29

1.7K 109 5
                                    

Mita sekarang berada di ruang tengah. Memakan camilan sambil menonton tv. Sedangkan teman temanya sudah tidur daritadi, mungkin kelelahan.

Jam menunjukan pukul 12.00 malam. Tapi mita masih belum juga mengantuk. Alhasil dia hanya tiduran di karpet sambil menonton tv.

Tiba tiba perutnya mual, mita segera beranjak pergi ke kamar mandi. Dia memuntahkan semua isi perutnya.

Mita terduduk lemas disamping kloset. Tenggorokanya sangat panas, ditambah rasa pahit yg menjalar di mulutnya. Mita berdiri untuk berkumur, lalu mengusap mulutnya dengan tisu.

Dengan berpegangan dengan dinding, mita keluar dari kamar mandi. Dia berjalan mengambil air, dan meneguk habis air putih itu.

Mita berjalan ke ruang tengah, untuk mematikan tv dan segera pergi ke kamarnya.

Di dalam kamar, mita menyelimuti seluruh tubuhnya dengan selimut. Entah kenapa mita merasa hawa dingin menyerangnya. Dan mita mencoba menutup matanya, tapi ternyata matanya tidak bisa diajak kompromi.

***

Hari ini mita bangun sedikit siang. Tadi malam dia bisa baru tidur jam 3 pagi. Kantong matanya pun terlihat. Dari tadi mita terus menguap. Teman temanya sudah berangkat dari tadi, jadi dia harus berangkat sendiri.

Mita baru saja turun dari mobilnya. Untung saja dia tadi segera berangkat, jadi tidak telat. Mita berjalan santai menuju kelasnya. Dia memasang earphone di telinganya, mencoba tidak mendengarkan gosip tentang kematiam ecca. Banyak siswa siswi yg menatap sedih kearah mita, tapi mita tidak peduli.

Dari arah belakang seseorang merangkul bahu mita. Dan ternyata itu adalah salsa.

"kita tungguin di warung, eh tenyata udah duluan aje"ucap salsa menoyor kepala mita. Mita langsung menatap sinis kearah salsa.

***

Bel istirahat baru saja berbunyi. Semua murid langsung berhambur keluar dari kelas, termasuk mita, salsa, tari, diana dan meli juga. Mereka hanya berenam, karena juna, jordan, joshua, besim, rylan dan verrel hari ini ada kumpulan osis.

"eh, ta"panggil meli sambil memakan batagornya.

"paan?"tanya mita dan tari bersamaan. Lalu mereka saling pandang.

"mita maksud gue"ucap meli. Langsung mendapat toyoran dari tari.

"liat tuh killa"ucap meli.

Mita langsung mengikuti arah yg ditunjuk meli. Dan terlihatlah killa yg sedang di ganggu murid murid.

"gue kesana"ucap mita sambil membawa nampan berisi makananya dan 2 minuman, lalu segera pergi ke tempat killa.

Mita menendang punggung siswi itu dengan kakinya, sampai siswi itu jatuh tersungkur ke depan.

"LO-"teriakan murka siswi itu terhenti ketika mendapati mita ada dihadapanya.

"bersihin tuh pecahan gelas"ucap mita sambil menunjuk pecahan gelas bekas minuman killa dengan dagunya.

"t-tapi itu kan minuman dia"ucap siswi itu gugup.

"elo yg mecahin"ucap mita dingin.

"bersihin"suruh mita lagi. Lalu siswi itu segera membersihkan pecahan gelas itu dengan tanganya.

Sedangkan mita dengan santainya ia duduk di depan killa yg menunduk. Mita meletakan nampan makananya lalu menatap killa.

"disini ada orangnya, jangan nunduk terus"ucap mita lalu memakan makananya.

"maaf"ucap killa pelan lalu perlahan mengangkat kepalanya dan menatap mita dalam dalam.

Mita yg sadar, killa sedang menatapnya.
"ngapain lo natap gue kayak gitu, naksir lo sama gue?"tanya mita lalu terkekeh. Killa hanya tersenyum lalu melanjutkan acara makanya.

Beberapa menit kemudian killa dan mita selesai makanan. Mita mendorong gelas berisi jus jambu ke arah killa.

"buat lo"ucap mita lalu meneguk air mineralnya. Padahal jus jambu adalah jus kesukaanya, tapi gapapalah buat killa.

"tapi"ucap killa terpotong oleh perkataan mita.

"udah minum aja"ucap mita.

"gue duluan ya"ucap mita dan segera beranjak pergi meninggalkan killa yg terdiam.

*** 

Hari ini mita akan ke rumah sakit untuk mengambil hasil cek yg kemarin. Entah kenapa dia merasa gugup. Belum sempat mita membuka pintu ruangan vesya, pintu sudah terbuka terlebih dahulu.

"loh, udah dateng, sini masuk"ucap vesya lalu menuntun mita untuk masuk.

"tante, gimana hasil cek up aku kemarin"tanya mita to the poin.

Tiba tiba ekspresi tante vesya menjadi serius. Vesya berjalan ke mejanya dan mengambil sebuah map. Lalu vesya kembali duduk dihadapan mita.

"kamu ngerasain apa aja selama ini"ucap vesya.

"maksud tante"ucap mita bingung.

"maksud tante tuh, akhir akhir ini kamu ngerasain ngak tubuh kamu ada sakit gitu?"tanya vesya.

Mita mengangguk.
"aku sering sakit perut, sakit punggung, kepala aku juga sakit, hidung aku berdarah, dan juga udah beberapa hari ini aku juga sering muntah"ucap mita panjang lebar.

Vesya menyerahkan sebuah map yg di pegangnya tadi ke mita.

"ini apa tante"ucap mita sambil melihat kearah map.

"kamu baca"ucap vesya pelan.

Mita langsung membuka map itu dan membaca semua isi kertas itu. Kedua mata mita berkaca kaca, lalu mita menutup map itu dan menatap sendu kearah vesya.

"t-tante bercanda kan?"tanya mita dengan bibir bergetar.

Vesya menggegam kedua tangan mita.
"hasil nya itu mita"ucap vesya.

Mita rasanya ingin menangia sekeras kerasnya. Kenapa tuhan tidak adil denganya.

"j-jangan kasih tau ini sama bunda, ayah dan kak ken"gumam mita. Tapi vesya masih bisa mendengarkan.

"kenapa?"tanya vesya lembut.

Mita hanya menggelengkan kepalanya sambil menunduk.

"kalo gitu, seminggu sekali kamu kesini ya, kita kemo, biar kamu cepat sembuh"ucap vesya.

"aku gak mau, percuma kemo, kalo akhirnya aku bakal tetep mati"ucap mita lalu segera keluar dari ruangan vesya, menghiraukan teriakan vesya.

Mita berjalan gontai menuju parkiran. Tangan kananya memegang sebuah map, dan tangan kirinya memegang kantong plastik berisi obatnya.

Dadanya naik turun, matanya memerah menahan tangan. Mita masuk ke mobilnya, dia melempar map dan obatnya ke kursi belakang.

***

Mita langsung masuk kedalam rumanya tanpa salam. Mita berjalan dengan cepat menuju tangga, tanganya memegang erat plastik berisi obatnya.

"mita, kamu kenapa sayang?"tanya nesya dari arah dapur. Tapi mita tetap diam dan mempercepat langkahnya.

Mita membuka pintu kamarnya lalu menutupnya lagi dengan cara membantingnya, tak lupa juga menguncinya. Mita menyenderkan punggungnya ke pintu, matanya menatal kosong kearah depan. Perlahan tubuhnya jatuh ke lantai, mita meletakan plastik berisi obatnya itu di samping tubuhnya dan segera memeluk kedua kakinya lalu meneggelamkan wajahnya di antara lipatan kakinya. Dan mita akhirnya menangis dalam diam.

Kenapa gue nangis, harusnya gue bahagia, kalo gue mati, gue bisa ketemu winda sama ecca, harusnya lo seneng, mita batin mita.

***
Jan lupa votman oke.

Sad Ending [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang