46. Hari pertama kerja

3K 175 17
                                    

Zora udah sampai di depan toko Mbak Lina. Walaupun hari ini dia udah mulai kerja, Zora nggak langsung pakai baju kerjanya. Dan memang sengaja Zora nyimpen seragamnya di sana. Dia nggak bawa pulang karena nggak mau Rei nanya-nanya.

Dari luar, Zora udah ngeliat ada Mbak Lina yang lagi ngelayanin pelanggan. Dan ada beberapa karyawan baru yang udah mulai kerja.

Zora masuk, baru buka pintu aja aroma kuenya udah kecium. Surganya Zora sebagai pecinta kue. Mbak Lina senyum trus nyamperin Zora. Dia ngajak Zora ke dalam buat ganti baju. Mbak Lina juga ngasih tau Zora apa aja yang harus dilakuin. Mau bagaimanapun Zora baru pertama kali kerja, dan masih banyak yang belum dia tau.

"Zora, kamu bawa obat?" tanya Mbak Lina.

Zora ngangguk. Mbak Lina emang tau kalau Zora sakit. Mereka banyak ngobrol sebelumnya. Dan Zora juga segitu nyamannya sama Mbak Lina sampai dia cerita soal penyakitnya.

Dari awal Mbak Lina nggak setuju kalau Zora kerja dalam keadaan sakit. Tapi Zora cerita tujuan dia kerja itu karena Zora mau selama pengobatannya, dia pakai uang sendiri. Ini bukan soal uang yang dia dapat dari Om Feri, Ayah atau Rei. Tapi Zora mikir selama dia bisa ngurus dirinya sendiri, dan semoga bisa, Zora mau dia sembuh sebelum orang-orang tau penyakitnya.

Mbak Lina nerima Zora untuk kerja di tokonya dengan syarat Zora nggak boleh kerja yang berat-berat. Tapi Zora nolak. Dia mau Mbak Lina nerima dia bekerja karena dia sama dengan karyawan yang lain. Bukan untuk dispesialkan kayak gitu. Zora nggak mau. Karena tujuan dia bekerja juga sama kayak karyawan lain, bukan untuk jadi anak emasnya Mbak Lina.

Akhirnya Mbak Lina setuju, tapi tetep dia bakalan pantau Zora. Dia teratur minum obat atau nggak.

Selesai ganti baju, Mbak Lina manggil salah satu karyawannya. Nggak lama, Mbak Lina masuk sama anak cewek di belakangnya.

"Zora, ini namanya Oliv, nanti kamu diajarin sama dia apa aja yang harus kamu kerjain," kata Mbak Lina. "Oliv, ini Zora. Temen kerja baru kamu, tolong dibantu, ya?" lanjut Mbak Lina ngenalin Zora ke orang yang dia panggil Oliv itu.

"Panggil aku kakak atau nama aja boleh, kok," katanya.

"Iya, Kak," kata Zora. Dia milih manggil kakak karena dia tau umur Kak Oliv lumayan jauh di atas dia.

Kak Oliv senyum, trus dia ngajak Zora buat belajar layanin pelanggan. Selama ngajarin, Kak Oliv kelihatan telaten banget. Dia sabar ngajarin Zora yang nggak tau apa-apa itu. Mulai dari hapalin menu-menu, trus hapalin harga, trus cara pakai alat-alat lainnya.

Zora cuma cengar-cengir kalau dia nggak bisa langsung hapal apa yang diajarin Kak Oliv. Tapi itu nggak bikin Kak Oliv marah atau semacamnya. Kak Oliv maklumin karena ini hari pertama Zora kerja, dan dulu dia juga kayak gini waktu diajarin Mbak Lina. Tapi lama-kelamaan Kak Oliv yakin Zora pasti cepet belajar. Karena keliatan kalau Zora disiplin banget, mau bertanya hal-hal yang dia nggak tau.

Dan Zora juga udah dikasih tau shift dia itu kapan aja. Karena di sini dia itu kerja paruh waktu, jadi dia dapat shift jam 3 sore sampai jam 8 malam.

Kak Oliv lagi ngeliatin Zora yang lagi ngelayanin pelanggan, walaupun awalnya agak kaku. Tapi makin ke sini, Zora makin lancar. Cara ngomong ke pelanggan juga sopan. Dia beneran belajar cepet.

Setelah pelanggan itu pergi, Zora natap Kak Oliv yang ngacungin jempol ke arah dia. Zora senyum malu-malu, kalau kayak gini berasa lagi ujian trus diliatin pengawas.

Walaupun Mbak Lina pemilik toko ini, tapi dia juga turun tangan soal pekerjaan. Jadi dia nggak yang cuma ngawas karyawannya kerjanya bener atau nggak, tapi dia juga ikut bantu.

Setiap ada waktu luang, mereka ngobrol bareng. Bikin Zora nyaman kerja di sini. Orang-orang di sana juga nggak mandang senioritas, mereka saling menghargai. Di hari pertama aja, Zora banyak belajar. Dan dia juga seru-seru aja selama kerja.

"Kak," panggil Zora.

"Ya?"

"Toko ini baru dibuka, ya?" tanya Zora.

Kak Oliv ngangguk, "Belum ada satu bulan. Sebenernya toko Mbak Lina nggak cuma ini, ada beberapa di tempat lain. Cuma Mbak Lina lebih sering ada di sini karena emang ini toko baru, trus juga deket sama rumahnya," kata Kak Oliv.

Zora baru tau toko ini itu salah satu dari toko kue Mbak Lina yang lain. "Trus yang jaga di sana?" tanya Zora.

"Dijaga sama adiknya Mbak Lina. Nggak jauh dari sini, kok. Mbak Lina juga sesekali ke sana buat ngecek. Makanya kemarin kita repot itu, karena kita belum punya banyak karyawan jadinya keteter, tapi untungnya sekarang udah lancar," Kak Oliv natap sekeliling.

Toko ini nggak cuma ada dia, Mbak Lina, sama satu temennya. Udah ada beberapa karyawan yang mulai kerja.

Zora ngangguk-ngangguk, trus dia natap Kak Oliv lagi. "Kalau Kak Oliv, udah lama kerja sama Mbak Lina," tanya Zora.

Kak Oliv ngangguk, "Udah mau lima tahun. Sebelum di sini, aku kerja di toko pertama Mbak Lina, di sana juga aku anak baru," kata Kak Oliv sambil ketawa. "Tapi aku dipilih Mbak Lina buat ngurus di toko ini sama dia," lanjut Kak Oliv.

"Aku bisa nggak ya, kerja lama kayak Kakak gitu?" tanya Zora, pikirannya udah ke mana-mana.

"Bisa, kok, nggak ada yang nggak bisa. Selagi kamu mau giat," jawab Kak Oliv. "Aku liat kamu juga orangnya rajin, mau belajar hal baru. Bakalan ada hal baik kedepannya, kok," lanjut Kak Oliv.

Zora ngangguk-ngangguk. Semenjak dia tau penyakitnya yang berat, dia jadi bertanya-tanya semua hal yang dia lakuin bakalan bertahan lama atau nggak. Apa dia masih bisa ngerasain hal ini dalam waktu lama?

Zora cuma takut, kebahagiaan dia saat ini bakalan cepet berlalu karena penyakitnya.












***

Bersambung...

[I] 𝐎𝐙𝐎𝐑𝐄𝐈 [ ✓ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang