Just Friend?

6.2K 306 25
                                    

Chapter 20
Just Friend

Selamat membaca cerita The prince, semoga suka ^_^

Suara mobil yang sangat Ariana kenali terdengar jelas berhenti di halaman utama. Ariana bergegas turun dari tangga dengan langkah yang tergesa-gesa. Langkah kakinya terhenti melihat David di depan pintu yang melentangkan tangannya ingin memeluk Ariana.

Bruk.

Ariana langsung berhambur kepelukan David, dan tiba-tiba saja air matanya justru mengalir deras begitu saja.

"kau kemana saja? aku takut kau kenapa-kenapa" ungkap Ariana sambil terisak.

"ssttt... baby, don't cry again. I'm here, kumohon jangan menangis" ucap David sembari mengelus punggung Ariana yang bergetar.

"i'm afraid" gumam Ariana yang masih terisak.

"aku baik-baik saja, baby girl. Sstt jangan menangis lagi ya? "

"tapi tadi... Kau... Ah sudahlah. Tunggu disini akan aku obati lukamu"

David menarik pergelangan Ariana ketika gadis itu beranjak pergi, dan memeluknya lebih erat dari sebelumnya. Menghirup rakus aroma vanilla dan kayu manis dari tubuh Ariana.

"aku tidak butuh obat itu---"

"karena kaulah obat rasa sakitku yang sebenarnya baby" ucap David yang sukses membuat wajah Ariana bersemu merah. Debaran jantungnya juga tak terkontrol di dalam sana.

"kau selalu saja memanggilku dengan panggilan bodoh itu" gumam Ariana mengalihkan pembicaraan.

"mau bagaimana lagi? aku suka memanggil istriku begitu"

Ariana terdiam cukup lama, lalu kembali membuka suara

"huh? setahuku kita hanya berjanji untuk berteman" gumam Ariana mencebik kesal.

"oh begitu ya?"

"iyaa"

"yasudah"

"iyaa"

Ariana mendelik kesal ke arah David. Ia mendorong dada bidang David agar sedikit menjauh darinya. Entah mengapa ada rasa tidak suka jika David menyiyakan status mereka hanya sebatas teman. Tidak lebih

Fix, David keterlaluan!

Melihat ekspresi wajah Ariana yang tertekuk masam, David terkekeh geli lalu mengelus puncak kepala Ariana dengan sayang.

"bagaimana dengan teman tapi cinta?"

****

Pagi harinya, Ariana terbangun lebih awal dari biasanya. Ia sedang berkutat di dapur membuat menu masakan kesukaan David yang ia bisa, nasi goreng rica-rica dengan roti bakar selai blueberry.

Ia berusaha semaksimal mungkin memasaknya untuk David. Well, semalam ia tak langsung menjawab pertanyaan absurd yang David tanyakan.

Tapi tak dapat ia pungkiri, sebagian hatinya setuju dan satu sisinya lagi tidak. Ia terlalu gengsi mengakui jika dia mulai menyukai David. Ingat ya, hanya suka!

Sepasang lengan kokoh melingkari pinggangnya yang ramping, membuatnya menoleh kebelakang menyadari kehadiran orang yang sedang ia pikirkan.

"good morning sweet heart... "

"panggilan bodoh lain lagi?"

The PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang