.
.
.
Tepat di satu kursi samping ranjang, Yoo-Jung membolak-balik benda kecil nan tipis di tangannya. Dipandang benda itu. Untuk beberapa saat.Ia menegakkan wajahnya. Tepat di depan gadis tersebut. Sosok kecil itu terbaring lemah, dengan beberapa selang infus di tangannya. Ditatap lekat anak itu dengan tatapan sendu.
Ia kembali menghembuskan nafas berat. Diliriknya ulang benda sebelumnya. Kim Yoo-Jung mendapatkan ini ketika berada di sekolah tadi.
Sebenarnya, ia masih sedikit tak yakin. Apa mungkin ini akan dilakukannya. Mengingat anak perempuan itulah yang meminta.
Kim Yoo-Jung masih mengamati benda itu. Pandangan gadis itu terpaku. Ia menghela nafas gusar. Permintaan yang tak pernah terpikir sebelumnya. Bahkan, ia masih tak percaya jika si pemberi akan memintanya bertindak demikian. Pun sekarang, pikiran gadis itu masih terlalu berantakan. Menginggat adik bungsunya terbaring lemah kali ini.
Gadis bermarga Kim, kini, meraih sontak tas ranselnya. Mengeluarkan benda pipih mini dari dalam sana. Di otak-atik nya benda itu. Hingga beberapa detik kemudian menempelkannya tepat pada telinga.
"Hallo! Soobin?!"ujarnya selepas panggilan itu terhubung.
"Kamu bisa kesini ga nanti?Jennie di rumah sakit. Kamu kesini, ya" lanjutnya.
Selang beberapa saat, sembari mengigit pelan bibir bagian bawahnya. Dijauhkan benda pipih tadi dari telinga kanannya. Hingga akhirnya memasukkan kembali telepon genggam itu kedalam tas.
Pandangan Yoo-Jung kembali pada sosok adiknya. Diraihlah tangan mini milik sang adik. Mengusapnya perlahan, berharap gadis kecil itu segera terbangun.
Hingga, beberapa detik berlalu, netra gadis itu kembali terpaku pada benda sebelumnya.
Ehmm, sebenarnya, itu sedikit tak memiliki kesan bermakna baginya. Namun, mungkin ini akan menjadi hal paling berharga bagi seseorang.
Ia menghela nafasnya lagi. Kemudian, dipejamkan kedua netra miliknya. Mencoba berfikir sejenak untuk tindakan apa yang akan dilakukan selepas ini.
Ingatannya kembali. Setelah menerima panggilan dari sang ayah sebelumnya. Gadis itu lantas segera pergi meninggalkan gedung sekolah. Hmm, ayah gadis itu berujar. Jika putri bungsunya masuk rumah sakit sekarang.
Kim Yoo-Jung berlari, selepas mendengarkan penuturan sang ayah, menggambil tas ransel miliknya dan berlalu pergi. Gadis itu bahkan lupa untuk meminta izin pada wali, jika ia akan meninggalkan sekolah segera.
Ah, sepertinya ia harus memikirkan alasan sopan, jika gurunya menanyainya nanti.
Mengingat Jennie.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] 1. The Ex || Na Jaemin
Ficção Adolescente❝Cerita ini ku tulis padanya dan tentangnya. Na Jaemin. Hei Na, terimakasih! Karenamu, aku mengerti bahagianya dicintai dan sakitnya ditinggalkan.❞