+5-

1.2K 164 17
                                    

Tetsuya tertawa canggung ketika ia berhadapan dengan Jonathan Layker dari Georgia and Blance. Di sisinya, Seijuro tampak sangat tenang. Entah bagaimana, setelah kejadian tadi, Seijuro seolah tak mengalami apa pun. Sementara Tetsuya? Dia masih memikirkan apa yang dilihatnya tadi. Taring tajam Seijuro.

"Ah benar, Director Kuroko sudah menyiapkan ini untuk anda," Seijuro memberikan sebungkus paper bag rapi yang berisikan sekotak minuman alkohol.

"Benarkah? Ah, saya baru pertama kali melihat anda. Biasanya yang menemani Mr. Kuroko adalah sekretaris berambut hitamnya," komentar Jonathan.

"Hahaha, dia sekretaris baru saya, Sir. Akashi Seijuro," kata Tetsuya dengan senyuman menawan—manis—nya.

"Begitukah? Tidak heran kalau begitu. Kalau begitu, bagaimana dengan minum bersama merayakan ini?" tawar lelaki paruh baya itu.

"Why not?" Tetsuya tersenyum.

"Silahkan," Jonathan membuka tutup botol alkohol itu lalu menuangkannya ke gelas Tetsuya.

Mereka mulai meminum cocktail kelas atas beralkohol tinggi itu. Ketika mereka akan memulai gelas kedua, seorang pelayan datang membawa pesanan mereka, ayam asam mani juga vanilla shake kegemaran Tetsuya.

"Saya sarankan untuk tidak meminum terlalu banyak, Director Kuroko," ujar Seijuro.

"Aku tahu batasanku," jawab Tetsuya.

Tetsuya tersentak ketika pelayan yang membawa pesanan itu tanpa sengaja menyenggol botol cocktail itu.

"Ah! Maafkan saya Tuan!" seru pelayan itu terkejut.

Tetsuya tersenyum ramah. Terlihat manis lebih tepatnya. Pelayan itu segera membenarkan letak botol kaca itu.

"Maafkan saya, maafkan saya!" seru lelaki itu dengan terus membungkuk.

"Ah tidak apa, sungguh. Lagipula ini hanya ketumpahan sedikit," kata Tetsuya.

Tetsuya meringis merasakan kepalanya berdenyut nyeri. Dia berdiri dengan tubuh terhuyung.

"Saya akan ambilkan pakaian ganti anda," kata Seijuro.

Seijuro membungkuk sopan pada Jonathan kemudian pergi. Tetsuya tersenyum kecil pada pelayan yang masih membungkuk itu.

"Mr. Jonathan, saya permisi dulu sebentar. Tidak masalah?" tanya Tetsuya.

"Tentu saja. Bersihkanlah diri anda dulu Director," jawab Jonathan.

"Maaf, bisakah antar saya ke ruang ganti?" Tetsuya menyentuh kepalanya sambil berusaha tersenyum memandang pelayan itu.

"Ah, tentu saja Tuan!" seru pelayan itu.

Pelayan berpakaian rapi itu segera membawa Tetsuya ke ruang ganti yang ada. Pandangan Tetsuya terasa buram.

"Dōmo arigatō," kata Tetsuya.

Begitu pintu tertutup, Tetsuya bersandar pada meja. Matanya berkunang-kunang dengan keringat yang mengucur deras.

"Nghh..." Tetsuya menyentuh kepalanya.

Dia perlahan melangkah ke meja yang ada. Tangannya berusaha menumpu tubuhnya di meja itu. Perlahan, tubuhnya merosot, menyebabkannya jatuh berlutut.

"Ugh... sakit sekali... sebenarnya kenapa?" desis Tetsuya.

Tetsuya bersandar pada lemari meja itu. Matanya semakin memburam. Keringatnya semakin deras. Jantungnya berdegup lebih kencang dari biasanya. Ini aneh. Perlahan, ia membuka jas dan kancing kemejanya.

Vorpal LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang