LIMA (anak haram!)

265 22 4
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak!

Happy Reading Readers❤
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Jika dari rahim sudah dibenci mengapa aku masih hidup?"
-Bulan Pratama-

Flashback

Ryan mengacak-acak rambutnya frustasi. Ryan melonggarkan dasinya lalu turun dari mobil dan masuk ke bar seketika Ryan disuguhkan dengan berbagai pemandangan-pemandangan yang membuatnya jijik.

Salah satu pelayan di bar itu memberikan segelas vodka pada Ryan dan Ryan meminumnya hingga tandas namun Ryan memintanya lagi. Ryan terus meminum vodka itu sampai dia mabuk.

"Teganya kau selingkuh," racau Ryan

Ryan tidak akan datang ke tempat seperti ini jika istri yang dicintainya tidak selingkuh. Sepulang dari kerja, Ryan memergoki istrinya dengan selingkuhannya yang sedanh duduk di sofa sambil berpengangan tangan. Hal itu pun membuat Ryan marah hingga istrinya meminta cerai.

Itulah mengapa Ryan berada di tempat laknat ini.

Tiba-tiba seorang wanita PSK datang mennghampiri Ryan dan menggoda Ryan, Ryan membawa wanita itu pergi dari bar menuju hotel lalu terjadilah hal yang tak diduga.

End Flashback

Ryan membuka kedua matanya setelah mengingat masa lalu yang begitu kelam. Sepertinya Ryan membutuhkan pelampiasan.

Ryan keluar dari kamarnya dan menuju ruang bawah tanah. Terdapat seorang gadis yang di ikat kedua tangannya menggunakan rantai lalu di bawah tubuh gadis itu terdapat pecahan beling. Jika rantai di kedua tangannya di lepaskan otomatis tubuh gadis itu mendarat di pecahan beling.

Bulan menatap Ryan dengan tatapan sayunya. Sudah dua hari Bulan tidak diberi makan dan minum tentu saja itu membuat Bulan semakin lemah ditambah Bulan setiap hari disiksa tanpa istirahat.

Satu kata. Hancur.

"ANAK HARAM! KAPAN KAMU MATI HAH!" Teriak Ryan

Bulan hanya diam saja tanpa membalas ucapan Ryan, sungguh Bulan benar-benar lemah saat ini untuk berbicara saja sudah susah apalagi mau menggerakkan kedua tangannya yang dirantai.

"Jawab! Kenapa diam? Apa kamu bisu?"

Plak

Buagh

Bulan terbatuk dan mengeluarkan darah lewat mulutnya.

"Cih, dasar lemah! Aku benci orang lemah!" Sinis Ryan kemudian pergi dari tempat itu

Bulan memejamkam kedua matanya dan keluarlah setetes airmata. Ini akan jadi hari yang panjang bagi Bulan.

Ditempat lain terdapat Juan yang sedang memikirkan rencana untuk mencari keberadaan Bulan. Juan sudah mengerahkan anak buahnya untuk mencari Bulan namun tetap saja tidak ada hasil sama sekali dan itu membuat Juan frustasi.

"Permisi Tuan"

"To the point saja"

"Nona Bulan tidak ada di Amerika dan Singapura. Apa kita harus mencari disini juga Tuan?"

Juan menghela napas kasar. "Ya, cari juga disini dan satu lagi jangan sampai ada yang tau rencana ini"

"Baik Tuan"

Juan memejamkan kedua matanya dan membukanya kembali.

"Lo dimana Bulan?" Batin Juan

JUAN AND BULAN

"Aku tidak mau tau pokoknya Bulan harus ditemukan! Jika tidak, nyawa kalian sebagai gantinya," ucap Alan dingin dan pergi dari ruang kerjanya meninggalkan anak buahnya yang memikirkan nasib mereka

"Ryan...sialan," marah Alan

"Alan"

Suara itu. Suara yang begitu lembut. Alan membalikkan badannya, seketika amarahnya hilang begitu saja saat melihat wajah istrinya yang sedang menatapnya hangat.

"Apa ada masalah?" Tanya Bunga

"Tidak ada"

"Apa_"

"Bunga, aku tidak ingin kamu memikirkan masalah ini. Ingat janinmu biarkan aku dan lainnya yang mengurus masalah ini"

Bunga mengangguk dan memeluk Alan erat. Meskipun Bunga tidak tau apa yang terjadi pada Alan tapi Bunga hanya bisa mendukung Alan agar masalah ini cepat selesai.

"Aku mencintaimu," bisik Bunga

"Hm," balas Alan sambil mempererat pelukannya

Bulan PoV

Aku membuka kedua mataku dan menatap ruangan ini lagi. Ternyata bukan mimpi. Ini nyata. Aku sudah biasa disiksa karena sejak balita aku sudah disiksa bahkan lebih parah dari ini.

Pada akhirnya aku kembali lagi ke tempat semula. Anak haram. Anak yang tidak di inginkan. Betapa mirisnya hidupku ini. Aku mengira aku sudah terlepas dari genggaman iblis itu namun aku salah, dia kembali lagi dan membuatku tak berdaya seperti ini.

Sungguh aku ketakutan sekarang. Tubuhku remuk. Aku lelah secara fisik maupun batin. Penyiksaan ini membuatku mati secara perlahan-lahan. Papi, Kak Alan, Kak Bunga dan Juan kalian dimana? Aku takut. Cepat temukan aku karena aku sudah tidak tahan lagi.

Bulan End PoV

Juan menghela napas kasar sambil menatap sebotol bir yang sudah diminumnya sampai tandas. Tidak bertemu dengan Bulan membuat Juan kehilangan arah sama seperti waktu kehilangan Veisya dan Kania.

Gadis itu membuatnya terus memikirkannya. Padahal baru satu kali bertemu namun bayang-bayang Bulan terus muncul dalam benaknya.

"Fuck!" Umpat Juan

Juan harus menemukan Bulan. Harus. Tidak peduli halangan apa yang akan dihadapinya yang pasti Juan akan menyelamatkan Bulan.

TBC

Readers....di chapter kali ini dan seterusnya akan berpusat pada pencarian Bulan ya

Kalau membosankan maaf ya Readers

Btw, untuk chapter selanjutnya sementara author tulis mungkin author bakal double up

See youuuu❤

Juan and Bulan (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang