32

1.5K 96 0
                                    

Sekarang mita dan killa sedang membersihkan sisa sisa camilan yg terjatuh. Dari tadi mita menggerutu tidak jelas. Teman temanya tidak ada yg mau membersihkan, mereka langsung ngacir pulang. Dan alhasil mita dan killa lah yg membersihkanya.

"astaga"pekik seseorang dari arah pintu. Killa dan mita mendapati ken.

"apaan nih"ucap ken kaget ketika rumah berantakan.

"ini lo berdua yg bikin kaya gini"ucap ken.

Mita melempar kemonceng kearah wajah ken.
"enak aja, enggak ya"ucap mita.

"kan gue cuma nanya"ucap ken.

"sini bantuin"suruh mita.

"gue bantuin kalian? Ogah"ucap ken sambil berjalan menaiki tangga.

"oke, tapi lain kali lo ga usah pake mobil gue"ucap mita.

Sontak ken menghentikan langkahnya, dia membalikan badanya menatap mita.

"ga bisa gitu dong"ucap ken.

"suka suka gue lah, itu kan mobil gue, lo kan juga punya mobil sendiri, napa minjem punya gue, gembel lo"ucap mita sinis.

Ken yg mendengar kata gembel langsung berkacak pinggang.

"gue bukan gembel njir, cuma lagi hemat bensin aja"ucap ken santai.

"hemat bensin apaan, yg ada gue yg rugi"ucap mita.

"lo kan tau sendiri uang jajan gue dipotong ama bunda dan ayah"ucap ken.

"salah sendiri lo bolos seminggu, tau rasa kan lo"ucap mita.

Ken yg kehabisan kata kata pun langsung diam.

"sini bantuin"ucap mita. Dengan terpaksa ken turun menghampiri mita dan killa.

***

Mita sekarang sedang dalam perjalanan pulang. Dia baru saja dari toko buku, membeli novel. Kebetulan novel yg ada dirumahnya sudah dia baca semuanya. Mita memberhentikan mobilnya di depan supermarket yg lumayan dekat dengam rumahnya. Baru saja mita keluar dari mobilnya, dia tidak sengaja melihat di ujung jalan, 5 orang preman sepertinya sedang menganggu seorang cewek. Karena penasaran, mita melangkahkan kakinya menghampiri orang itu. Dan betapa kagetnya ketika mita mengetahui cewek itu adalah killa.

Salah satu dari preman itu ingin menampar killa. Tapi dengan cepat mita mencegahnya.

"lo siapa, jangan ikut campur ya"ucap salah satu dari mereka.

"gue ga akan ikut campur kalo kalian ga ganggu adek gue"ucap mita datar sambil menatap tajam kearah para preman itu.

"jadi lo berani sama kita, iya?"tanya pria berambut panjang itu.

"kalo iya kenapa"ucap mita menantang.

"oh oke"ucap mereka.

Plak

Salah satu dari mereka menampar mita dengan keras, sampai sudut bibir mita mengeluarkan darah.

"mita, kamu gapapa?"tanya killa khawatir. Mita tersenyum.

"gimana masih mau ngelawan?"tanya mereka lalu tertawa bersama.

Kedua tangan mita terkepal kuat. Sebenarnya mita bisa saja memukuli mereka semua, tapi disini sekarang ada killa, dia takut jika emosinya tidak terkontrol dan berakibat melukai killa.

"eh ada polisi"ucap mita menunjuk arah lain. Sontak para preman itu melihat kearah yg ditunjuk mita.

Dan disitulah mita dan killa kabur.

"woi berhenti lo"ucap salah satu preman itu. Lalu para preman itu mengejar killa dan mita.

"jangan lari lo berdua"teriak mereka.

Killa dan mita semakin mempercepat lari mereka. Tangan mereka masih menggegam satu sama lain.

Akhhh

Tiba tiba killa terjatuh, sehingga lututnya berdarah.

"lo gapapa"tanya mita.

"iya aku gapapa"ucap killa mencoba berdiri tapi lututnya terasa sakit.

"kita sembunyi disitu aja"ucap mita menunjuk semak semak. Lalu mita dan killa segera ke semak semak itu.

"dimana mereka"ucap para preman itu. Killa menutup mulutnya agar tidak mengeluarkan suara.

"kita cari kesana"ucap mereka. Lalu para preman itu pergi.

Ketika keadaan mulai aman, mita dan killa segera keluar dari tempat persembunyian mereka.

"kaki lo masih sakit?"tanya mita. Killa menganggukan kepalanya.

Tiba tiba mita berjongkok di depan mita.

"sini gue gendong"ucap mita.

"ng-nggak usah mit"ucap killa.

"lo naik atau gue seret"ancam mita.

Dan terpaksa killa naik ke punggung mita.

Buset, badanya kecil tapi ternyata berat juga ni anak batin mita.

Lalu mereka segera kembali ke rumah dengan jalan kaki. Jika mereka kembali ke supermarket untuk mengambil mobil mita, bisa bisa mereka bertemu dengan para preman itu, jadi mau ga mau mereka berdua harus jalan kaki.

"pak , tolong bukain gerbangnya dong"ucap mita ketika sampai di rumahnya.

"siap non"ucap pak imang.

Lalu pak imang pun membukakan gerbang untuk sang majikan.

"loh, non killanya kenapa non?"tanya pak imang ketika mendapati killa tertidur di gendongan mita.

"oh, ga kenapa napa kok pak"ucap mita.

"oh ya, pak imang bisa ga ngambil mobil saya di supermarket deket pertigaan komplek?"tanya mita.

"bisa non bisa"ucap pak imang.

"makasih ya pak, dan ini kunci mobilnya, kalo gitu saya masuk dulu ya"ucap mita dan segera masuk ke dalam.

"siap non"ucap pak imang.

Lalu mita berjalan masuk ke rumahnya.

"ya allah, ini killa kenapa"pekik nesya ketika melihat killa di gendongan mita.

Mita membaringkan killa di sofa.

"itu bibir kamu juga kenapa?"tanya nesya.

"mendingan bunda ngobatin killa deh, lututnya tadi berdarah, aku ke kamar dulu ya"ucap mita dan langsung pergi ke kamarnya.

Mita membaringkan tubuhnya di kasurnya. Perutnya terasa sangat sakit, mungkin karena habis menggendong killa tadi. Mita merogoh saku hoodienya untuk mengambil obatnya. Dia mengambil 2 butir obat lalu segera meneguknya.

"3 bulan"gumam mita sambil menatap langit langit kamarnya yg gelap.

"winda, ecca tungguin gue, gue akan nyusul kalian"gumam mita lalu memejamkan matanya. Tanpa dia sadari bulir bulir air mata turun dari sudut matanya.

***

Paginya mita sudah siap dengan seragam sma nya. Dia mengambil kunci mobilnya dan tasnya. Lalu segera keluar dari kamarnya. Dari tangga mita dapat melihat bunda, ayahnya, ken dan killa sedang sarapan bersama.

"bun, mita berangkat dulu ya"ucap mita sedikit teriak sambil berjalan keluar dari rumah.

"sarapan dulu sini"ucap nesya. Tapi mita tidak menjawab.

"yaudah kalo gitu killa juga berangkat ya, bun"ucap killa.

"ini bekal buat mita, tolong kasihin sama dia ya"ucap nesya sambil menyerahkan kotak bekal kepada killa.

Killa hanya mengangguk. Lalu killa berpamitan kepada nesya, vero dan ken.

***
Jan lupa vote and commen.
Hargai penulis.

Sad Ending [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang