16. Pardon

862 111 7
                                    

Aku terus menepuk-nepuk pelan wajahnya yang agak memar itu dengan kapas, dia sendiri agak meringis kesakitan saat obat merah itu mengenai lukanya.

"Ssshhhh aku tidak suka, ini jauh lebih sakit dari dugaanku!" Keluhnya kesal padaku.

"Baiklah aku akan berhenti melakukannya."

"Kau seperti kesal padaku, apa perjalananmu ke sini ada sedikit masalah?"

Aku menghela napasku saat itu, dia sendiri malah terlihat cemas.

"Temanku, dia melihat kita."

"Lalu? Apa dia melakukan sesuatu yang aneh?"

"Tidak, bagaimana jika bukan hanya dia yang tahu? Maksudku, Sunbaenim perempuan menaruh foto telanjangku di majalah dinding sekolah saat sedang bersama Jungkook semalam."

Taehyung Sunbaenim yang terduduk sontak langsung berdiri tegak dihadapanku, "Benarkah? Keterlaluan! Apa laki-laki lain melihat tubuhmu?"

"A-aku tak tahu pasti."

"Maafkan aku!"

"Apa? Kau tidak salah Sunbaenim."

"Maafkan jika aku harus mengisi kembali amunisiku tadi malam."

"Maksudmu kau ingin membunuhnya?"

"Tepat sasaran."

"Tapi kenapa?"

"Aku hanya sudah habis akal, aku seperti tak punya akal sehat lagi, jadi maafkan aku."

"Hanya karena foto itu?"

"Tak peduli, bagiku sekecil apapun masalah yang membawa namamu orang itu harus mati."

"Heol? Kau gila?!"

"Jangan pura-pura terlihat tenang jika kau sendiri sebenarnya cemas."

"Tapi nyawa dengan harga diri tidak sebanding."

"Harga diri mereka terletak pada nyawanya, mari kita hilangkan harga dirinya dengan cara menghilangkan nyawa mereka sekaligus!"

"Jangan hanya karena gadis bodoh sepertiku kau malah jadi bersikap bodoh juga, seharusnya kita tak pernah bertemu!"

"Omong kosong, ini takdir! Kau tak bisa mengelak takdirmu sendiri."

"Harusnya kau tahu, bahwa semakin dekat dirimu padaku maka semakin hancur dirimu."

"Benarkah? Tak sangka kau akan mengatakan hal itu padaku, sementara aku terus berusaha menjagamu."

Aku benar-benar merasa bersalah pada lelaki itu, tapi entah kenapa pikiranku jadi berkecamuk, aku merasa diriku tak nyaman memiliki hubungan ini.

Sepertinya ucapanku padanya bahwa aku mencintainya itu hanya sebuah penenang.

"Kenapa kau cepat sekali berubah?" Protes lelaki itu padaku.

"A-Aku merasa benar-benar ada yang salah pada hatiku."

"Maksudnya?"

"Entah? Jangan dipikirkan."

"Habiskan makan siangmu, jangan pikirkan aku. Aku akan segera pergi sekarang."

Taehyung Sunbaenim mulai pergi begitu saja meninggalkan aku yang masih duduk terdiam di taman karena bingung.

Aku bingung dengan diriku, tapi aku tak tahu kenapa aku begitu.

Lelaki itu sudah menjauh bahkan dia berlari dari sana, aku merasa tak enak. Dia sudah menghilang ke dalam gedung sekolah dan aku masih menatapnya.

Disorder✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang