16. Rencana

6.1K 265 4
                                    

Nggak kerasa hari-hari berlalu, dan sekarang udah masuk tiga bulan pernikahan gue sama Rei. Semenjak waktu Rei bilang dia mau bebasin gue, dia bener sedikit berubah. Dia nggak terlalu sensi kalau gue ngobrol sama cowok lain.

Biar begitu gue juga mulai jaga jarak sama siapa aja, kalau ketemu Aksa kita ngobrol biasa. Rei kalau ngeliat juga nggak seemosi dulu, cuma tatapannya masih sama. Rei masih nggak suka gue deket sama rivalnya. Tapi gue selalu ngeyakinin Rei kalau gue sama Aksa cuma temenan biasa. Dan untung dia nggak marah kalau gue udah bujuk. Cuma kadang dia ngambek aja kalau gue terus-terusan nyuruh dia nggak marah. Dan kalau lagi ngambek, dia ngeluh keselnya pas di rumah aja, kalau lagi cuma ada kita berdua. Tapi dia masih belum bilang kalau dia itu cemburu. Masih gengsi.


Hubungan gue sama Rei di sekolah juga agak berubah. Iya, gue mulai biasa aja kalau deket sama Rei. Tapi satu sekolah belum tau hubungan gue sama Rei yang sebenernya. Yang mereka tau gue sama Rei cuma deket. Ada beberapa orang yang nganggep kalau kita pacaran, udah gue bilang kalau kita nggak pacaran. Tapi tetep aja, besoknya juga dihebohin kalau kita pacaran.

Mau bilang gimana lagi juga sama aja. Capek juga mau nggak mau gue pasrah aja. Dan di saat gue pontang-panting nutupin hubungan gue sama Rei, dia malah santai aja lagi. Kayak nggak ada tujuan hidup.

Rei juga sering banget terus terang kalau itu malah bagus. Karena dia yang diincer banyak cewek, jadi kebantu kalau ada rumor tentang gue sama dia pacaran kesebar. Malah Rei bilang kalau perlu sekalian kasih tau hubungan yang sebenernya. Tapi nggak gue izinin, karena gue masih belum mau.


"Mau makan?" tanya Rei, gue yang masih fokus sama HP nggak denger dia ngomong.

Dia ngerebut HP gue biar gue nengok ke dia. Gue lepas earphone gue trus natap dia datar.

"Apa?" tanya gue.

"Gue nanya," kata dia.

"Iya apa? Gue tadi nggak denger," Rei balikin HP gue trus ngomong lagi.

"Gue nanya mau makan apa nggak?"

"Nggak usah, tanggung sebentar lagi masuk," jawab gue. Sekarang kita lagi di kantin sekolah, lagi jam istirahat. Dan lima menit lagi bel masuk bakal bunyi.

Di sana nggak cuma ada gue sama Rei doang, ada Krystal sama yang lain.

"Liburan nanti nggak ada niatan mau jalan-jalan?" tanya Leon basa-basi.

Kita semua nengok, mikir sebenernya. Iya juga, sebentar lagi liburan. Dan liburan kali ini pasti bakalan beda dari yang sebelumnya buat gue. Kalau liburan sebelumnya gue habisin waktu bareng Krystal, Om Feri sama Tante Dellin, sekarang gue habisin liburan sama Rei.

"Boleh, mau ke mana?" tanya Krystal.

"Rei, lo yang tau tempat bagus. Enaknya ke mana?" tanya Rizky.

Rei nengok, "Ke luar negeri apa luar kota?"

"Luar kota aja lah anying, kalau luar negeri sampe sana aing ga jajan. Kalau bisa ke Bogor aja, jangan jauh-jauh," jawab Leon.

"Kalau gitu ngapain lo ajak liburan?" tanya Una.

"Suka-suka dong, maneh ngomen aja," bales Leon.

[I] 𝐎𝐙𝐎𝐑𝐄𝐈 [ ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang