+32-

618 80 3
                                    

Hyuse sedang memakan taiyaki miliknya dengan tenang ketika suara-suara keras itu mulai mengganggunya.

"Hyuse-kun, jadi yang waktu itu bersamamu, itu adalah Sei-kun?" tanya Tetsuya mengabaikan suara keras itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hyuse-kun, jadi yang waktu itu bersamamu, itu adalah Sei-kun?" tanya Tetsuya mengabaikan suara keras itu.

"Huh? Iya," jawab Hyuse dengan pandangan datar.

Tetsuya memainkan kakinya. Senyuman tipis menghiasi wajahnya.

"Why doesn't he hate me?" tanya Tetsuya.

Sebenarnya, hal itu jelas. Namun, Tetsuya tidak bisa menyingkirkan rasa bersalahnya. Akashi Seijuro melihat bahwa Tetsuya membunuh kakak kandungnya. Bahkan, Tetsuya tidak bisa memaafkan dirinya sendiri. Lalu, bagaimana bisa Seijuro melakukannya?

"Kau tahu Suya, ada beberapa hal yang tidak bisa dijawab. Bahkan oleh orang itu sendiri," kata Hyuse datar.

"Apa kau membenciku?" tanya Tetsuya.

"Sangat. Aku sangat membencimu," kata Hyuse kemudian memejamkan matanya perlahan, "Tapi, aku tidak bisa menahan keinginanku menjadikanmu sebagai milikku. Di satu sisi, aku benci kehilangan Hyrein. Di sisi lain, aku bersyukur dia tidak lagi ada untuk mencegahku."

Jawaban tak terduga itu benar-benar membuat tubuh Tetsuya kaku. Tetsuya menyentuh kepalanya sendiri merasakan rasa sakit yang luar biasa.

Tunggu aku di sana, Tetsuya!

Mata Tetsuya terbuka lebar ketika mendengar suara itu. Suara yang selalu berhasil membuatnya lebih dari sekedar tenang.

"Ugh uhm..." Tetsuya melirik ke lengannya yang dihiasi lampyris.

"Kau mau?" tawar Hyuse sambil memberikan taiyaki terakhirnya.

Tidak mendapat jawaban, Hyuse memandang Tetsuya dengan tatapan datar andalannya. Tubuhnya tersentak ketika ia lagi-lagi melihat sepasang bola mata emas dan bukannya biru pada Tetsuya.

"Suya, kendalikan dirimu," Hyuse mnarik tangan Tetsuya.

Tetsuya kembali menatap mata hijau Hyuse. Mata Tetsuya berkedip merasa bingung.

"A-aku... aku takut! Hyuse-kun kumohon..." ujar Tetsuya dengan suara bergetar.

"Hei, tenanglah. Tenanglah Suya," Hyuse menggenggam jemari kecil Tetsuya.

Matanya memandang Tetsuya dengan pandangan khawatir. Tetsuya memejamkan natanya erat menahan air matanya. Tidak. Dia tidak bisa merasakan kehangatan Hyuse. Rasa sakit ini menguasainya. Dia terlalu takut meski hanya melihat mata Hyuse. Dia tidak mau...

"Suara apa itu?" Hyuse melepaskan genggaman tangannya mendengar suara ledakan yang cukup besar.

"Sei-kun?" gumam Tetsuya begitu pelan.

Meski Tetsuya sudah berjanji baik pada Hyuse mau pun Shinoda untuk memberikan kekuatannya agar Empress bisa sembuh, Tetsuya tetap berharap agar Seijuro datang. Tetsuya melirik Hyuse yang terlihat was-was.

Vorpal LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang