Yoongi membawaku kesuatu tempat, meninggalkan Taehyung yang masih berurusan dengan Jungkook. Dia seperti super hero, selalu datang disaat yang tepat.
Genius Lab
Aku dapat melihat itu dari pintunya, aku makin berpikir-pikir tentang Yoongi. Apa dia jenius? Apa dia ilmu fisika atau kimia?
Dia membuka kunci pintu kaca itu, dan membawaku masuk ketempatnya. Sangat rapih dan tertata, ini elit dan mengaggumkan, bahkan ini diluar ekspetasiku. Ini bukan terlihat seperti ruangan sains melainkan seperti studio pembuat musik.
Dia mendudukkanku pada kursi utama disana yang empuk dan nyaman, lalu dia mengambil kursi lainnya. Tapi sebelumnya dia mengambil sekotak obat baru mendaratkan bokongnya pada kursi.
Dia mengambil tanganku begitu saja, padahal yang perlu diobati itu dia karena wajah babak belurnya.
"Sunbaenim, apa yang ingin kau lakukan?" Tanyaku padanya.
Dia melirikku kilas dengan tatapan dinginnya dan melanjutkan aktivitasnya, aku langsung menarik tanganku kasar dari genggamannya.
Dia langsung menutup kotak obat miliknya itu dan menaruhnya dimeja.
"Siapa yang lebih dulu melihatmu?" Tanya Yoongi padaku.
Aku mengerutkan dahiku tak mengerti maksudnya.
"Siapa yang lebih dulu kau lihat?"
Aku benar-benar tidak mengerti dengan apa yang dibicarakannya.
"Maksud Sunbaenim apa? Aku benar-benar tidak mengerti." Ujarku.
"Saat kau berada disini, siapa yang lebih pertama kau lihat? Lelaki mana yang kau lihat pertama kali?"
Pertanyaannya terus diulang, tapi aku paham maksudnya itu. Kau mau tahu siapa? Lelaki bersurai white blondie diantara genk nya saat tengah berjalan dilorong dengan jeritan suara gadis lah yang pertama paling memukau bagiku. Terlihat sempurna dengan jalan yang begitu keren, sampai aku sadar dari imajinasiku kaulah yang menubruk bahuku. Dasar sial!
"Min Yoongi Sunbaenim." Ujarku.
"Setelah itu?"
Setelah tubrukan sehari yang lalu itu, aku menghindari gadis-gadis gila yang terus menggosok bajuku, tapi benar apa yang dikatakannya itu sangat harum, setelah itu aku mencari kamarku tapi aku masuk kedalam kamar yang bukan kamarku. Dan aku melihat Jimin disana yang sudah setengah telanjang.
"Park Jimin Sunbaenim."
Dia terlihat mengangguk.
"Lalu?"
Setelah aku terjebak didalam ruangan yaitu kamar milikmu juga, kau datang membukakan pintu dengan raut wajah yang sulit diartikan hingga membuatku takut. Setelah aku pergi dari sana aku bertemu dengan teman-temanku dan memasuki kamarku, seseorang datang dan membawa koperku. Kim Taehyung, dia adalah lelaki selanjutnya yang aku temui.
"Kim Taehyung Sunbaenim."
"Apa yang sudah Taehyung lakukan padamu?"
"Dia memberikan nomor ponselnya dan dia bilang akan ada bahaya setelah dia datang kekamarku jadi aku harus menelponnya sesegera mungkin, ternyata memang benar." Jelasku.
"Ada apa?"
"Seorang senior perempuan hampir menghabisiku dengan pisaunya, jika bukan Taehyung Sunbaenim yang menolongku mungkin aku sudah tamat."
"Kapan kau bertemu Jungkook?"
Aku berpikir sejenak.
"Aku bertemu dengannya baru tadi, saat kau mengarahkan bola basket pada ponselku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Disorder✔
أدب الهواة⚠⚠Mature Konten⚠⚠ "Mencintaimu adalah suatu kejadian yang terjadi diluar akal sehatku!" Orang tua memang kadang selalu berkehendak semaunya tanpa mengerti perasaan anak-anaknya, termasuk Ayah dan Ibu Kim Dahyun. Gadis malang itu terpaksa melanjutka...