26

1.6K 104 4
                                    

Berjalan di lorong yg gelap dan sepi. Aku melihat sebuah cahaya, itulah tempat yg aku tunggu.

Mecca Velma Ganendra.

***

Salsa, ecca, tari, diana dan meli sedang menunggu mita di toilet. Tadi pas mau ke parkiran, tiba tiba hidung mita mengeluarkan darah, sontak mereka berlima panik setengah mati.
Tapi mita justru santai, ia mengeluarkan tisu dari dalam tasnya dan berjalan menuju toilet disusul oleh teman temanya.

"gimana, udah berhenti?"tanya tari ketika mita sudah keluar dari toilet. Mita hanya mengangguk.

"kok bisa sih, hidung lo keluar darah"ucap salsa.

"kecapekan kali"ucap mita.

"santai amat lo, heran gue"ucap ecca.

"mendingan lo cek ke dokter sana"ucap diana.

"ck, ngapain ke dokter, lebay banget"ucap mita lalu pergi meninggalkan teman temanya.

"batu banget tu anak"gerutu meli.

Mita berjalan kearah mobilnya. Ia melihat seseorang berdiri disamping mobilnya, ternyata itu adalah killa.

"sorry lama"ucap mita.

Killa sedikit terkejut, tapi sedetik kemudian killa tersenyum.

"iya, gapapa"ucap killa. Lalu keduanya segera masuk ke mobil, hari semakin sore. Takutnya ntar pas perjalanan macet, kan gak lucu.

Mereka berdua sampai di rumah pukul 5 sore. Tepat bunda dan ayah baru saja pulang dari luar kota.

Mita langsung masuk ke kamaranya. Ia melempar tasnya sembarangan dan berlari ke kamar mandi.

Mita memuntahkan semua isi perutnya di kloset. Tanganya memegang pinggiran kloset.
Mita terduduk lemas di lantai kamar mandinya. Kepalanya pusing ditambah perutnya yg sakit.

"gue kenapa"gumam mita pelan.

Bulir bulir air mata mulai keluar dari sudut mata mita.

Tok...tok...tok...

"mita, kamu di dalam sayang"teriak nesya dari luar kamar mandi.

Mita mengusap air matanya.
"iya bun, mita di dalem"ucap mita setengah berteriak.

"ayo keluar, kita makan siang sama sama"ucap nesya.

"iya bun, mita masih mandi, nanti mita nyusul"ucap mita.

"yaudah iya"ucap nesya.

Lalu tidak terdengar lagi suara nesya. Mita berdiri dan berjalan ke wastafel.
Ia menatap dirinya di pantulan cermin, wajahnya pucat.

Lamunanya buyar ketika ponsel yg ada disaku roknya bergetar. Mita segera mengambil ponselnya itu, dan tertera nama tari.

"hmm"

"ta, ecca"

Dahi mita mengerut.

"ecca? Ecca kenapa?"

"ecca"

Terdengar isak tangis dari seberang telepon.

"ecca kenapa?"

"ecca kecelakaan"

Hampir saja mita menjatuhkan ponselnya ke wastafel.

"l-lo bercanda kan"

"gue gak bercanda mit"

"rumah sakit mana?"

"rumah sakit adijaya"

Sad Ending [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang