi kebaikan Bulan"

Bunga mengalihkan pandangannya, tidak menatap Alan. Bunga tau kalau ini semua demi Bulan tapi Bulan tidak akan setuju justru gadis bar-bar itu melawan bahkan bisa lari dari rumah.

"Pikir baik-baik Alan, jika kamu melakukannya sama saja kamu membuat Bulan menderita secara perlahan-lahan"

Bunga pergi dari ruang tamu menuju kamarnya dan Alan. Alan mengacak-acak rambutnya frustasi. Ya, rencana Alan adalah menjodohkan Egan dan Bulan. Menurut Alan ini adalah jalan satu-satunya agar Bulan bisa bahagia lagipula Egan mencintai Bulan, setidaknya Bulan bisa belajar untuk mencintai Egan.

"Maaf Bunga, Bulan tapi aku harus melakukannya," tegas Alan

Alan mengambil ponselnya yang ditaruh di meja kaca lalu menghubungi Egel membicarakan tentang perjodohan itu.

Bulan menghela napas lelah. Perkataan Dokter itu masih terngiang dalam benaknya.

Flashback

"Bulan, jangan terlalu banyak berpikir itu sangat berakibat fatal bagi penyakitmu. Ini obat pereda rasa sakit"

"Apa aku bisa sembuh?"

"Entahlah. Penyakit ini tidak bisa disembuhkan secara total"

Bulan tertegun. Apa dia akan meninggalkan dunia ini?  Itu tidak mungkin kan?.

End Flashback

Setetes airmata jatuh. Bulan menundukkan kepalanya. Kenapa dia harus seperti ini? Kenapa harus dia bukan orang lain saja?.

Karena penyakit ini Bulan terpaksa izin. Kemarin Bulan tidak bisa bicara bahkan berpikir karena penyakitnya kambuh membuat Alan dan Bunga membawanya ke rumah sakit, untung saja Bulan tidak dirawat hanya diberi obat pereda rasa sakit dan sekarang Bulan mendapatkan obat itu lagi. Hanya obat inilah yang mampu membuat rasa sakitnya berkurang.

"Jangan nangis"

Bulan mengangkat kepalanya dan kaget melihat Juan.

"J-juan?"

"Hm"

Juan duduk di samping Bulan. Saat ini Juan dan Bulan berada di taman.

"Apa...tidak ada kesempatan kedua?"

"Berapa kali harus gue bilang, gak ada"

DEG

Rasa sakit ini lebih sakit dari penyakitnya.

"Kenapa? Gue bisa_"

"Jangan terlalu berharap Bulan. Paling rasa cintamu itu cuma biasa gak ada spesialnya," ucap Juan tanpa merasa bersalah

Juan and Bulan (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang