13. Again?

6K 274 2
                                    

MAAF YAA UPDATE NYA LAMAAA AKU BANYAK TUGAS SOALNYA😭😭😭✌🏻

***

"Ra, semalem gimana?" tanya Krystal ngeliatin Zora yang dari tadi sibuk sama HP sambil minum minumannya. Diajak ngomong juga kadang jawabnya ngelantur, saking nggak fokusnya sama pembicaraan. Disuruh makan bilangnya nggak mau, diet katanya, alesan. Sekarang mereka lagi di kantin, jam istirahat udah lima belas menit yang lalu.

Zora ngelirik Krystal sama Una, "Nggak tau," jawab Zora datar. Dia beneran nggak mau buat bahas tentang itu sekarang. Tapi Krystal sama Una nggak bakal berenti nanya sebelum mereka dapat jawaban yang serius dari Zora.

Una ngambil selembar tisu, buat ngelap tangannya. Habis itu dia natap Zora, "Berantem?" tanya Una.

Zora buang napas berat, "Iya," jawab dia.

"Coba cerita, kalau lo diem gini nggak bakal bikin lo lega. Mau cerita ke siapa lagi? Cuma kita-kita yang tau hubungan lo sama Rei," kata Una.

"Tapi kita nggak maksa lo buat cerita. Mau lo cerita atau nggak itu terserah. Tapi lo tipe orang yang kalau nggak ditanya nggak bakal mau cerita," saut Krystal.

Zora ngangguk, "Gue nggak suka kalau Rei terlalu posesif," kata Zora. "Gue tau dia suami gue, tapi tuh harus ada batasannya juga. Gara-gara kemarin gue di deket Aksa, dia marah-marah di rumah, ngebentak gue," kata Zora sambil inget-inget semalem berantemnya kayak gimana. "Trus juga.." Zora berenti, mukanya kayak ragu buat ngomong.

"Trus juga...?" Krystal natap Zora, nunggu kelanjutan temennya itu.

"Gue bilang kalau gue nyesel nerima dia," kata Zora.

"Did you?" tanya Una.

"Gue nggak tauuuuu," Zora naro kepalanya di atas meja.

Una sama Krystal saling pandang, berusaha simpulin cerita Zora. "Dua-duanya yang salah," kata Una dianggukin Krystal.

"Kalau soal Rei ngelarang atau marah lo di deket cowok lain, itu wajar, menurut gue. Tapi gue juga nggak setuju kalau sampe ngebentak begitu. Karena di sana juga ada gue, gue liat persis kalau itu bukan kemauan Zora sendiri. Tapi bukan berarti gue belain lo, ya," kata Una.

"Gue juga bukannya nyalahin lo. Gue tau lo kesel, lo marah karena Rei ngebentak lo. Rei juga salah, karena menurut lo dia berlebihan?" tanya Krystal.

Zora ngangguk.

"Soal lo bilang lo nyesel udah nerima Rei, cukup kasar. Lo nggak tau gimana perasaan dia kalau denger itu," kata Una.

"Dia biasa aja. Dia sendiri yang pernah bilang kalau ini cuma perjodohan," jawab Zora acuh.

"Iya paham. Maksud lo nggak ada rasa di antara kalian berdua?" tanya Krystal.

"Sebulan lagi juga pasti ada rasa," ledek Una.

Zora udah siap ngomel, tapi Krystal lanjut ngomong. "Sorry kalau gue salah, gue cuma ngasih saran, lo nggak setuju juga gapapa. Lo boleh marah, tapi coba liat sisi baiknya dia marah kalau lo di deket Aksa."

"Cemburu," saut Una.

"Gue juga nggak bela Rei, dia ada tanggung jawab buat minta maaf ke lo kalau dia sadar dia berlebihan. Cuekin boleh, asal jangan keterusan," kata Krystal.

Zora diem aja selama Krystal sama Una nasehatin dia. Diem-diem dia juga mikir kalo omongan temennya bener. Tapi ini juga bukan salah dia sepenuhnya, kalau Rei nggak ngegas duluan juga pasti mereka nggak bakalan berantem. Pikir Zora.

Zora ngangguk ngeiyain temennya, nanti dia coba buat biasa aja sama Rei. Tapi di rumah, kalau di sekolah emang harus dijalanin (?) Alesannya ya karena dia masih kecewa sama Rei.

[I] 𝐎𝐙𝐎𝐑𝐄𝐈 [ ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang