2

3K 166 42
                                    

Ketika mereka berenam lagi enak enaknya makan. Tiba tiba pintu rooftop dibuka dengan kasar.

Brakk

Karena penasaran siapa yg berani beraninya mendobrak pintu dengan keras. Mita menaikan sebelah alisnya ketika ia melihat 4 siswa laki laki.

"pergi lo semua dari sini"ucap seorang cowok berbadan tinggi, namanya bagas ketika mita melihat nametag nya.

"lo siapa nyuruh kita pergi dari sini heh"ucap tari maju.

"lo berani sama kita"ucap cowok yg satunya, dika namanya.

"kalo iya kenapa?"bukan tari yg menjawab tapi mita yg menjawab, ia sungguh membenci laki laki yg songong.

Bughh

Satu pukulan mendarat dipipi mulus dika. Salsa yg memukulnya.

"wo selow man"ucap dika sambil menyeka darah di sudut bibirnya.

"untung cewek, kalo cowok udah gue ajak berantem dari tadi"ucap bagas.
"mendingan kalian pergi dari sini"ucap cowok berambut gondrong.

"kalo kita gak mau gimana?"tanya ecca.

"berani banget loh, cewek lemah bisa apa cobak"ucap cowok yg berbadan kekar.

Kedua tangan mita, salsa, tari, ecca, meli dan diana menggepal kuat.

Bughh

Diana memukul cowok yg berbadan kekar tersebut sampai jatuh ke belakang.

"lemah lo bilang"ucap meli. Dan akhirnya terjadilah pukul memukul. Sampai keduanya bonyok bonyok.

"BERHENTI"teriak pak slamet ketika mendapati muridnya yg saling memukul satu sama lain. Mereka pun berhenti memukul satu sama lain.

"kalian ini apa apaan, ini sekolahan"ucap pak slamet.

"ikut bapak ke ruang kepala sekolah sekarang"suruh pak slamet lalu keluar dari rooftop.

Sesampainya diruang kepala sekolah ternyata orang tua mita dan ke 5 temanya sudah ada didalam.

"duduk"suruh kepala sekolah. Bukanya duduk mereka malah sibuk membersihkan darah yg ada di wajah mereka dengan tisu, kepala sekolah yg melihat itu menggelengkan kepala lalu berkata.

"ma-"kepala sekolah belum selesai ngomong, mita dan lainya sudah keluar dari ruangan.

Ketika mereka berjalan melewati koridor, banyak siswa menatap kasian kearah mereka berenam. Bagaimana tidak kasian, karena wajah mereka berenam dipenuhi oleh darah. Tapi mereka mah masa bodo.
Mereka langsung menuju kelas dan mengambil tas mereka masing masing dan berjalan menuju parkiran.

Sesampainya mita di rumahnya, ia langsung melempar tas nya kesembarang arah dan menjatuhkan tubuhnya ke sofa ruang tamu.

"sialan"umpat mita sambil menyeka darah yg ada di sudut bibirnya, padahal tadi sudah ia bersihkan, tapi sekarang muncul lagi.
Tak lama kemudian pintu rumah terbuka menampilkan kedua orang tua mita. Lalu vero menaruh sebuah kertas dengan kasar diatas meja, sontak membuat mita membuka mata.

"lagi?"ucap vero sambil menatap mita. Bukanya menjawab mita langsung bangkit dan mengambil tas nya lalu pergi ke kamarnya.

"MITA, AYAH BELUM SELESAI NGOMONG SAMA KAMU"bentak vero. Mita hanya acuh dan tetap melanjutkan langkahnya menuju kamar.

Sesampainya dikamar mita langsung menaruh tas nya dan berjalan menuju kamar mandi, badanya sakit semua.

***

Sad Ending [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang