Adeline's Diary

6.5K 308 0
                                    

Chapter 10
Adeline's Diary

Chapter 10Adeline's Diary

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ariana Zoey Minerva

Seusai acara selesai, Ariana tidak segera tidur di kamarnya. Sesuai tradisi, Ariana dan David harus berpisah kamar dalam kurun waktu satu minggu.

Ariana tidak masalah akan hal itu, toh ia juga tidak mencintai David.
Disinilah Ariana berada, dalam kamar Adeline tempati. Ia mematikan lampunya dan membiarkan kegelapan menyelubunginya.

Matanya menerawang, berpikir dan mencoba mendeteksi bagaimana bisa saudari kembarnya itu tiba-tiba pergi meninggalkan pernikahan ini di saat-saat terakhir?

Sepintas, ia melirik kearah noda darah yang sudah dibersihkan oleh para maid. Ia melangkahkan kakinya ke arah balkon, meresapi dinginnya angin yang menusuk kulit halusnya.

Ariana kalut, bagaimana jika kakaknya itu diculik oleh Giovanno? bukankah Giovanno membencinya? lalu kenapa harus Adeline yang berkorban untuknya?

Pertanyaan itu terus menghantui Ariana, bahkan ia tidak menyadari kehadiran Luthfia tepat disebelahnya.

"Ana... " panggil Luthfia lirih.

Ariana tidak bergeming, ia tetap menatap lurus pepohonan rindang dan taman bunga tulip yang terlihat indah dari balkon kamar itu. Tapi bukan itu yang menjadi titik pusat perhatian Ariana, melainkan pikirannya berkelana memikirkan dimana keberadaan kakak kembarnya saat ini.

"Ana? Mama ingin bicara nak"

"Ana?"

Ariana tersentak, sebuah jemari mengusap pucuk kepalanya dengan sayang.

"mama... "

Ariana tidak tahan, ia segera berhambur memeluk mamanya.

"kenapa dia pergi?" cicit Ariana menahan isakannya.

"sssttt...  Jangan menangis sayang, semua sedang berusaha mencari Adeline. Jangan menangis begini, Adeline pasti akan sedih" ujar Luthfia menenangkan putrinya.

"mama mau tidur bersamaku? Kali ini saja. Kumohon... " pinta Ariana penuh harap.

Selama bertahun-tahun, ia selalu iri kepada Adeline yang mendapatkan perhatian lebih dari ibunya. Entah mengapa ia merasa seperti orang asing jika mengingat itu, namun semuanya terungkap. Adeline butuh kasih sayang lebih, ia pernah mengidap gangguan mental ketika berumur 8 tahun. Dan mengalami pemulihan ketika umurnya 12 tahun.

Luthfia mengangguk, ibu dari 3 orang anak itu segera membaringkan tubuhnya ke kasur, dan menutupi tubuh Ariana dengan selimut. Ia membelai wajah Ariana lembut, dan penuh kasih sayang. Rasanya sudah lama, ia tidak mendapatkan kasih sayang hanya untuknya saja. Tanpa berbagi dengan Adeline.

The PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang