New beginning

6.4K 291 4
                                    

Chapter 11
New beginning



Selamat membaca ^_^

Setelah Ariana selesai sarapan, ia menunduk hormat dan mohon pamit dari kedua mertuanya. Setelah mendapatkan izin, ia segera melangkahkan kakinya untuk mencari keberadaan David, untuk membahas isi diary Adeline tentunya.

Entah sejak berapa lama Ariana mencari keberadaan David, tapi David tidak ada di mansion maupun kastil. Ariana berniat untuk bertanya pada seorang maid yang sedang memetik bunga melati untuk diolah dan dijadikan teh khas kerajaan ini. Tapi ia urungkan niatnya, ia memicingkan mata kala melihat seorang pria yang berdiri menatap dirinya. Pria itu bersembunyi di balik pohon cemara yang tumbuh di dekat taman tulip.

Ariana mencoba memperhatikan pria itu. Dari kejauhan, ia melihat pria tersebut memegang gagang pisau berbentuk belati yang mirip seperti Giovanno pakai ketika ingin menculiknya.

"apa jangan-jangan..."

Deg

"benarkah dia yang sudah menculik Adeline?"
lirih Ariana tak percaya. Rasanya orang seperti Adeline tidak mungkin memiliki musuh. Mengingat Adeline selalu bersikap sopan dan ramah pada setiap orang, lalu kenapa malah dia yang menjadi korban dari semua ini?

Dan mengapa Giovanno mengincar keluarganya? apa yang sudah ia lewati, sampai tidak tahu soal ini?

Berbagai macam pertanyaan terus menghantuinya, hingga tak sadar bahwa David sedari tadi mengamatinya dari belakang.

"apa yang sedang kau lakukan?"

Ariana tersentak, kaget melihat keberadaan David di belakangnya. Namun, ketika ia menoleh kearah pohon cemara itu, pria tersebut tidak berada di tempat dimana ia menginjakkan kakinya tadi.

"ah, bukan apa-apa. Aku hanya... Mencari udara segar" ucap Ariana mengalihkan pembicaraan.

"udara segar itu membuatmu pucat?"

"eh?"

"lihatlah, wajahmu pucat seperti baru saja melihat hantu"

Ariana nyaris kehilangan kata-kata untuk menjawabnya, namun ia kembali teringat pada diary Adeline yang ia temukan semalam.

"ah, lupakan. Aku ingin bicara penting denganmu"

"tentang kue buatanmu tadi?" tebak David asal.

"tentu saja bukan! Itu tidak penting. Ini tentang Adeline"

"ada apa lagi dengannya? kenapa aku harus peduli. Itu bukan urusanku lagi Ana... "

"dengar, kau mengatakan pada semua orang jika kau mencintainya bukan? Lalu kenapa ketika dia membuat satu kesalahan, kau malah menuduhnya begini. Bukankah cinta juga tentang kepercayaan dan kesetiaan?"

David terdiam, kemudian menyentuh dagu Ariana dan menatapnya lekat. Keduanya bungkam, wangi mint yang menyeruak dari tubuh David membuat Ariana kehilangan setengah kesadaran.

"cinta, dan kesetiaan itu mahal, jadi jika dia menyia-nyiakan cintaku, untuk apa aku harus berlari mengejarnya?"

"tapi... dia diculik" beo Ariana berusaha mengumpulkan kesadaran yang tersisa.

"diculik? mana mungkin meninggalkan surat dan ucapan selamat tinggal seperti itu? teori macam apa yang kau buat"

Ariana memperhatikan manik mata David yang kecoklatan, terdapat sorot mata tajam dan tegas.

Ariana mengiyakan pernyataan dari mulut David, Adeline tidak mungkin diculik. Lalu kemana dia pergi?

Ariana hampir kehilangan keseimbangan badannya, ketika David tiba-tiba memajukan wajahnya semakin dekat dengan Ariana. Seolah terhipnotis, Ariana mencengkram lengan kemeja David yang memegang tengkuknya.

"ekhem"

Suara deheman itu menyelamatkan Ariana dari serangan jantung. Ini aneh, baru kali ini Ariana berdekatan seintim ini dengan laki-laki, dan bodohnya ia tidak menolak apa yang David lakukan.

Sialan.

"sesuai tradisi, kalian harus menahan itu selama satu minggu. Tapi kalian sepertinya sudah tidak tahan, ya?" tanya pria usil yang tak lain adalah Samuel Miller, teman masa kecil Ariana sekaligus menteri pertahanan dan keamanan dibawah kekuasaan David.

Samuel terkekeh geli melihat reaksi pengantin baru itu, terlebih Ariana. Ia menunduk malu, menyembunyikan rona merah dipipinya. Ah, Ana yang seperti ini terlihat menggemaskan.
Lain halnya dengan David, ia tidak peduli dengan ucapan yang dilontarkan Samuel, dan menatapnya datar.

"oho, kau marah bro? Aku merusak moment romantismu ya?" tanya Samuel berniat menggoda David.

Ariana melotot, rasanya kepergok sedang bermesraan seperti ini lebih memalukan daripada mencuci piring bekas makanan yang ia makan.

Uh, memalukan sekali!

David menggelenggang pergi, dan mengisyaratkan Samuel mengikutinya dari belakang.

Ariana menghela nafasnya, berusaha mengatur pernafasannya kembali. Berada di dekat David seperti sedang menaiki wahana mematikan yang pernah ada. Jantungnya pun berdetak lebih cepat, perasaan macam apa ini?

Samuel tertawa melihat reaksi Ariana, terlihat lucu sekali.

"aku yakin, perlahan kau akan membuatnya mencair. Seperti ia yang dulu... "

"uh? Maksudmu? dia pernah menjadi air sebelum menjadi es seperti sekarang?" tanya Ariana bertubi-tubi.

"well, dia bukan es batu. Dia es krim, dingin tapi manis" ujar Samuel disertai kekehan.

"dasar gila!"

"hahahaha"
Samuel tertawa terbahak-bahak. Ariana hampir saja melayangkan sendal yang dipakainya, namun suara menggelegar David menghentikan pergerakannya.

"kau masih mau bekerja atau kupecat?"

Samuel meringis, giliran Ariana yang tertawa melihat ekspresi Samuel.

"sepertinya, perubahan diantara kalian akan segera terjadi. Semoga berbahagia" ucap Samuel sebelum melangkahkan kakinya menyusul David.

Benarkah, ini awal dari perubahan?  Batin Ariana menerka-nerka.



Samuel Miller

Tbc

👑

The PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang