Sejalan dengan waktu, hubungan Nadine dan Aksa sudah memasuki waktu sepuluh bulan. Sebelum memasuki hubungan sepuluh bulan, tepatnya waktu sembilan bulan. Karena sewaktu itu banyak konflik, maka pada waktu sembilan bulan Aksa memutuskan untuk break dengan Nadine. Breaknya juga tidak lama hanya sekitar tiga minggu.
Break merupakan waktu untuk mengintropeksi diri buat mereka. Apalagi Nadine dan Aksa sudah jarang bertemu, bertemu hanya seminggu dua kali bahkan seminggu hanya satu kali.
-Sewaktu break-
Ditelfon
"Halo, sayang" Aksa mengawali dengan suara yang berat dan tidak tega sebenarnya.
Nadine tidak menjawab satu kata pun.
"Sayang, aku mau ngomong dijawab ya" suara Aksa berusaha tidak terlihat sedih.
"Hm, iya beb ngomong aja" sahut Nadine dengan suara yang pasrah.
Karena dalam pikiran Nadine, break merupakan memutuskan hubungan yang nantinya akan menjadi seorang yang asing satu sama lain. Tetapi, dalam pemikiran Aksa break merupakan suatu jeda untuk hubungan dengan harapan setelah break hubungannya bisa kembali sedia kala tanpa ada konflik yang berkepanjangan.
"Dengerin aku ya, kita break bukan berarti putus. Ini cuman tiga minggu kok, dengan singkatnya aku sama kamu enggak chat doang tetapi kamu masih jadi orang yang aku cintai" ucap Aksa dengan nada lembut.
"Jadi, break ini kita enggak putus?" suara Nadine kembali stabil.
"Iya sayang, kita Cuma enggak chat aja. Dalam tiga minggu itu aku mau intropeksi diri dan kamupun intropeksi diri. Biar hubungan kita lebih baik, apalagi kita jarang ketemu" sahut Aksa.
"Bener ya beb, tapi aku pasti kangen banget sama kamu beb" ucap Nadine dengan suara sedih.
"Bukan kamu aja, aku juga pasti kangen banget sama kamu. Tapi kita harus sama-sama intopeksi diri dan hari senin kamu juga uts kan jadi fokus aja ya sayang. Aku pasti kangen banget sama kamu"
Sekiranya begitulah, ketika dua insan ini memiih tindakan untuk break sejenak. Hari ini merupakan lima hari setelah hubungan Nadine sepuluh bulan.
"Halo, lu dimana? Jadi jemput gue kan?" ucap Nadine ketika sedang menelpon.
Bukan orang lain, yang ditelpon Nadine sendiri adalah Aksa. Usai menjalani break tiga minggu, mereka memutuskan untuk memanggil lu-gua bukan aku-kamu lagi karena Aksa juga merasa kalau memakai lu-gua jadi bisa lebih lepas dan tidak terlalu monoton hubungannya.
"Iya gua solat bentar, gasabar amat sih mau ketemu gua haha" sahut Aksa disebrang sana.
"Oke, kalo udah mau sampe telfon gue ya. Gue tunggu dimeja piket"
"Iya sayangku yang bawel" jawab Aksa dan mematikan telfonnya.
Setelah menunggu sekitar 12 menit, akhirnya Aksa sampai didepan sekolah Nadine. Aksa langsung saja menelfon pacarnya agar segera keluar dari sekolahnya.
"Halo beb, gua udah depan sekolah lu nih cepet keluar"
"Iya sabar mas, gue otw nih"
Sesampainya Nadine dibelakang motor Aksa, ia langsung naik diboncengan motor Aksa.
"Dih lama amat lu, solat di arab lu ya?"
"Ye ga gitu anjir, tadi ada temen basket gua. Katanya nanti mau latihan tapi gua hari ini juga les lagi"

KAMU SEDANG MEMBACA
My love story
Teen FictionClaresta Nadine Andromeda seorang perempuan yang periang, cantik, baik, dan belum mengerti apa itu cinta dan belum pernah merasakan bagaimana rasanya pacaran. Alden Wijaya Diningrat seorang laki-laki yang tampan, baik, banyak gaya dan modus kesemua...