+7-

1.3K 168 12
                                    

"AAAARRGGHHHH!!! KENAPA KALIAN ADA DI KAMARKU???!!!" Tetsuya menjerit keras saat ia terbangun tanpa baju dan dikelilingi anak-anak pelangi di kasurnya.

"Ugh... Kuroko-cchi berisik sekali..." Ryota membalik posisi tidurnya membelakangi Tetsuya.

Tetsuya meringis. Kepalanya terasa sakit. Punggung dan bagian bawahnya juga.

"Huh, sepertinya aku terlalu banyak minum dan bekerja," ringis Tetsuya.

Benar sekali. Tetsuya benar-benar tidak mengingat apa yang terjadi.

"Padahal semalam kau manis sekali tertidur dalam gendongan Akashi," Shintaro menguap kemudian bangun.

Shintaro dan Ryota mendudukkan diri mereka. Mereka menguap lebar merasa kantuk masih menerjang. Semalam, mereka berlima memang sudah sepakat tidur sekamar dengan Tetsuya. Apalagi melihat kondisi Tetsuya. Mereka jadi ingin mengeloni Tetsuya lagi seperti dulu.

"Apa? Memang apa yang terjadi?" Tetsuya memberengut kesal.

"Dia membawamu pulang. Katanya kau terlalu banyak minum," suara Alex terdengar.

Tetsuya menoleh. Dia melihat Alex yang membawa nampan dengan teh hangat dan semangkuk sup.

"Shuji-nii yang memasaknya?" tanya Tetsuya dengan mata berbinar.

Bagaimana pun, Tetsuya sangat jauh lebih muda dari mereka semua. Usia Alex sudah menginjak dua ratus tujuh belas tahun. Sementara lima anaknya yang lain sudah menginjak seratus tahun. Tentu saja Tetsuya yang paling muda.

"Reo yang memasak. Shuji sedang sibuk," ujar Alex, "Kemarilah dan makan."

"Pantatku sakit," kata Tetsuya apa adanya.

"Geez, apa yang kau lakukan sebenarnya," Alex mengambil beberapa bantal dan menempatkannya di kursi.

Dia menggendong tubuh kecil Tetsuya seperti menggendong anak kecil. Matanya melotot saat ia melihat dengan jelas Taiga dan Daiki yang tidur dengan kaki masing-masing di pipi yang lainnya. Sementara Atsushi sudah bangun.

"Apa aku tidak dapat makanan?" tanya Atsushi.

Alex mendudukkan Tetsuya di kursi itu. Matanya memandang Atsushi yang baru bangun.

"Mintalah pada Shintaro," kata Alex tidak peduli.

"Ayolah! Kau hanya peduli pada Kuroko-cchi, Dad!" protes Ryota.

"Well, he's my baby," Alex mendekap Tetsuya yang asik makan dan memberikan death glare pada anak-anaknya yang lain.

"Nom nom nom, heump?" Tetsuya hanya memberikan tatapan polos.

"Aw, manis sekali," Alex mencubit gemas pipi Tetsuya.

"He's not even a child anymore Dad," kata Shintaro.

"Berapa usiamu?" sarkas Alex.

Tetsuya mengedikkan bahunya tidak peduli. Lagipula ini selalu terjadi.

"Aku akan kembali tinggal di apartemenku malam ini," ujar Tetsuya.

"Eh? Kuro-chin tidak tinggal di sini lebih lama lagi?" tanya Atsushi.

"Aku tidak ingin terus merepotkan. Lagipula, kalian tidak bisa menahan bau darahku terus menerus," jawab Tetsuya.

"Benar juga. Kalau begitu, Seijuro akan tinggal denganmu," kata Alex.

"Baiklah," Tetsuya mebgedikkan bahunya tidak peduli.

Dia tidak ingat. Benar-benar tidak ingat. Dan itu akan membahayakannya.

Vorpal LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang