+34- (End)

1.4K 112 7
                                    

"Letakkan saja di sana! Oh dan jangan lupakan tentang desain pajangannya ya!" seru Tetsuya sambil menunjukkan senyumannya pada karyawan yang akan keluar dari ruangannya.

"Kau sudah menyelesaikannya?" Hyuse yang sedang duduk di hadapan Tetsuya menyilangkan kakinya dengan malas.

"Tentu saja. Ah bagaimana dengan keadaan Shera?" tanya Tetsuya sambil membolak-balikkan kertas data di tangannya.

"Kau harus memeriksanya sendiri. Lalu Seijuro dan—"

"MAMAAAAAA!!!" seruan dari suara melengking seorang anak kecil membuat Tetsuya mengedipkan matanya terkejut.

Tetsuya melihat ke arah pintu yang terbuka lebar menampilkan seorang bocah yang digandeng oleh ayahnya. Tetsuya segera berdiri dari duduknya.

"Kairo-kun," kata Tetsuya sambil mengulurkan tangannya.

Akashi Kairo dengan cepat berlari ke pelukan Tetsuya. Dia adalah anak lelaki dengan surai merah dan mata biru. Usianya baru menginjak tiga tahun dan merupakan anak pertama dari Akashi Seijuro dan Akashi Tetsuya.

"Mama Mamaa! Lanjutkan celita yang semalam! Ilo mau dengal!" seru anak itu yang meloncat ke gendongan Tetsuya.

Tetsuya tertawa kecil mendengar perkataan Kairo.

"Sapa dulu Paman Hyuse," kata Tetsuya.

Kairo menolehkan kepalanya menatap lelaki bersurai ash brown dengan mata hijau. Matanya mengerjap kecil melihat Hyuse.

"Dōmo Paman!" seru Kairo dengan mata berbinar.

"Kairo, bagaimana kabarmu?" ucap Hyuse sambil terkekeh kecil.

Kairo menggeliat dalam gendongan Tetsuya dan memaksa turun. Tetsuya menurunkan Kairo. Kairo langsung berlari ke arah Hyuse dan merangkak naik ke sisi Hyuse.

"Apa itu buku celita punya Mama? Taling panjang," kata Kairo melihat buku akuntansi milik Hyuse.

Hyuse mengerutkan keningnya melihat Tetsuya. Tetsuya menjulurkan lidahnya dan melirik ke arah lain dengan tangan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Seperti biasa, adik kesayanganmu ini menceritakan mitos vampire itu pada keponakanmu, Hyuse," kata Akashi Seijuro sambil merangkul pinggang Tetsuya kemudian mengecup pelipis istri terkasihnya.

"Suya, kau sudah dewasa. Tidak bisakah bersikap lebih dewasa? Kau kan tahu vampire itu tidak nyata," kata Hyuse kemudian melepaskan kacamatanya.

"Nii-chan, jangan menghancurkan imajinasi anak kecil dong!" Tetsuya mengerucutkan bibirnya kesal sambil menunjuk Kairo yang terlihat akan menangis.

"Apa Paman benal? Vampile tidak ada...?" rengek Kairo dengan mata berkaca-kaca.

"Huh? Ah! Paman hanya bercanda. Kairo mau melihatnya?" tanya Hyuse segera menyadari kata-katanya yang jelas tidak bisa diterima oleh seorang bocah seperti Kairo.

Kairo mengangguk. Dia memanjat naik ke pangkuan Hyuse kemudian memeluk Hyuse erat. Hyuse tertawa mendapatkan pelukan hangat dari keponakan kesayangannya ini.

"Kalau mau lihat, sana tanyakan ke ayahmu, dia sudah sangat sering melihatnya," kata Hyuse jail.

"Huh? Apa maksudmu hah?! Kenapa kau melemparkan kesalahanmu padaku?!" protes Seijuro dengan mata merah menyalanya kesal.

"Papa! Papa ayo lihat ayooo!" Kairo yang tidak mengerti hanya terus merengek pada Seijuro.

Seijuro meringis kesal.

"Ah daripada melihat vampire, bukankah lebih baik Kairo memberitahu Mama kenapa Kairo di sini?" tanya Tetsuya mengalihkan pembicaraan.

Sepertinya itu berhasil. Kairo semakin memeluk Hyuse dengan erat. Anak kecil itu menenggelamkan wajahnya ke leher Hyuse.

Vorpal LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang