..
.
"Si sipit tadi, siapa?"
Jaemin, lelaki itu membuka suara. Kami sudah menempuh jalan sekitar 20 kaki dari rumah. Awalnya, tak ada perbincangan antara kami. Lelaki itu terus terdiam. Begipun aku, yang lebih memilih memasukkan kedua tangan kesaku baju.
Aku menoleh, menatap lelaki yang lebih tinggi badannya melebihiku sejenak. Lantas kembali memandang lurus ke depan.
Jelas, aku mengerti siapa orang yang dimaksud anak ini. Tentu, kak Eunwoo. Entah mengapa lelaki itu datang kerumah sendiri. Ini tak biasanya terjadi. Aneh. Tapi, entahlah. Mungkin memang ada urusan dengan Kak Doyoung.
"Kak Eunwoo."
Jaemin meng'o kecil. Menghembuskan nafasnya ke udara. Lantas_
"Dia siapa?"
Menghela nafas. Aku menoleh, menatap lelaki ini. Untuk apa ia bertanya seperti ini. Tak penting jika kurasa.
Aku tahu betul kak Eunwoo itu ramah. Dia pasti sudah mengenalkan dirinya pada Jaemin tadi. Atau mungkin, memang belum."Temennya kak Doyoung"
"Oh" dia mendongkakkan kepala. Menatap langit kota Seoul yang terlihat begitu menarik dengan adanya bintang-bintang disana.
"Aku kira, dia gebetan baru kamu"
Aku menoleh. Tepat setelah kalimat itu berakhir dari bibir Na Jaemin.
Dasar, pria aneh.
Mana mungkin kak Eunwoo menjadi gebetan ku. Jelas sudah lelaki itu datang untuk menemui kakak ku."Ngawur. Ga mungkin"
Jaemin terkekeh. Entah, apa kata-kataku terdengar lucu? Mengapa dia tertawa. Sungguh anak ini.
Aku hanya terdiam. Mendengarkan suara tawa yang terdengar renyah dari lelaki bermarga Na ini. Hingga akhirnya_"Balikan yuk"
Ku hembuskan nafas berat. Lagi-lagi ia mengulang kalimat itu. Sebenarnya tak apa. Namun, apa ia tak ingat?
Huh, Jaemin.
"Na!!"
Kembali terkekeh. Mengusap ujung hidungnya perlahan.
"Iya, iya"Keadaan kembali hening. Aku dan lelaki ini hanya terus berjalan menyelusuri jalanan kota Seoul yang terlihat sedikit sepi.
Disini. Dibawah gemerlapnya kota. Aku dan Jaemin berjalan. Terus berjalan tanpa tau tujuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] 1. The Ex || Na Jaemin
Jugendliteratur❝Cerita ini ku tulis padanya dan tentangnya. Na Jaemin. Hei Na, terimakasih! Karenamu, aku mengerti bahagianya dicintai dan sakitnya ditinggalkan.❞