35. Video call

3.5K 207 16
                                    

"Lo mau ke mana?"

Xavier noleh, ngeliat Leon lagi sibuk pakai jersey kebanggaan dia. Sebelum jawab pertanyaan Leon, Xavier ngelirik anak perempuan yang lagi pada ngomelin Leon gara-gara dia lepas seragam di kelas. Padahal di sana banyak anak perempuan, tapi Leon ini nggak ada malunya.

"Hilih sok-sok malu lu pada, kalau demen sama badan gue yang bagus ini bilang aja," kata Leon, menye-menyein anak perempuan di kelasnya.

Sekretaris kelas yang baru aja masuk ke kelas langsung nampar pundak Leon berkali-kali, sampai yang punya badan ngehindar. "Adadadahh! Sakit!" Leon ngusap pundaknya, panas. Si sekretaris cuma natap Leon pakai tatapan datar.

"Badan lo nggak sebagus itu buat diliat anak perempuan, tolong kesadarannya," katanya, trus melengos pergi ninggalin Leon sama Xavier di depan pintu.

Rizky yang baru aja dateng, dan nggak tau apa-apa cuma kebingungan natap muka asemnya Leon sama muka cengengesan Xavier.

Ngeliat Rizky yang juga pakai jersey, Xavier nanya. "Mau latihan?"

"Yoi, udah denger soal turnamen?" tanya Rizky.

Xavier ngangguk, dia tadi denger pengumuman kalau anak basket yang nantinya bakalan turnamen diminta kumpul ke lapangan buat latihan. Sebelumnya juga Zora udah pernah cerita kalau sekolah mereka bakalan adain turnamen basket.

"Trus lo mau ke mana?" tanya Leon.

"Gue ke kantin, ditunggu Krystal sama Zora," jawab Xavier.

"Mau gue anter? Takut nyasar, kan, lo baru di sekolah ini," kata Leon.

"Gue nggak sepurba itu, sialan," kata Xavier trus pamit buat ke kantin.

Di jalan, Xavier inget-inget jalan ke arah kantin. Karena sekolah ini lumayan gede, dan banyak jalan tembus sana sini, dia jadi bingung. Di ujung lorong, ada anak perempuan yang lagi berdiri di depan pintu UKS.

Xavier senyum tipis, nyamperin orang itu trus sandaran di dinding. "Ngapain?"

"Anjir!! Bangke lo, ya!!" Zora ngelus dada, jantungnya hampir turun ke lambung.

Xavier ketawa nggak ada dosa, "Ngapain di sini? Katanya udah di kantin," kata Xavier.

Zora cemberut, "Ada perlu di dalem tadi."

Xavier ngangguk trus ngekor di belakang Zora. "Sakit?" tanya Xavier.

"Nggak, gue numpang tidur doang," jawab Zora.

"Ohh adek gue satu ini kurang tidur ceritanya?" Xavier ngelangkah lebih cepet, trus ngerangkul pundak Zora.

Zora senyum doang dibercandain Xavier. Dia sebenernya nggak numpang tidur tadi, dia ke UKS sengaja buat minum obat. Karena dia nggak mau sampai kelihatan orang, dia sampai minum obat di UKS buat ngehindarin orang-orang.

Semenjak Zora periksa ke rumah sakit, Zora udah diwajibkan minum obat. Obat itu buat pereda kalau-kalau penyakitnya kambuh.

"BU BOS!!" Zora sama Xavier noleh ke arah lapangan. Trus Zora lambai tangan ke arah Leon yang juga lagi lambai-lambai diikutin anak-anak lain ke arah dia.

Zora senyum ngeliat orang yang namanya Haikal itu. Yang katanya pengganti Rei sebagai kapten. Zora liat Haikal beneran merhatiin anak-anak yang lain. Tiba-tiba keinget Rei, biasanya kalau lagi ada latihan basket gini. Rei ada di sana, tapi kali ini nggak.

"Lo liat nggak orang yang pakai nomor punggung sembilan?" tanya Zora.

Xavier langsung nyari orang yang dimaksud, pas udah ketemu Xavier ngangguk. "Iya, kenapa?"

[I] 𝐎𝐙𝐎𝐑𝐄𝐈 [ ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang