03. Obsession

1K 145 11
                                    

Aku kembali memasuki kamarku seolah tidak ada yang terjadi sambil terus menarik koperku ke dalamnya.

"Siapa?" Tanya Tzuyu padaku yang sibuk mengoleskan pelembab pada wajahnya.

Apa aku harus menjawab itu Kim Taehyung orang yang kalian sukai. Tidak! Aku malas, ini akan jadi panjang obrolannya dan aku kurang suka.

"Hanya seseorang suruhan ibuku, dia membawakan koperku kemari." Itulah yang aku katakan pada mereka.

Mereka mengangguk dan kembali dengan aktivitasnya, aku memilih merogoh ponsel disakuku untuk mencatat nomor itu dan mencari aman tentang apa yang dikatakan lelaki tadi.

Apa yang harus aku katakan jika aku menghubungi nomornya? Aku bingung! Tapi aku tidak mau dalam kehidupan yang berbahaya karena aku tak pernah melakukan masalah apapun selama 16 tahun hidup di dunia ini.

Aku berusaha keras menelan saliva ku kasar dan beranjak masuk kedalam kamar mandi yang terdapat dikamar asrama kami.

Aku juga mulai mendekatkan ponselku saat aku sudah memanggil nomor itu.

"Siapa?"

Suara baritone itu terdengar.

"Apa aku akan baik-baik saja? Aku sudah menghubungi nomor ini." Sahutku dengan suara rendah.

"Dahyun-ah, tentu saja. Ngomong-ngomong terima kasih karena sudah memberikan nomormu padaku."

Keningku berkerut tak mengerti, jadi ini maksudnya apa?

"Apa maksudmu?"

Dia terdengar menghela nafasnya dibalik sana.

"Kenapa? Kau merasa tertipu? Bukankah kau juga menipuku?"

Ha? Aku benar-benar tidak mengerti dengan apa yang dikatakannya, aku menipu apa? Kita baru bertemu tadi, sial! Rasanya aku ingin mengumpat saja kali ini.

"Aku? Menipumu? Apa kau yakin?"

"Kau bilang kau tak punya ponsel tapi ini kau bisa menghubungi nomorku?"

"Yak! Itu karena kau mencoba meminta ponselku, kau seolah seperti pencuri!" Aku sedikit memekik di sini karena aku mulai geram dengan apa yang dilakukan si Taehyung itu.

"Tenang Nona! Aku bukan seperti apa yang kau katakan, aku ini lelaki baik-baik, lagi pula aku ini kaya mana mungkin aku mengambil ponselmu yang jelas ponsel milikku jauh lebih mahal."

Bicaranya cukup tinggi dan aku sedikit muak, bolehkah aku muntah sekarang? Kekayaanmu sama sekali bukan urusanku, bodoh!

"Lalu apa yang akan membahayakan ku?" Aku hanya bertanya pada intinya saja.

Si Taehyung itu terus menghela nafasnya, membuatku jengah mendengarnya karena itu terdengar seperti desahan, jelas itu menjijikan bagiku.

"Aku hanya ingin memastikan agar kau baik-baik saja setelah aku datang kekamar mu, hanya itu."

Brrraak!

Mataku terbelalak seakan ingin keluar dari tempatnya, jantungku terpacu cepat karena terkejut dengan suara benturan yang kudengar barusan. Suara yang ditimbulkan akibat pintu yang dibuka kasar dengan seseorang sepertinya.

"Aku bilang juga apa? Apa mereka sudah datang?"

Renyah, ujaran Taehyung membuatku dalam keadaan yang berbahaya, bagaimana dia bisa menduga-duga bahwa aku akan ada dalam masalah besar? Ini pasti ulahnya.

Sontak aku mematikan sambungan telefonnya dan langsung keluar dari kamar mandi.

"Aku melihat Kim Taehyung ke sini tadi!" Tegasnya yang membuatku terpaku, bahkan temanku berkerubung saling memeluk karena takut pada senior perempuan itu.

Disorder✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang