The biggest mistake

7.2K 330 11
                                    

Chapter 4
The biggest mistake

Keesokan harinya...

"aku hanya kelelahan! Kenapa semua orang jadi terepotkan seperti ini?" keluh seorang gadis cantik yang sedang berbaring di atas kasur yang disediakan untuknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"aku hanya kelelahan! Kenapa semua orang jadi terepotkan seperti ini?" keluh seorang gadis cantik yang sedang berbaring di atas kasur yang disediakan untuknya. Ia hanya bisa memijit pelipisnya melihat seluruh keluarganya mondar-mandir sambil sesekali bertanya apa yang ia butuhkan, atau sekedar bertanya apakah dia sudah sembuh?

Dia hanya pingsan karena kelelahan! bukan sedang sakit berat.

"sudah, jangan banyak protes!  kau cerewet sekali Adel" omel pria yang tak lain Lucas, kakaknya.

Adeline menghembuskan nafasnya, ia mulai jengah dengan kakak super ajaibnya ini.

"kau sepertinya sedang banyak pikiran" tebak Lucas.
"hmm ya bisa jadi" jawab Adeline acuh.
"kau tidak tanya mengapa aku tahu?"
"Baiklah, kenapa?" tanya Adeline pura-pura ingin tahu.
"aku punya bakat cenayang"
"terserah!"
"hei,  kau tau Adel? ketika kau punya masalah, jangan lupakan bahwa kau tidak sendiri di dunia ini, kau punya keluarga untuk berbagi. Jadi jangan memendam masalahmu sendiri ya?"
Adeline senang, setidaknya kali ini kakaknya itu bisa serius dan bijak begini.

"tidak ada, aku tidak apa-apa"
"sayang sekali, padahal aku punya solusinya"
"dengan otak dangkalmu?" tanya Adeline dengan wajah datarnya.
"jika otakku datar mana mungkin bisa menjadi youtuber terkenal seperti sekarang?"
"ah iya, kau terlalu banyak membuat konten dan meminta subscribe terlalu banyak ya"
"heh! Sembarangan" sentak Lucas tak terima.

Adeline tertawa, membuat benak lucas menghangat. Ia punya berbagai macam cara untuk membuat adiknya tertawa, dia tidak akan membiarkan kedua adiknya terjebak masalah karena seseorang yang telah lama mengusik keluarga mereka.

Dulu, ia pernah menyesal menjadi seorang kakak.

Tidak lagi, tidak akan kubiarkan kalian kembali terluka, batin lucas.

****

Pangeran David sedang berjalan menuju koridor istana, ia ingin pergi ke taman mansion nya untuk menemui ibunya. Hari ini ibunya sangat sibuk, ia sedang menunggu seorang designer di taman sekaligus mengajaknya minum teh terlebih dahulu.

David mengerutkan alisnya kala melihat siluet seorang wanita cantik yang merupakan rival nya beberapa hari ini. Bagaimana tidak?  gadis itu selalu saja membuatnya jengkel dengan tingkah nya yang menyebalkan. Sifatnya yang sombong dan tidak ingin dibantah, siapa yang berani seleluasa itu di kerajaan ini selain aku, sang pangeran Mahkota kerajaan.

"sedang apa kau disini?" ketus Ariana sembari menatapku sengit.

"ini kerajaanku, terserah aku mau  kemana pun, mau ke perpustakaan, ke taman, ke lapangan, ke menara, bahkan ke sungai sekalipun bukan urusanmu" jawab David datar.

"ya ya ya, terserah kau saja. Pergi dari sini, aku sedang tidak ingin diganggu" ucap Ariana santai. David merasa dongkol setengah mati dengan gadis satu ini.

Hei, ini kerajaanku!  Batin David tak terima.

"aku juga sedang ada urusan. Silahkan nikmati harimu, semoga cepat kembali ke rumahmu sendiri" sindir David kepada Ariana.

"tentu aku akan kembali setelah pernikahan kalian selesai. Lagipula aku juga tidak betah berlama-lama disini, dan ya jangan pernah mengusirku atau aku akan menyuruh kakakku untuk membeli istana bodohmu ini" tukas Ariana cuek dan kembali memakan camilan yang ia buatkan sendiri khusus untuknya.

"membeli istana ku? Ini tempat resmi, bukan tempat pribadi yang bisa kau beli sembarangan. Tolong jaga bicaramu nona atau aku akan mengusirmu paksa dari sini" ucap David setengah geram kepada Ariana.

Ariana tersenyum simpul, dan berjalan mendekat kearah David.

"aku berjanji, suatu hari nanti aku lah pemilik Istana ini. Dan kau, sekeras apapun usaha mu untuk mengusirku dari sini, kau tidak akan pernah bisa kecuali atas keinginanku sendiri" ucap Ariana tajam dan menyiratkan keseriusan.

David mendengus, malas berdebat dengan gadis gila seperti Ariana.

"oke, kita lihat saja nanti"


****

Di sisi lain....

Sebuah mobil mewah melintasi perkarangan kerajaan Walton. Seorang pria berdiri menghadap sebuah kamar yang berada di lantai teratas, kamar seorang wanita. Ia tersenyum licik sembari membenarkan jas nya.

"sebentar lagi, aku akan membawamu dari sini. Pergi dan hanya ada kau dan aku, akan ku bangun kisah cinta kita yang sempat tertunda. Aku berjanji" ucapnya lalu melangkah masuk ke dalam mansion kerajaan sambil tersenyum dan membungkuk hormat kepada seluruh pelayan dan pengawal istana.

Tidak ada gerak-gerik mencurigakan yang ia tunjukkan. Ia bebas memasuki kawasan ini, karena bisa dibilang ia memiliki kartu as yang tidak bisa di ganggu gugat.

"aku datang, my princess... "









Hola!  Aku kembali nulis The Prince setelah sekian lama huhu :(

Sumpah nulis cerita ini perlu ketenangan banget deh.

Pada kangen sama Ariana ga?
Vote dan komen nya dong hehe:)

The PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang