17

1.6K 96 2
                                    

Sekarang semua murid kelas 11 ips 1 sedang dilanda rasa takut. Bagaimana tidak takut, ketika pak andi baru saja masuk ke kelas, tiba tiba pak andi bilang 'hari ini kita ulangan, masukan buku kalian ke dalam tas'. Sontak itu membuat seluruh kelas ricuh.

"pak, kita belum belajar lho pak"ucap dion, teman satu kelas mita dkk.

"saya tidak peduli"ucap pak andi santai. Lalu membagikan kertas ulangan ke masing masing murid.

"diam, dan kerjakan"ucap pak andi penuh penekanan. Karena takut semua murid langsung mengerjakan, bodo amat nilai mereka jelek karena belum belajar.

***

Sekarang mereka ber 12, sedang berada dikantin, menikmati makanan mereka sambil sesekali ngobrol.

"sumpah, kepala gue rasanya mo pecah njir"ucap diana memegangi kepalanya yg sakit. Sontak joshua yg kebetulan disamping diana langsung melihat khawatir kearah diana.

"sakit ya?"tanya joshua khawatir, dan dengan manjanya diana mengangguk. Tangan joshua mengelus elus kepala diana.

"dunia serasa milik berdua"ucap rylan.

"jadi obat nyamuk nih kita"ucap meli. Lalu semuanya mengangguk membenarkan perkataan meli barusan. Sedangkan diana dan joshua hanya melirik sinis kearah teman temanya yg laknat itu.

Dari arah samping tiba tiba seorang cewek duduk disamping juna. Lalu tanpa izin, cewek itu memeluk lengan sebelah kiri tangan juna.

"lepas"ucap juna dingin sambil menyentakkan tangan cewek itu. Cewek itu adalah retha.

"kamu apa apaan sih"ucap retha manja dan ingin memeluk juna lagi, tapi juna segera menggeser tempat duduknya. Lalu pandangan retha menangkap mita yg sedang duduk di sebelah kanan juna.

"heh lo cewek gathel, ngapain lo disini"ucap retha sinis pada mita yg sedang duduk santai disebelah kanan juna.

"bacot lo njing"umpat mita kasar.

"brani ya lo"ucap retha lalu ingin menjambak mita, tapi ditahan oleh juna.

"singkirin tangan lo"ucap juna dingin. Seketika retha langsung menjauhkan tanganya.

Duk

Ecca menendang kaki retha yg ada dibawah meja dengan sangat keras. Retha langsung memekik kesakitan.

"maksud lo apa"bentak retha pada ecca.

"gue sengaja"ucap ecca santai, ralat terlalu santai. Karena kesal, retha mengambil minuman juna dan bermaksud menyiramkan kearah ecca, tapi seseorang sudah terlebih dahulu menyiram retha dengan kuah bakso.

Byurr

Kantin seketika hening, ketika tari menyiramkan bekas kuah baksonya kearah seragam retha.

"LO"teriak retha dengan mata berkaca kaca menahan panas.

"apa"ucap tari santai sambil melipat kedua tanganya di dada.

Salah satu teman retha menggeret retha paksa untuk pergi, karena keadaan retha sudah sangat parah. Dengan santai tari kembali duduk di tempatnya.

"lo sadis banget, tar"ucap besim menggelengkan kepalanya. Tari hanya acuh, menghiraukan perkataan besim.

Tak lama kemudian suara bel masuk berbunyi, dengan cepat mereka segera bangkit dari tempat duduk mereka dan berjalan menuju kelas mereka. 
Sambil berjalan, mereka berbincang bincang dan sesekali tertawa.
Mita merasakan sesuatu mengalir di bawah hidungnya, dengan cepat, ia mengusap apa itu. Dan ternyata darah. Untungnya ia berjalan di belakang, jadi tidak ada yg tahu.

"jun, gue ke toilet dulu ya, kalian duluan aja"ucap mita pelan pada juna, sambil menutup hidungnya dengan tanganya. Juna hanya mengangguk, meskipun ada sedikit perasaan aneh.

Mita mengusap hidungnya yg berdarah dengan tisu yg ia bawa tadi sambil sedikit berlari menuju toilet.

Ia segera masuk dan berjalan menuju wastafel. Ia membasuh hidungnya dengan air, tapi darahnya tetap keluar. Untungnya beberapa menit kemudian pendarahanya berhenti, mita terduduk di lantai sambil memegangi kepalanya yg sakit. Ia meringis kesakitan ketika kepalanya bertambah sakit, air matanya keluar dari sudut matanya. Ia mengusap air matanya dengan tangan kirinya, sedangkan tangan kananya memegang kepalanya yg masih sakit.
Rasanya sungguh sakit, seperti ada sesuatu menghantam kepalanya dengan sangat keras.

Ketika kepalanya sudah agak mendingan, mita berdiri dan membasuh mukanya. Wajahnya terlihat pucat lagi. Lalu mita segera keluar dari toilet dan berjalan menuju kelas, ia sudah terlambat sekitar 20 menitan.

Tanpa mengetok pintu terlebih dahulu, mita langsung masuk, semua murid langsung menolehkan kepala mereka kearah mita, begitupun dengan pak rio. Mita berjalan santai menuju bangkunya, menghiraukan tatapan tajam pak rio.

"dari mana saja kamu"ucap pak rio meninggikan nada suaranya.

"toilet"ucap mita santai lalu meletakan kepalanya ke meja, ia ingin tidur.

"keluar kamu dari kelas saya"teriak pak rio murka, bahkan wajahnya sudah memerah. Tapi mita tetap diam.

"MITA"teriak pak rio lagi, dan itu membuat seluruh siswa kaget setengah mati.

"alah, bacot banget lo"ucap mita lalu bangkit dari tempat duduknya dan segera keluar dari kelas. Dan tanpa disuruh, tari, salsa, ecca, diana dan meli juga ikut keluar dari kelas dengan santai.

"mau kemana kalian"teriak pak rio. Tapi mereka berlima tetap diam sambil berjalan keluar dari kelas.

Lo berubah mit, lo bukan mita yg gue kenal dulu, maafin gue mit, maafin gue batin seseorang sambil menunduk menahan air matanya agar tidak keluar.

***

Sekarang, mereka berlima berada di rooftop sekolahan. Tari merogoh saku roknya dan mengambil rokok dan pematiknya.

"nanti malem ada balapan, ikut gak?"tanya salsa sambil mengambil satu batang rokok.

"gue sih mau mau aja"ucap ecca, diana, tari dan meli berbarengan.

"mit, lo ikut gak?"tanya salsa. Mita hanya menggelengkan kepalanya lalu menutup matanya mencoba tidur.

"lah, kenapa"ucap meli.

"males"ucap mita singkat.

Lalu semuanya pun diam. Hanya keheningan yg ada.

***
Jan lupa votmen.

Sad Ending [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang