+30-

598 89 7
                                    

Seijuro mengenakan topengnya menutupi mata emasnya. Mata merahnya yang menyala memandang datar ke pintu masuk kastil Vorpal Greem. Baju putih dengan pedang bersarung di pinggangnya serta jubah yang menghiasi punggungnya adalah tanda dia dalam pakaian tempurnya.

"Apa kau selalu seperti ini di tempat ini?" Shera yang mengikuti Seijuro bersembunyi di balik jubah merahnya.

Jarinya meremas pakaian Seijuro. Keduanya bersembunyi di balik semak-semak sambil melihat keadaan.

"Apa kau takut sekarang?" tanya Seijuro datar.

"Huh? Aku tidak! Hanya saja..." Shera melirik ke pintu gerbang.

Mata Seijuro juga menatap pintu gerbang. Penjagaannya lebih ketat dari yang seharusnya. Itu artinya...

"Masafumi Shinoda. Tidak seharusnya aku mempercayaimu," gumam Seijuro datar.

Seijuro menghembuskan nafasnya kesal. Sejak awal, Shinoda sebenarnya bukan orang yang jahat. Namun, dia menggunakan cara yang salah.

"Tunggu di sini," ujar Seijuro kemudian mengeluarkan pedangnya.

"Tunggu di sini," ujar Seijuro kemudian mengeluarkan pedangnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Shera menggigit bibirnya. Dia berharap rencana ini tidak membahayakan Hyuse. Namun, sepertinya Taiga dan Daiki sudah sangat membenci Hyuse. Terimakasih pada kekuatan pengikat Seijuro, Taiga dan Daiki berhasil keluar dari pengaruh Hyuse Cronin.

"Hei," Seijuro berjongkok di hadapan gadis biru itu.

Mata merah menyalanya memandang tepat ke mata hijau gadis bersurai biru itu.

"Aku berjanji akan membawanya kembali tanpa menyakitinya," ujar Seijuro, "Selama dia tidak menyakiti Tetsuya."

.

.

.

Tetsuya meremas jarinya sendiri berusaha melupakan rasa sakit di hatinya.

"Kenapa kau merawatku jika aku yang membunuhnya?" tanya Tetsuya dengan tangis yang berusaha ia tahan susah payah.

Hyuse yang sedang duduk di meja kerjanya dengan pena di tangannya menghentikan kegiatannya. Jarinya meremas pena itu lalu berbalik memandang Tetsuya.

"Kau ingat," gumam Hyuse.

Tetsuya memejamkan matanya. Rasa sakit di lengannya yang merupakan bekas dari jarum suntik itu tidak bisa mengalahkan rasa sakit di hatinya. Sekarang dia mengerti kenapa dia berada di bawah pengawasan Alex. Dia mengerti kenapa Alex selalu berkata Shera bukan pasangannya.

"Karena aku tahu Hyrein tidak menginginkanmu dibawa oleh orang yang salah," Tetsuya terdiam ketika mendengar suara asing itu.

Vorpal LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang