..
"Jaemin? Lo ketemu dia?"
Jisung mengganguk.
Aku membulatkan bibir, membentuk huruf o kecil, sembari berjalan mendekati nya, yang kini tengah duduk di pinggiran ranjang ku.
"Dia sendirian?"
Park Jisung terdiam. Melamun lebih tepatnya. Kurasa ia tak mendengarkan pertanyaan ku. Lantas, kutepuk pundak lelaki itu pelan, ku ucapkan namanya kembali.
"Iya, Yu Na? Kenapa?"
Aku berdecak "ngelamun kan."
Kulihat anak itu terkekeh. Kuhembuskan nafas berat hingga kemudian " si Jaemin sama siapa? Sendirian?"
Membulatkan bibirnya tanpa suara. Lelaki bermarga, Park ini tak langsung menjawab pertanyaan ku. Ia sempat melirik lantai kamarku sejenak.
"Jaemin. Aku liat tadi sama Kim Yoo-Jung, sama kakak kelas kita juga. Kak Soobin"
___°•°•°___
"Makan ramen, ya. Aku traktir, deh"
Aku menyernyit. Mendongkakkan wajah memandang sosok, Jaemin di sandingku. Lelaki itu tersenyum. Pandangannya yang mula-mula mengarah kepadaku, kini mulai beralih dengan memandang lurus ke depan. Namun, tak ia pudarkan senyuman itu.
"Kenapa traktir? Kupon?"
Anak laki-laki itu menghela nafasnya. Melepaskan genggaman tangan. Ya, ia sempat mengengam tangan ku. Berulang kali aku berupaya melepaskannya. Namun, entah bagaimana genggaman tangan anak itu cukup kuat. Sempat menyerah. Kubiarkan anak itu mengandengku, ia bahkan beberapa kali mengayunkannya.
Dia memang senang mengengam tangan ku. Entahlah, apa hanya tanganku saja atau malah tangan milik gadis lain pula. Namun yang pasti, ia sering melakukannya saat kami bersama. Ia sempat memarahiku, menegurku saat ia melihat kuku jariku. Mulai memanjang. Ia tak menyukai kuku ku yang terlihat panjang. Selama ini aku selalu memotongnya. Ingin sekali mencoba memanjangkan. Namun, Jaemin selalu melarang.
"Kupon, ya?" Ia menghembuskan nafas berat "Kembalikan ke bang Jaehyun. ketahuan nyolong sih"
Aku terkekeh. Aku kira kupon yang sempat ia tawarkan padaku, ia berikan pada Yoo-Jung. Ah, tentu saja. Mengingat mereka sempat pulang bersama waktu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] 1. The Ex || Na Jaemin
Teen Fiction❝Cerita ini ku tulis padanya dan tentangnya. Na Jaemin. Hei Na, terimakasih! Karenamu, aku mengerti bahagianya dicintai dan sakitnya ditinggalkan.❞