+4-

1.1K 174 21
                                    

Mata biru Tetsuya perlahan terbuka. Sinar matahari yang menyeruak masuk melalui sela-sela tirai kamarnya yang tertutup menerpa wajah manisnya. Tetsuya menutup matanya dengan lengan.

"Last night was really a mess," bisik Tetsuya.

Tetsuya menghela nafasnya. Selalu begini jika ia mengencani seseorang. Seharusnya dia sadar, mengencani seseorang dengan adanya Hyuse itu tidak mungkin. Hanya sebuah mimpi.

"Selamat pagi Director," Tetsuya menyingkirkan lengannya mendengar suara asing itu.

Yang pertama berhasil ditangkapnya adalah rambut merah menyala Akashi Seijuro. Tetsuya menyipitkan matanya.

"Apa yang kau lakukan di kamarku?" tanya Tetsuya.

"Mr. Miwa bilang membangunkan anda selama ada di sini adalah tugas saya juga," kata lelaki itu, Akashi Seijuro.

"Apa? Sejak kapan kau di sini?" Tetsuya nengerutkan alisnya kesal.

"Semalam," jawab Seijuro.

Tetsuya memijit pelipisnya yang berdenyut nyeri. Ini keterlaluan. Bagaimana bisa Seijuro yang baru diterima kemarin langsung masuk ke rumah ini menggantikan Shuji?!

"Dimana Shuji-nii?" tanya Tetsuya.

"Sedang berhadapan dengan Mr. Alex," jawab Seijuro sembari membuka tirai.

Tetsuya mendudukkan dirinya di tepi kasur. Matanya memandang sendu kaki kecilnya yang terhiaskan sandal rumah. Helaan nafas meluncur begitu saja dari bibirnya.

"Aku sudah bangun, jadi silahkan pergi sekarang," usir Tetsuya.

"Baiklah Director, saya akan menyiapkan mobil anda," kata Seijuro.

Tetsuya mengangguk. Dengan malas, Tetsuya melangkah ke kamar mandi. Dia harus bersiap secepat mungkin.

"Aneh, biasanya pegawai baru tidak akan diijinkan berada di sini," gumam Tetsuya saat mengingat kebiasaan Alex.

Tetsuya mengacak surainya sendiri. Ya sudahlah. Bukan urusannya juga. Toh kalau memang Alex sebegitunya mempercayai Seijuro malah akan menguntungkannya.

.

.

.

Tetsuya mengaduk-aduk kopi susu yang telah disediakan di ruang makan itu. Dia juga menggigit sesekali roti bakar selai coklat kesukaannya.

"Soal semalam," Alex memulai pembicaraan lagi.

"Aku harus berangkat," Tetsuya melahap habis rotinya dan berniat pergi.

"Oi Kuroko! Setidaknya dengarkan dulu!" Taiga berseru.

Tetsuya memberengut kesal. Dia mendudukkan dirinya dengan bibir mencebik imut. Ini yang mereka lihat...

 Ini yang mereka lihat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Vorpal LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang