Melihat dia dari jauh saja rasanya sudah bahagia.
~Auryn Caroline~Terlihat seorang anak perempuan memakai seragam sekolah yang sedang berlari menuju Kantin sembari mengangkat rok warna merahnya itu sedikit ke atas. Rambutnya yang tidak di ikat dan dasi warna merahnya berkibar ke belakang. Auryn Caroline.
Dia berlari sepeti dikejar, Namun dia tersenyum lebar. Terlihat jelas dia belum mempunyai beban hidup, dia adalah seorang anak perempuan yang masih polos.
Dia berhenti di dekat tangga yang menuju ke bangunan atas sekolah. Dia memutuskan untuk bersembunyi di bawah tangga itu.
Simpel saja, Auryn ini tidak mau mengembalikan permen karet teman sebangkunya karena sudah habis. Jahil memang, sebenarnya dia juga hendak membelikan teman sebangkunya permen karet lagi ke kantin.
Dalam persembunyian itu, dia melihat seorang anak laki-laki yang sedang berdebat dengan anak perempuan yang rambutnya di kucir kuda, dia sangat terlihat tomboy. Tiffany. Mereka memperebutkan sesuatu di tangan mereka. Tidak hanya mereka yang ada di sana, namun ada beberapa anak lainnya di samping mereka.
Setelah Auryn mengamatinya dengan seksama, Auryn menyimpulkan bahwa mereka bukan berkelahi.
Terlihat sabuk taekwondo berwarna putih di tangan mereka. Mereka sedang memperebutkannya.
Auryn segera bangkit lalu menengahi mereka. "Hei!"
Suara Auryn mampu memecah keributan di antara keduanya. Mereka yang ada di samping pun menoleh ke arah Auryn.
"Sedang apa kalian?" Tanya Auryn sambil melipat tangannya di depan dada.
"Dia ingin memakai sabukku di hari pertama aku latihan Taekwondo." Adu Tiffany tanpa melepas genggamannya pada sabuk itu.
Auryn lalu memindahkan pandangannya ke arah seorang anak laki-laki berpakaian rapi yang tadi memperebutkan sabuk Taekwondo itu. Jackson Carlson.
"Kamu gak bawa sabuk Taekwondo?padahal kan ini hari pertama kalian latihan." Ucap Auryn dengan nada menginterogasi. Jackson pun menggeleng.
"Tidak usah merebut darinya, aku punya." Setelah Auryn memberi tahu Jackson, dia segera berbalik badan dan bergegas pergi ke kantin dengan tujuan awalnya.
"Percuma, sabuk itu nanti kamu pakai waktu latihan kan!" Teriak Jackson dari belakang.
Langkah Auryn terhenti dan dia menghembuskan nafas kasarnya lalu berbalik ke arah belakang menatap Jackson. "Nanti pembagian sabuk baru, minggu kemarin aku sudah ikut ujian kenaikan tingkat." Tanpa menunggu jawaban, Auryn segera berjalan menuju kantin.
Setelah Auryn memberitahunya, seorang anak laki-laki yang sedikit lebih tinggi dari Jackson dan berparas manis yang merupakan teman sekelas Jackson tercengang dan tidak sengaja mengucapkan, "Keren banget." Adrian Dirgantara.
Seketika semua mata tertuju padanya. "Ya keren kan, kita aja baru mau ikut latihan Taekwondo. Lah dia, tiba-tiba udah naik tingkat aja."
***
Ingatan itu muncul kembali saat Auryn membuka buku diarynya. Entah darimana lucunya, dia tersenyum tipis saat membaca satu halaman yang bercerita akan pertemuan antara dia dengan Jackson.
KAMU SEDANG MEMBACA
Halcyon
Roman pour AdolescentsJangan bilang kalau hidupmu tidak adil, semua sudah dapat porsi masing-masing dalam kehidupan ini. Jangan melulu melihat apa yang kamu inginkan, syukuri dan sadari apa yang kamu dapat. ~ Jackson Carlson~ Kisah ini sangat sederhana. Kehidupan s...