Na Jaemin makin gede makin ga ada akhlak ya. Ga tau diri. Seneng banget bikin anak perawan kejang :))
.
.
.
"Kenapa sih ga elo aja yang anterin Yoo-Jung itu pulang. Gue bisa kok minta jemput kak Doy"
Aku mengomel. Sepanjang jalan, bersama dengan Jaemin, aku terus berbicara. Merutuki Na Jaemin yang lebih memilih berjalan berdua dengan ku, sedangkan kendaraan lelaki itu, dengan sukarela ia pinjam kan pada Lucas guna mengantar Kim Yoo-Jung pulang.
Entah aneh rasanya. Anak laki-laki ini malah memilih bersamaku. Padahal, gadis cantik tengah memintanya untuk mengantarkan pulang.
Bahkan lebih aneh lagi saat dia bersikeras melarangku menghubungi kak Doyoung untuk menjemput. Jarak rumah dengan sekolah memang cukup jauh. Namun jika ditempuh dengan berjalan kaki, mungkin akan terlalu lama."Ngapain harus aku jika masih ada Lucas?"
Aku berdecak. Memandang dengan tatapan penuh kesal pada sosok lelaki di sampingku.
"Tapi kan jadi repotin Lucas, lagipula Yoo-Jung minta nya kan elo""Repotin apaan sih. Lucas nya aja malah justru seneng, bisa boncengin cewek. Yoo-Jung minta nya aku anterin. Tapi aku pengennya anterin kamu gimana coba. Yoo-Jung itu baik, dia gapapa kalau Lucas yang mengantar."
Aku menghela samar. Tak kulanjutkan lagi perdebatan kecil ini. Tak berguna juga. Pasti nanti jika berlanjut anak ini akan terus menangapi ku. Mengatakan semua sisi baik dari Kim Yoo-Jung. Gadis yang nyaris tak memiliki kekurangan itu. Aku tau dia cantik, menarik. Dan aku juga tahu betul dia ini mantan pacar Na Jaemin. Tapi entah mengapa, setiap kali lelaki ini mengucap nama gadis itu. Seolah ada rasa kesal di diriku. Aku benci nama itu, apalagi jika Jaemin yang mengucapkan.
Menghela nafas samar. Pandangan ku tertuju pada sekeliling.
"Na, sebenernya lo ada hubungan apa sama Yoo-Jung?"Na Jaemin berhenti sejenak, mungkin sedikit tersentak karena pertanyaan itu tiba-tiba saja ku ucapkan. Bahkan aku pun tak mengerti mengapa aku bisa mempertanyakan hal seperti itu.
Namun, benar. Aku begitu penasaran akan mereka. Jika kulihat akhir-akhir ini mereka kembali dekat. Walau hanya sekedar saling sapa jika berpapasan, dan mengobrol ringan jika tak sengaja bertemu.Anak laki-laki itu lantas tersenyum. Kembali menjajarkan langkahnya di sampingku.
"Ga ada apa-apa. Kita mantan""Dih, Masa mantan deket banget"
"Cemburu nih?"
Mataku membulat. Kupandang sekilas wajah lelaki itu. Ah, kadang aneh, aku selalu merasa dimanjakan oleh wajah tampannya. Walau sebenarnya sifatnya begitu menyebalkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] 1. The Ex || Na Jaemin
Novela Juvenil❝Cerita ini ku tulis padanya dan tentangnya. Na Jaemin. Hei Na, terimakasih! Karenamu, aku mengerti bahagianya dicintai dan sakitnya ditinggalkan.❞