(22)

1.7K 79 1
                                    

POV Aera

Aku duduk di taman belakang kampus, menikmati angin segar dari sini. Tentu tidak sendirian, disini aku bersama Sanna yang sedang menelfon mesra pacarnya Park Jimin.

Aku terkadang merasa ingin muntah mendengar kata-kata romantis mereka. Bukannya cemburu, hanya saja itu terlalu geli untuk didengar. Tiba-tiba Sanna mematikan telfonnya.

"Ahh beruntung nya aku memiliki pacar seperti dia!". Ucap Sanna.

"Kenapa?". Tanyaku

"Dia akan mengajakku ke Busan besok, ia mau memperkenalkan aku pada orang tuanya". Ucap Sanna bahagia. Aku terkekeh melihat sahabat menjadi bahagia seperti ini.

"Bagus dong, itu artinya dia serius sama kamu". Ucapku.

"Bagaimana dengan Jungkook oppa?". Tanya Sanna.

"Kenapa dengan dia?". Tanya ku bingung.

"Bukan kah kalian saling mencintai, kenapa sampai sekarang belum bersatu!".

Aera terdiam. Ia melirik ke arah Sanna. "Aku tau diri!, Aku ini sudah numpang hidup dengan nya, tidak pantas aku bersamanya Sanna". Lirih ku.

"Hey kenapa kau malah ngomong begitu eoh, kau itu pantas untuk Jungkook". Ucap Sanna mengelus rambutku.

"Anii, aku tidak pantas, jika dia memiliki kekasih seperti ku, hidupnya akan sulit, kau tau kan keluarga ku seperti apa, apa jadinya dia jika berpacaran denganku". Ucapku.

"Jungkook sangat mencintaimu Aera, aku yakin dia bisa menerima mu apa adanya". Yakin Sanna.

Aku melihat langit, apa benar Jungkook sangat mencintaiku. Apa kata orang jika dia punya kekasih seperti ku. Aku merenungkan hal itu.

Lalu tak lama dari itu sanna pamit kepadaku karena Jimin sudah menjemput nya. Aku duduk sendirian disini, entah la rasanya aku sangat sungkan untuk pulang. Sudah 2 jam aku duduk disini tadi bersama Sanna dan belum menelfon Jungkook untuk menjemput.

Lalu aku mengirim pesan kepada Jungkook untuk menjemput. Sebenarnya aku ingin pulang sendiri naik bis tetapi Jungkook pasti akan marah jika aku membantah. Entahlah mengapa dia menjadi takut terjadi apa-apa padaku.

"Haiii!". Ucap seseorang duduk di sampingku.

Aku langsung membuka mata ku melihatnya.

"Eoh Jae-hyun!". Ucapku.

Dia tersenyum manis. "Kenapa belum pulang!". Tanya nya.

"Ahhh ini lagi nunggu yang jemput!". Ucap ku membalas senyuman nya.

Dia hanya mengangguk. Tiba-tiba dia menatapku dengan hangat. "Hmmmm boleh aku meminta sesuatu?". Ucapnya, aku langsung mengangguk.

"Boleh!".

"Boleh ngga, jika aku berteman dekat denganmu". Ucapan nya membuatku diam. Apa maksud nya.

"Ahhh kenapa harus bertanya, ya boleh-boleh saja untuk berteman, sejak kapan aku memilih teman eoh". Ucapku menetralkan suasana. Mungkin ia benar-benar akan menjadi temanku.

"Benarkah, boleh minta nomor telfon mu?". Pintanya. Aku langsung mengambil handphone nya dan mengetikkan nomor ku.

"Ahhh akhirnya, gumawoyeo!". Ucap nya, senyuman nya sangat berkarisma sekali.

Tiba-tiba handphone ku mendapatkan telfon dari Jungkook.

Anak Kelinci🐰

Aku langsung mengangkat telfon nya. Dia mengatakan bahwa sudah diparkiran. Astaga cepat sekali.

My Savior - Jeon Jungkook Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang