Something about you

7.4K 357 15
                                    

Chapter 3
Something about you

"Ana! apa yang kau lakukan?!" pekik suara menggelegar dari kejauhan.

Gawat.
"mama?"
"oh ya ampun Ana, dia pangeran David, tunangan Adeline..."

Wait, pangeran David? Hei yang benar saja?

"pangeran David? " tanya Ariana.
"iya sayang... " jawab Luthfia frustasi.

Oh my god!

"yang benar saja ma! Dia sama sekali tidak layak menjadi pangeran" sarkas Ariana.
"kau tidak percaya aku pangeran nona? " tanya pria yang tak lain adalah pangeran David.
"tidak"
"kenapa?" tanya Luthfia.
"dia... " belum sempat Ariana menjawab, semua keluarga datang dan terlihat panik.

"ada apa ini?" tanya Astryd yang terlihat tergesa-gesa menghampiri putra nya.
"bukan apa-apa mom" jawab David.
"bukan apa-apa bagaimana? Sudut bibirmu berdarah! Siapa yang melakukan ini? " tanya Astryd berapi-api.
"uhm maaf mam, aku yang menendangnya terlalu brutal, maafkan aku" sambar Ariana.

Semua orang menatap Ariana dengan ekspresi yang berbeda-beda, membuat Ariana bingung mengapa semua orang menatapnya dengan tatapan aneh?!

"Ana?" tanya Astryd dengan wajah gugup nya.
"nama saya Ariana mam, uh maksudku permaisuri..."

Semua orang masih menatapnya, tak terkecuali sang pangeran. Ia menatap Ariana dengan pandangan yang sulit diartikan.

****

Semua orang kembali larut dalam acara malam itu, insiden kecil yang menimpa sang pangeran pun berlalu.

Adeline dan pangeran David berdansa bersama, tak dapat dipungkiri keduanya menyita banyak tamu yang hadir.

"mereka terlihat serasi! " seru seorang tamu wanita.
"iya sangat cocok"
"yang satunya cantik, satunya lagi tampan. Benar-benar raja dan ratu terfavorit! "

Begitulah pujian yang keduanya dapatkan, Adeline tersenyum malu-malu dan menyembunyikan rona merah dipipinya dari David.

"masih malu, hmm?" goda David kepada calon istrinya itu.
Adeline tersenyum sambil menganggukkan kepalanya. Keduanya larut dalam tarian mereka, hanyut dalam alunan musik dan suasana romantis yang tercipta dari keduanya.

Di sisi lain, seorang gadis cantik sedang duduk di sebuah meja khusus para bangsawan. Ia meminum segelas jus dan beberapa macam hidangan yang disediakan. Seperti biasa, ia bersikap cuek dan enggan memperhatikan sekitar. Bahkan sering menunjukkan sikap tidak ingin diganggu, membuat banyak pria yang ingin mendekatinya harus mengurung niat mereka baik-baik.

Ia memakan makanannya dengan tenang dan santai, sesekali dia melihat para tamu yang berdansa, termasuk kembarannya dan si pangeran menyebalkan, David Walton. Ia juga melihat banyak pria yang mencuri-curi pandang kearahnya, dan sesekali tersenyum padanya.

"mau berdansa denganku? Suatu kebanggaan dapat berdansa denganmu, princess... "
Seorang pria tiba-tiba datang dan mengulurkan tangannya pada Ariana, para pria terkejut. Bagaimana bisa pria itu beraninya mengajak wanita cantik itu berdansa?

Ariana mengangguk.
"kita berjumpa lagi... "

****

Musik mengalun dengan lambat, para bangsawan yang berdansa semakin ramai. Padahal, waktu sudah menunjukkan pukul 11 tepat. Acara akan dibubarkan pada pukul 12, alias tengah malam nanti.

"apa kau juga diundang dalam pesta ini? " tanya Ariana.
"tentu, aku kan menteri pangeran David, Ana... "
"aku lupa" gumam Ariana.
"kau lupa kepadaku ya, baby?" tanya pria tampan tersebut.
"mana mungkin aku lupa? Kau yang selalu membela ku ketika aku kecil. Kau juga selalu memberikan teddy bear bukan setiap aku ulang tahun? gara-gara teddy bear sialan itu kamarku seperti tempat penampungan balita sekarang" keluh Ariana.
Pria itu menatap Ariana dengan tatapan datar, kemudian tertawa dengan sangat keras.

"hahahaha bagus, dengan begitu kau akan selalu mengingatku" puji pria itu dengan bangga nya.
"kau gila sam!" teriak Ariana kesal.

****

"kita harus secepatnya mementukan tanggal pernikahan Adeline dan David"
tukas Jovian tegas.

"iya aku setuju" ujar Astryd.

"bukankah terkesan terlalu terburu-buru?" tanya Luthfia.

"Luthfia... benar kata Jovian, pernikahan ini harus segera dilaksanakan. Adeline sudah dewasa bukan? lagipula pangeran David sudah dilantik menjadi pangeran mahkota..."
tutur Alexandre lembut.

"tapi..."
"Luthfia! kau ingat bukan perjanjian kita dengan raja Jonathan? Kenapa harus terus-terusan bersikeras seperti ini? Putri kita pasti mengerti sayang.."
"bagaimana jika 'dia' datang?"
"aku akan memenggal kepala nya jika masih berani menyentuh mereka, okay?"
"baiklah, kita harus menanyakan hal ini kepada David dan Adeline ya?" pinta Luthfia kepada suaminya.
"pasti"

****

Seorang wanita berjalan mencari seseorang di dalam banyak tamu yang hadir, dia mencari kembarannya di tiap kerumunan orang yang berlenggak-lenggok di lantai dansa, karena musik yang diputar semakin lebih keras dan tempo yang cepat.

Ah, ketemu!

Adeline berjalan menuju Ariana berada, tubuhnya berhenti tatkala melihat seseorang yang sedang berdansa dengan adiknya. Dia pernah melihat pria itu, ah dapat dikatakan pernah sangat kenal?

Tubuhnya membeku. Dadanya terasa sesak, dia tidak mampu lagi untuk berdiri. Kakinya mendadak seperti jelly dan terembab di atas lantai. Air matanya menetes.

"lagi?" tanya nya membatin.

Adeline cantik ya? Wkwkwk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Adeline cantik ya?
Wkwkwk.

Terimakasih telah membaca cerita ini, maaf kalo chapter ini gaje ya huhuhu T_T semoga kedepannya author cepet dapat ide buat chapter selanjutnya.

See you

D✨

The PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang