15. Phille

1.1K 106 12
                                        

Aku menenggelamkan sisi kepalaku diatas meja sambil menatap ke arah jendela kelas di jam istirahat pertama.

"Iya kudengar juga begitu, siswi tahun ketiga katanya mati tertembak tadi malam, entah siapa pelakunya? Tapi sekolah sepertinya biasa saja menanggapi masalah itu."

Aku dapat mendengar suara Jihyo sedang bercerita pada Chaeyoung dan Tzuyu yang duduk dibelakang kursi kami.

"Benarkah? Aku dengar katanya ada siswi tahun pertama yang menyebabkan terbunuhnya Sunbaenim kita." Ujar Chaeyoung yang sempat membuatku cemas.

"Hei? Mana ada! Siswi tahun pertama disini kan tidak tahu menahu, jangan-jangan kau ya siswi itu?!" Tuduh Tzuyu pada teman sebangkunya.

"Hei sudahlah jangan diributkan, hal semacam itu sudah biasa disini." Seru Jihyo.

"Biasa? Yang benar saja!"

"Bagaimana kau tahu?"

"Aku sebenarnya siswi tahun kedua, tapi aku tidak naik kelas hahaha."

Ungkapan Jihyo sempat membuatku terkejut, tapi aku masih terlihat biasa saja dan masih dengan aktivitasku yaitu memandang jendela kelas.

"Ha? Benarkah?"

"Alasannya kenapa? Kau bodoh ya?" Tzuyu melontarkan pertanyaannya begitu saja tanpa berpikir, tapi aku sendiri juga sama ingin bertanya seperti itu hanya saja sudah diwakilinya.

"Aku baik-baik saja, aku betah sekali menjadi anak kelas satu hehe."

Jawaban diluar naluriku, mana ada orang yang punya pikiran seperti itu. Jelas bayaran di sekolah ini tidak semurah itu, Jihyo pandai menghamburkan uang.

Brakk

Aku dapat mendengar benturan dari atas mejaku tapi tak kupastikan karena itu adalah hal biasa saat Jihyo sedang bercengkrama dengan Chaeyoung dan Tzuyu. Terlalu asik.

Hanya saja ketiganya terdiam disana, tapi aku hanya terus fokus menatap jendela kelas.

"Apa itu?"

"Seperti kalung."

"Kenapa dia menaruhnya di atas mejamu?"

"Kau punya hubungan dekat?"

"Sepertinya Yoongi Sunbaenim memberikannya padamu."

Kalung? Yoongi Sunbaenim?

Aku seraya menoleh saat mendapati Jihyo yang sedang menatap kalung milikku disana.

"Apa seseorang memberikannya padamu?" Tanyaku padanya.

"Entah? Mana mungkin jika dia memberikan ini tatapannya begitu dingin dan terlihat marah, bahkan dia menaruhnya dengan kasar." Ujar Jihyo seraya memberikan kalung itu padaku.

Apa dia tahu bahwa kalung yang dipegang itu milikku?

"Itu punyamu kan?" Tebaknya.

Aku hanya terdiam dan menaruh kalungku ke saku almamater seragam.

"Wah? Sepertinya Dahyun lebih dekat dengan Yoongi Sunbaenim." Ledek Chaeyoung.

Jihyo tersenyum sinis pada Chaeyoung, "Kau salah besar haha."

Aku hampir merinding, apa Jihyo mengetahuinya?

"Itu mustahil, benarkan?" Tanya Tzuyu padaku.

"A-Aku tidak dekat dengan siapapun." Sahutku pada ketiga temanku.

"Sudah kuduga, mana mungkin orang seperti kita bisa dekat dengan BTS? Gila saja!" Ujar Tzuyu.

"Tapi sebuah keberuntungan saat Yoongi datang ke sini, kau merinding bukan?" Ledek Tzuyu pada Jihyo.

Disorder✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang